gangguan

26 1 0
                                    

Canggung sekali kalo aku harus meminta maaf setelah ngebentak dia. Arghh semakin dipikirkan semakin rumit, dan semoga saja rio memaklumi diriku yang bodoh ini. Lagian aku tau rio tidak akan membenci ku hanya saja dia tidak ingin menyapa sementara waktu setelah kekesalan nya pulih dia akan baik lagi dan kami akan seperti semula. ini bukan yang pertama kali nya kami berdebat dan berbeda pendapat. Mungkin ini yang ke sekian kali, sampai aku lupa urutan ke berapa.

Kenapa akir-akir ini telingga ku agak sedikit sakit, bahkan mencerna perkataan mereka yang berbicara dibelakang ku sedikit sulit. bagaimana tidak seluruh isi sekolah berbicara tentang randi, cucu kepala sekolah yang ganteng. Membuat ku ingin berteriak dan memaki saja, padahal kalo aku perlihatkan foto randi waktu kecil mungkin mereka menyesal menyebut nya ganteng. Haha, untung saja aku tidak seperti para wanita pendompol muka itu. Yang tergila-gila dengan laki-laki populer. Aku merasa kasihan dengan  mereka yang tergila-gila dengan seseorang laki-laki, sampai mengetahui segala hal tentang dia bahkan mengaguminya seperti seorang pangeran sedangkan keberadaan mereka saja tidak di akui bahkan yang dikagumi tidak menyadari. Seperti sebuah debu yang tak terlihat tapi mengotorkan yang di ingapinya. Hahaha sangat menyedihkan, rasanya aku ingin menangis melihat mereka sambil ketawa ngakak menyaksikan nya. Untung saja sedikit pun dalam darah ku tidak memiliki hal seperti itu. Memuja laki-laki? not in my life dictionary !!

"Jessy"

Seseorang meneriaki nama ku, tapi aku tidak asing dengan suara nya, sambil celangak celinguk ternyata randi, dasar brengsek kenapa harus meneriaki nama ku disaat fans cabe-cabean nya sedang ada didekat nya bahkan bisa dibilang sangat banyak. Oh tuhan aku merasa hawa membunuh disekitar ku, seakan tatapan mereka menerkam ku hidup-hidup. dan aku seperti melihat mata tajam yang menjadi bibit-bibit masalah. Dasar laki-laki brengsek kenapa harus sok akrab dengan ku. Membuat hidup ku yang setengah berantakan jadi hancur lebur. Sebaikan aku bersikap seolah-olah tidak mendengarkan dan bergegas kabur semoga saja tidak ada yang menghiraukan, dan mengagap hal itu seperti angin lalu. SEMOGA!!

"Jessy tunggu aku"

mengegam tangan ku hingga langkah kaki ku terhenti karna pria bodoh ini. Rasanya aku ingin meledakan bom dihadapan dan mengubur bajingan sialan hidup-hidup. Sambil berbisik pelan-pelan aku mengatakan ke brengsek ini dengan penuh ke geraman.

" lo mau cari mati dengan gue, lo liat gadis cabe-cabean lo ngeliatin gue seakan mau ngebunuh. lepasin tangan gue"

sambil mengisyaratkan gerakan mata tajam

" jes bantuin aku dong, aku malas ditanya-tanya aku mau pulang. Lagian kita searah kan."
Permintaan randi.

"Nggak!! Gue gk mau pulang sama lo, lepasin gue brengsek"

" nggak mau, kalo kamu gak mau bantuin aku, aku  gak mau ngelepasin kamu. Biarin aja mereka ngeliat kita, toh nanti aku akan bilang kamu dulu suka main sama aku, sampai-sampai gak mau pulang kerumah, dan pernah nangis waktu papa kamu misahin kita, dan nge jewer telingga mu sampai merah "

sambil tersenyum seolah dia mengoda ku, sekaligus mengejek. Laki-laki ini berubahnya drastis sekali, sampai aku tidak bisa berkata apa-apa untuk melawanya. kalo tidak di lingkungan sekolah dan banyak nya mata yang memandang, sudah aku patahkan tangan yang lancang mengengam ku ini. Mau tidak mau sepertinya aku harus pergi dari sini. Dibanding semakin banyak nya yang melihat, dan jagan sampai ada gosip tentang hal konyol ini hingga  membuat geng jabrik salah paham bahkan rio. Bisa-bisa randi memang hancur ditangan mereka.

Sambil berjalan cepat aku menuntun randi mengikuti langkah ku, aku mencari gang sempit disekitar sini untuk arah pulang kami, agar tidak bertemu banyak orang. Jika ada yang melihat bisa gawat, karna pasti akan terjadi gosip. Apalagi sekolah ku dipenuhi tukang gosip semua. Hingga aku tidak sadar bahwa randi belum melepaskan gengaman nya.

