permulaan

14 1 0
                                    

              Randi telah berubah !
Akan kah yang berlalu itu menjadi bukti sebuah  perubahan?

       Harapan untuk hari esok, ketika membuka mata di pagi hari, aku ingin bernafas lancar dan berjalan lega, walaupun harus melihat wajah randi, yang aku harapkan dia tidak mendidihkan darah ku, dan membuat  tangan rio geli untuk mematahkan bagian tubuhmu atau bahkan menganggu keberadaan geng jabrik . Itulah harapanku yang semoga terkabulkan oleh randi! semoga anak itu tidak mencari masalah, yang melampaui batasan nya sendiri.

Aku akan belajar menerima kenyataan, bahwa dia kembali lagi, aku akan belajar melupakan segalanya baik yang dia lakukan kemarin siang, atau beberapa tahun yang silam. Dan semoga saja randi juga bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak jessy yang kecil lagi. Aku tumbuh besar dengan rasa kesepian serta kecewa yang pernah dia tinggalkan.

"Ma...jeje berangkat dulumaa....bye bye mommy I love u"
sambil berlari meninggalkan meja makan dan mengambil sepotong roti yang sudah disiap kan mama.

" aduh anak ini, habiskan sarapan nya dulu, baru ngomong, hati-hati kesekolah nak, oh iya nanti mama pulang telat jangan lama-lama diluar, kalo udah pulang sekolah langsung pulang je"
teriak mama kepada ku.

" iyaa maa"
sahut ku seketika.

Perlahan aku melangkah dan berharap untuk  tidak melihat wajah randi lagi. Namun......

"Dorrrrrrrrrr"

teriakan dari arah belakang yang mengaget kan  ku. Siapa lagi kalo bukan randi, tidak bisa dipungkiri dia adalah tetangga ku, mau tidak mau aku harus menerima kenyataan kalau pergi dan pulang sekolah muka nya akan selalu ku lihat dengan mata sebab kami pasti  searah.

Argh,, harapan ku pupus seperti pasir di tepi pantai yang terseret ombak.
Sambil menoleh kearah nya dengan mengisyaratkan muka tidak baikku, agar dia mengerti bahwa aku tidak menyukai tingkah sok akrab nya, seakan yang dia lakukan tidak sesuai dengan keadaan kami saat ini.

" Apaan sih lo, gak lucu sumpah "

sambil melangkah lebih cepat dari sampingnya.

" sis...ehh jessy jutek kali wajahnya, baru dimanarin bunda ya "

Seketika langkah ku terhenti!!

" dengar ya randi atau apalah nama lo itu, jangan sok akrab dengan ku, okey!! aku nggak mau bicara atau melihat mu.memikirkan nya saja sudah membuat ku muak"

" gpp  kalo jessy tidak mau memikirkan aku lagi, yang jelas mulai detik ini kamu akan memulai start untuk mengigatku tanpa berhenti "

tersenyum manis seakan yang dia katakan itu hal biasa! padahal itu suatu yang menjijikan untuk ku dengar.

" ck, bekal percaya dirimu itu membuat ku semakin geli bedebah brengsekkkk "

berteriak di dihadapanya, sontak membuat randi terhenti tersenyum. Hingga pergi meninggalkan ku seperti orang yang tengah ketakutan, bagaimana tidak, agi-lagi anak itu membuat ku untuk  mendidihkan darah dan meledakan nya seperti bom.

Arghhhhh sialan laki-laki itu memang membuatku gila, bisa-bisanya dia berbicara seakan tidak memikirkan apa yang dia katakan. Dasar sialan jika tidak karna anak buk yan serta anak rekan kerja papa, sudah ku jadikan sate tubuh yang di pamerkan nya ke para topeng monyet di sekolah.

Randi memang sudah berubah, tidak seperti didi yang bermain dengan ku dulu, dia sudah menjadi laki-laki dewasa yang cukup lumayan di kalangan topeng monyet di sekolah, maksud ku para wanita yang suka mendompol wajah dan memberi warna bibir itu.

JoseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang