Ardian masih bingung dengan apa yang dilakukan dan dikatakan Ara. Hubungan persahabatanbyang telah mereka ukir bersama, serasa hancur-lebur ketika keadaan Ara yang sangat kacau dan memprihatinkan. Ardian memutuskan setelah ini, ia akan bertanya secara rinci apa yang dikatakan Dokter dan penyakit yang diderita Ara.
"A..Ara... Tenang, aku ada di sini, aku Ardian, sahabat lama mu, lihatlah aku, tataplah aku, aku di sini, bersamamu." . Air mata yang saat ini ia tahan tak bisa lagi ia bendung. Seperti air terjun yang turun dari bukit tanpa seizin siapapun selain Dia(Allah SWT).
"Ibu...Ibu...Ibu di mana? Riska kamu di mana...Ibu..." . Seketika Ara teriak histeris di dalam ruangannya tersebut. Riska tak bisa melakukan apa-apa selain mematung di dekat pintu, ia tidak akan mengganggu Ardian, sahabat lama Ara sekaligus sahabat barunya yang sedang melepas rindu. Namun hal itu harus ia hentikan dikarenakan teriakan Ara yang semakin lama histeris seperti orang depresi, belum ada yang tahu tentang penyakitnya selain ke-dua arang tua Ara dan Dokter Linda.
"Dokter.. Dokter... Ibu..." Riska berteriak memanggil Dokter Linda dan Ibu Ara agar segera kembali ke ruangan Ara.
"Permisi.. Mohon untuk semuanya, harap dapat keluar dari ruangan ini sekarang juga." jelas Dokter Linda dan beberapa suster lainnya. Namun semua penjelasan tersebut di bantah oleh Ardian yang tetap ingin menemani Ara.
"Tidak Dokter! Saya akan tetap di sini bersama sahabat saya! Saya tidak akan meninggalkannya dalam kondisinya seperti apapun!!!" Ardian merasa bahwa dirinya sangat dibutuhkan Ara saat ini, namun Dokter berkata lain.
"Suster, tolong tangani dia!!!" perintah Dokter Linda tanpa bantahan.
"Baik Dokter." dengan cekatan, suster pun mendorong tubuh Ardian menuju keluar ruangan.
"Stop Sus!, biar saya saja yang akan membujuknya untuk keluar." jelas Ayah Ara.
"Nak Ardian, ayo kita keluar dulu, kasihan jika Ara tidak ditangani terlebih dahulu, ini akan berdampak buruk pada jiwa dan batinnya." . Ardian merasa ada yang janggal dengan perkataan tersebut, namun seketika, Ia kembali ke dunianya dan bertanya,
"Apa maksud perkataan Ayah?" ya, memang Ardian sudah menganggap kedua orang tua Ara seperti kedua orang tuanya sendiri, maka dari itu ia sudah tidak janggal dengan panggilannya kepada kedua orang tua Ara dengan panggilan Ayah dan Ibu.
"Mari ikut Ayah..."
-Di Taman Rumah Sakit-
"Ayah katakan apa yang di maksud Ayah dengan kondisi Ara? Jawab Ayah.."
"Huhft... Nak Ardian, Dokter memberitahukan bahwa Ara mengalami depresi ringan, yang disebabkan oleh derita batin yang selama ini Ara terima dari teman-temannya. Selama ini, Ara menjadi penakut, manja, dan egois, hal itulah yang memacu teman-temannya untuk selalu membullyinya hingga saat ini. Dokter berkata bahwa Ara harus di bawa dan ditangani lebih lanjut oleh Dokter Psikologi, untuk menghilangkan segala katakutannya dan menghilangkan depresinya. Dokter menyarankan untuk sementara waktu, Ara tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan teman-temannya, hanya sahabat atau teman dekatnya saja yang diperbolehkan untuk bertemu dan berbicara dengan Ara." , menurut Ayah Ara, hal ini perlu ia bicarakan dengan sahabatnya dikarenakan hanya sahabat Ara saja yang selama ini dekat dengan Ara.
"Astaghfirullahhal'adzim... Ayah tidak berbohong kan? Ara tidak mungkin mengalami depresi, Ara adalah sosok yang kuat, Dokter Linda pasti salahkan Ayah..? Katakan bahwa kenyataan itu salah Ayah! Katakan!" Ardian tidak bisa mengendalikan emosinya, keadaannya sangat kacau saat ini, ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang melewati Taman Rumah Sakit tersebut, yang sangat ia khawatirkan adalah keadaan Ara yang sangat memprihatinkan.
"Istighfar Ardian! Istighfar!! Kenyataan tidak bisa mengubah keadaan, semua yang dialami Ara harus kita terima dengan ikhlas, hanya usaha dan doa yang bisa kita semua lakukan, untuk saat ini, kamu harus bersabar, jangan memaksakan keinginanmu untuk bertemu Ara, kasihan dia." Ayah terkejut dengan reaksi Ardian atas penjelasannya, namun semua itu harus ia beritahukan demi Ara dan Ardian.
-----------------------------------------------------------
Assalammualaikum.wr.wb.
Ada yang merasa janggal gak dengan kalimat terakhir? Kalau mau dapat jawabannya, ikutin cerita ini sampai Ara dan Ardian dewasa ya Akhi dan Ukhty...
Wassalammualaikum.wr.wb.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalammualaikum Hijrah
Fiksi RemajaMutiara Dayra Ningrum, wanita remaja yang lemah iman dan penakut menjadi wanita pemberani, tangguh, dan penyabar. Yang mencoba untuk kuat dan tabah melalui segala cobaan dan ejekan terhadap dirinya.