" ehh den randi udah pulang (sapa bi inah sambil tersenyum ke kamimanis sekali den sampai bibik pingin  kemasa muda lagi, ngeliat kalian berdua mengalihkan dunia bibik"

dengan raut wajah yang terbinar-binar bi inah menatap kami. bahkan jika di ibaratkan seakan love love  keluar dari mata bi inah.

" apaan sih bik, ngomong ngaur " sahut ku seketika

" ehh non jessy, gak usah malu atuh, bibik juga pernah muda non, makasih udah nganterin den randi pulang walaupun kebalik..(hehehe)  tapi satu hal yang bibik pengen mau tanya"
( sambil tersenyum-senyum melihat ke arahku)

"Nanya apa bik, jessy mau pulang ni"

" non, gendengan tangan nya kapan dilepasin?? Bibik jadi malu liatin nya"

" Apaaaaaaaaa"

teriak ku yang membuat bi inah terdiam  lalu aku melepaskan paksa gengaman randi, tapi randi tertawa lepas seolah sedang mengejek ku. Dasar brengsek ini. Seketika pipiku memerah, kenapa aku ngerasa gak sadar kalo dari tadi gengaman ini belum dilepas randi. Jantung ku bergetar dan membuat ku sesak, kenapa aku jadi salah tingkah seolah aku tidak bisa berfikir jernih untuk melontar kata lagi.

" lo jagan cari kesempatan ya brengsek "
(menunjuk randi yang tidak mengentikan tawanya itu ) " dengar yaa sekali lagi lo gk sopan nyentuh gue, betulan gue patahkan tubuh lo "

Bi inah tercengang dan melirik ke arah ku, seakan love love yang keluar dari matanya patah terberai-berai.

"Non jessy jagan marahi den randi, bibik jadi patah hati liat kalian bertengkar. Yang namanya hubungan pasti punya masalah non, jadi selesaikan baik-baik jagan sampai putus ya non"

sambil menepuk pundak seolah dia meyakini antara aku dan randi ada hubungan. Bi inah pun beranjak pergi dan meninggalkan kami. Tapi laki-laki sialan ini membuat ku muak saja, jika lama-lama aku di sini semakin membuat ku ingin mematahkan seluruh tubuhkan dan menguburnya hidup-hidup. BRENGSEK!!

" heiii lo dengar ya laki-laki brengsek, jagan mikirin yang aneh-aneh oke! Gue gak sadar aja tanggan lo masih masih genggam tangan  gue, kalo gue sadar udah gue remukin seluruh tubuh lo"

menghela nafas sambil mengalihkan pandangan mata

" hmm jess, aku tau kok kamu gak sadar, tapi aku sadar!! Mungkin karna kamu terlalu fokus mikirin jalan pintas. It's oke !something very nice. Kamu tau nggak kalo kamu itu manis saat marah dan kebinggungan, bahkan aku saja tidak bisa berpaling melihat tinggah mu. yang aku suka dari diri mu itu adalah Spontanitas!!"

Deg..

Deggg.....

Deggggg......

" hei jess aku dengar suara jantung kamu, hentikan lah" (godaan randi kepadaku)

sambil meraih tangan ku dan tersenyum dia menatap seoalah isyarat nya membuat ku semakin tidak mengontrol diri. Kali ini bukan senyuman biasa,  tapi senyuman  yang berbeda hingga membuat ku tidak bisa mengedipkan mata. Ini senyuman pertama yang lain dari sebelum nya  bahkan membuat ku tidak sadarakan diri dalam beberapa detik.

" dasar brengsek, lo pikir lo siapa menyentuh gue se enak nya, jaa..ngan lo samain gue dengan cabe-cabean lo " (arghh gue ngomong apa sih, dasar jessy bego)

Lalu aku melepaskan tangan nya dan beranjak pergi dari rumah randi, oh tuhan apa ini?? Aku tidak nyaman dengan rasa ini, aku tidak bisa lupa dengan senyuman randi, bahkan sampai detik ini jantung ku berdetak seakan tidak bisa berhenti. Kenapa dengan bocah sialan itu, tiba-tiba dia berubah menjadi laki-laki playboy. Dasar sialan, apa ini yang dipelajari anak itu setelah meninggalkan ku waktu itu. Pelajaran macam apa yang membuat nya jadi laki-laki pecinta. Dia ahli sekali menebar pesona nya, dia mau mengoda ku yaa? Arhh aku tidak akan pernah terpancing dengan muka nya. Palingan di mengoperasi mukanya. Ahh tidak mungkin! sial aku tidak bisa berfikir jernih.

JoseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang