pertemuan

54 3 0
                                    

       Ujian naik kelas sebentar lagi akan dimulai, aku tidak sabar untuk libur panjang, sepertinya aku akan menghabis kan waktu di warnet kalo nggak di ps. Mungkin juga bisa menambah skill bela diri,tapi jika aku ketahuan mama, bisa gawat.

      Mama sangat tidak suka kalo aku mengikuti kelas bela diri, dia menyuruhku mengikuti kelas kecantikan atau memasak. Sebenarnya dua-duanya bukan pilihan melainkan beban bagi ku, karna terpaksa aku harus mengambil kelas memasak, itulah yang menyebabkan ku sering bolos dan jarang masuk kelas, membosankan dan menjijikan. Andai mama mengerti dengan putri satu-satu nya ini. Mungkin tidak seperti ini nasib ku. Mengharapkan pengertian dari mama itu mustahil untuk ku gapai. Karna dari kecil, aku selalu dipaksa memakai warna pink dan dibelikan boneka berbie. Padahal aku mengiginkan mainan bola dan robot- robotan. Mama itu menyebalkan sekali, membuat keadaan ku semakin membingungkan.

Hari ini sangat panas, dan waktu yang seperti inilah yang menyebabkan ku malas bahkan membosankan berasa di kelas. Sepertinya ini  waktu yang tepat untuk bolos pelajaran ke 3,  rio adalah sahabat baik ku,dia juga anggota geng kami, dia yg sering membantu untuk melompat pagar,  doni adalah murid teladan yang yang baru-baru ini memenangkan debat bahasa inggris tingkat provinsi, dia yang jadi bahan penyempurnaan adonan bolos Kali ini. Sepertinya aku ingin kewarnet belakang sekolah dan nongkrong bersama geng jabrik sebab aku adalah ketua geng. Bagiku dunia seperti itu lah yg menyenangkan.

Tak..tak..takk....
Tak..tak...takk.takk....
langkah kaki rio dan doni mengikuti langkah kaki ku dari belakang. Sebenarnya aku tidak ingin menjahili doni, sebab aku hanya membutuhkan dia sebagai alasan jika nanti ketahuan oleh guru. Melihat langkah kakinya yang gemetar membuatku tidak enak hati, tapi bagaimana lagi ini kontrak antara kami yang menguntungkan. Jika doni membantuku selama sebulan melompat pagar dan memanjat dia tidak akan diganggu oleh geng jabrik, jika dia menolak. Dia akan mendapatkan penderitaan selama sebulan tanpa ada yg mengasihaninya. Karna itulahan geng jabrik me-random anak-anak yang pintar,ntuk dijadikan alat bantu atau candangan senjata.

rio pun memandang kepada ku sambil memberi isyarat mata untuk segera memanjat
"Jessy cepatlah " pintanya

"Oke oke, nantik lo nyusul gue ya. oi don liat guru lewat yaa"

Dengan nada sedikit gugup doni menjawab
" ii.iya je..jesy cepat lah"

" takut baget sih lo ncong, tinggal jawab iya aja susah "
sahut rio sambil ketawa girang tanpa sadar suaranya mengundang orang aneh yang melihat kami ber tiga.

" oi rio, lo mau ku cincang jadi daging. Bikin gagal rencana,  nanti ada yang dengar suara lo brengsek "

dengan sedikit kesal aku memandang rio yang bahkan tidak menyadari kesalahan nya.

" santai dong jess, gk bakalan ada yg dengar, kalaupum ada siapa yang berani ngadu atau negur kita. Ahahah "

" yaa walaupun begitu, hati-hati juga lo. "

"Ini lagi hat.." dan pembicaraan rio dipotong oleh orang yg baru saja aku lihat batang hidungnya.

"Kalian  ber tiga ngapain disana!"
sahut seseorang yg keluar dari kamar mandi, sambil melangkah ke arah kami,  dia seorang laki-laki yang berbadan tinggi dan berkulit putih dari warna kulit ku.

Aku, rio dan doni terdiam sambil memandang nya dengan penuh  keheranan, Bukan karna kami takut  sudah ketahuan. tapi Biasanya tidak ada yang pernah menghentikan dan bertanya kepada seorang jessy si ketua jambrik. Inilah yang membuatku tercengang. Bahkan doni siswa ter culun di sekolah ini sampai tidak bisa mengedipkan matanya. meskipun ada siswa sekolah ini yang melihat atau mendengar dia pasti bakalan pergi lalu menghindar pelan-pelan .  Tapi Baru kali ini ada yang bertanya kepada ku tentang apa yg ingin aku lakukan. Wah Menarik sekali hari ini ,tapi sepertinya dengan gaya seperti ini membuat tangan rio geli. Sudah aku pastikan darah nya tengah mendidih, sebelum terjadi pertumpahan darah lebih baik aku menyantaikan keadaan. Lalu aku mencoba menegahkan keadaan dengan melangkah ke depan rio sambil berhenti dihadapan manusia aneh ini. Wah posisi ku sedikit mengekikan, aku berada di tegah laki-laki yang penuh dengan hawa membunuh

" oi makhluk astral , lo nanya kami ngapain?? Cih.... Lo gk tau gue siapa"
tanya ku sambil menatap muka belagu yang dia pasang.

" gak tau sih, gimana kalo kita kenalan dulu, namaku randi"
mengulurkan tangan nya sembari memberikan senyuman ke pada ku.

" cih... besar  juga nyali lo ya, lo mau di belakang sekolah atau disini "
dengan sedikit kesal aku ingin merontokan giginya.

" maksudnya kamu ingin kenalan dibelakang sekolah? Ahaha... aku suka cewek jujur kayak kamu jessy si ketua jabrik"
sembari mengedipkan mata dan senyum kecut yang menjijkkan. Tetapi rio tidak bisa menahan emosi nya lagi, dan mengangkat krah baju si cowok tengil dan menghantam wajah tampanya randi si mahkluk astral.

" Berhenti rio "
sahut ku seketika

"Jess kalo lo bilang lanjutin, udah gue hancur muka bajingan ini"

" udahlah rio, sepertinya gue sendiri yang akan menghancurkan muka manis itu. Gue ingin melihat seberapa besar nyali nya. lepaskan dia rio"
Meskipun sulit menormalkan kepalan tangan itu, rio menghargai apa yang aku katanya. Dengan penuh kekesalan rio melepaskan gegaman nya dan berkata  sambil tersenyum kecut

" maaf ya bro kayaknya tangan gue sedikit geli, dan jessy jangan buat kesalahan lalu beri ampun meskipun sedikit ya" dan beranjak pergi membawa doni sambil menarik dasinya, seperti binatang peliharaan, begitulah rio anak yang tidak memiliki attitude tapi menyegani seorang jessy seperti ku

Aku penasaran dengan laki-laki ini seperti nya dia anak baru, jika dia sudah lama disini mungkin tidak seperti ini reaksi nya, ketika rio ingin menyudutkan kan nya dan mengangkat krah bajunya. Sambil bertanya-tanya didalam hati

Perlahan dia mendekat dan melangkah kehadapan ku, seperti orang yg tidak takut akan aku. Dan aku pun mencoba tenang untuk menahan emosi yang rasanya mendidih  di atas kepala. Sambil tersenyum kelu aku menarik dasi dan merapikan nya seolah baik padahal darah ku ingin membunuhnya

" kamu sepertinya anak baru, namaku jessy, kelas 2 E kalo kamu butuh sesuatu cari aku aja, tapi sebelum kamu mencari ku, sedetik sebelum itu aku sudah menghabisi mu "
raut wajahny langsung datar, seolah dia takut dengan perkataan ku.

" oh kamu jessy itu, ternyata tidak seburuk yang aku dengar, kamu wanita yang manis " ternyata tidak, malahan dia merespon diluar dugaan ku.sambil kaget aku pun hanya bisa melontar kan kata...

" apa "
seakan darahku mendidih dan ingin menghajar muka yang berani dilihatkan nya ini.

" namaku randika pratama, aku cucunya kepala sekolah. Kamu beruntung nenek ku tidak tau kamu semanis ini. Dia hanya tau kamu cewek yang sedikit tomboy "

" kamu jagan main-main dengan ku. Kalau sam.." dia pun langsung memotong pembicaraan ku

" geng jambrik bakalan menghabisi ku kan? Aku tau kok jess. Tapi sayang nya aku tidak takut. Karna kamu lebih manarik dari semua cewek disini "

" brengsek lo main main dengan gue, bedebah"

" kamu boleh bilang aku brengsek asal jagan panggil lo gue, aku gk nyaman jess "

" terserah "
Sial, ternyata dia cucu nya kepala sekolah. Dia bisa jadi ancaman bagi geng jambrik. Tapi caranya bicara dan berprilaku kepadaku semakin membuat ku kesal, seakan darahku mendidih dan ingin membanting tulang punggung nya ke lantai. Tapi untung saja sabar ku berfungsi dan akal sehat ku berjalan.

" oke nama mu randi kan, sepertinya mulai sekarang aku  juga tertarik dengan mu cowok brengsek "
dan beranjak pergi meninggalkan nya. Tanpa ekspresi wajah apapun.

Randi pratama seorang cucu kepala sekolah, sepertinya dia berbahaya untuk geng jabrik, bisa bisa keberadaan nya membuat geng ini ketahuan oleh pihak sekolah. Semakin aku memikirkan semakin aku mengigat muka yang menyebalkan itu, Dasar hari yang sial.

JoseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang