Part 8

35 7 0
                                    

"shhutt... nah lu cocoknya itu berada di sini cupu! Lu gak pantas ada di sekolah ini, daripada gw masih di sini mending gue pergi aja kali ya. Bye...."

Dengan perasaan yang tidak menentu, Ara berlari menghampiri Rosa, namun naas,  sebelum Ara menggapai tangan Rosa, Rosa sudah menutup dan mengunci pintu gudang sekolah tersebut. Tak ada yang difikirkan Ara selain cara yang bisa ia lakukan untuk keluar dari tempat yang gelap ini.

"Rosa.. Rosa.. Keluarkan aku dari sini, aku ta,, ta,, takut. Rosa hiks, keluarkan aku dari sini,, hiks, hiks." tangis yang ia tahan sejak tadi tidak bisa ia bendung lagi. Kini air matanya sudah membanjiri kedua pipi chubbi nya.

"Ros, Ros,, ke,, ke,, keluarkan aku..." Pusing yang saat ini dialami oleh Ara, tidak bisa ia tolak. Dengan memegang kepala dengan kedua tangannya, Ara berjalan mencari sebuah jendela yang mungkin berada di Gudang yang gelap ini.

Satu langkah,,,

Dua langkah,,,

Bugh... Ara seketika tak sadarkan diri, dengan penampilan yang kusut, bibir yang pucat, Ara pingsan di Gudang sekolahnya.

09.30 A.m

"Teng..teng..." bel istirahat berbunyi.
Riska yang sedari tadi menanti-nanti waktu istirahat, segera keluar dari kelas dan mencari sosok sahabatnya, Ara.

"Assalammualaikum teman-teman, apa kalian ada yang melihat Ara?" tanya Riska dengan harapan ada sebuah jawaban yang sangat dibutuhkannya saat ini.

"Gak Riska. Kami gak ngeliat tuh di mana Ara." jawab acuh teman-temannya.

"Oh, gak ya. Terimakasih, Assalammualaikum."

Perasaan Riska menjadi tidak enak. Fikirannya kalut, satu pertanyaan yang slalu berada difikirannya, Di manakah keberadaan Ara?

"Aduh, kamu itu di mana sih Ra, kamu gak tau apa Aku di sini nyariin kamu, Ya Allah, apa yang harus aku lakukan?" Belum sempat Riska melanjutkan langkah kakinya, seorang laki-laki datang menghampirinya. Dan...

"Assalammualaikum, kamu Riska kan?" tanya laki-laki tersebut.

"Eh, Waalaikumsalam, iya, afwan kamu siapa ya?" tanya Riska dengan sedikit rasa gugup karena harus berbicara dengan seorang laki-laki yang kira-kira baru kali ini ia bertemu.

"Perkenalkan, aku Muhammad Ardian, aku dari kelas 9 A. Aku anak baru di sini, dan wajar saja jika kamu belum tahu diriku."  jelas Ardian, begitulah nama panggilannya.

"Oh Ardian, ada apa ya?" tanya Riska dengan hati-hati. Ia masih merasa risih dengan keberadaan Ardian saat ini karena ini merupakan pertemuan pertamanya degan laki-laki yang mengaku sebagai anak atau murid baru di sekolahnya.

"Apakah kamu tau di mana Ara? Aku sudah mencarinya sedari tadi tapi tidak terlihat juga batang hidungnya" jelas Ardian dengan sedikit guraunya.

"Hmm,, sebenarnya aku juga masih mencari keberadaan Ara. Aku juga tidak melihatnya dari tadi pagi. Siapakah kamu? Hmm maksudku ada hubungan apa kamu dengan Ara?" tanya Riska dengan penasaran.

"Oh begitu. Aku teman dekatnya sejak kecil, hanya saja 2 tahun belakangan ini aku Sekolah di Jakarta karena urusan pekerjaan Ayahku. Dan saat ini aku ingin bertemu dengan teman lamaku." jelas Ardian dengan sedikit rasa kecewa karena Riska, yang Ia tahu sebagai teman dekatnya Ara tidak tahu di mana posisi Ara sekarang.

-----------------------------------------------------------

Assalammualaikum HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang