Jungkook tersenyum ramah di akhir kalimatnya sembari menatap satu per satu anak manusia yang duduk di hadapannya. Ia baru saja selesai memperkenalkan dirinya di depan siswa-siswi tingkat dua yang akan menjadi teman barunya itu.
"Kalau begitu Jungkook, silahkan duduk di bangku kosong samping gadis bernama Hunri yang duduk sendiri di sana," tunjuk Tuan Cho pada meja paling belakang di sudut kelas.
Jungkook pun membungkukkan badannya sembilan puluh derajat, lalu kembali menegakkan punggungnya dan berjalan mendekati meja yang ditunjuk oleh Tuan Cho. Di sana, terdapat seorang gadis cantik tengah duduk tanpa memperdulikan sekitar—hanyut dalam buku bacaannya.
Jungkook menatap gadis itu sembari tersenyum, walaupun sang gadis tak melihat ke arahnya.
Setelah sampai Jungkook pun duduk di bangku yang hanya satu-satunya kosong di kelas itu, lalu membuka tasnya. Ia mengambil sebuah buku tulis—yang memang hanya benda itu yang ada di dalam tasnya—lalu meletakkannya di atas meja, kemudian ia menggantungkan tasnya yang kosong itu pada sangkutan yang terdapat di sisi meja.
Jungkook memandang lurus ke depan, mencoba memperhatikan Tuan Cho yang sedang menjelaskan materi di depan sana, walaupun harum khas susu menusuk rongga hidungnya membuat pikirannya melayang pada gadis yang mungkin baru menyadari kehadirannya di sisi gadis itu.
"Kau—siapa?"
Jungkook lantas menoleh saat mendengar suara dari gadis itu, lalu tersenyum, "Aku siswa baru di sini. Senang bertemu denganmu, aku Jeon Jungkook."
"Kau Park Hunri, benar?" tanya Jungkook pula.
Hunri terdiam sesaat, "Dari mana kau tahu?"
Jungkook melirik buku yang ada di atas meja selain buku miliknya, "Tadi aku tidak sengaja melihat buku tulismu."
Hunri pun ikut melihat ke arah buku tulisnya yang memang tertulis namanya pada sampul buku tersebut, lalu mengucapkan 'Ooh' dalam hati.
"Ah, kau memiliki dua pena? Maksudku, aku ingin meminjam satu jika kau punya," ujar Jungkook sambil menatap obsidian coklat gelap milik Hunri.
Hunri menelan ludahnya. Mengapa ia harus mendapat tatapan seperti itu?
"A-aku punya," jawab Hunri, lalu gadis itu mengambil sebuah pena dari dalam tasnya dan menyodorkannya pada Jungkook, "Ini."
Jungkook tersenyum menatap pena pemberian Hunri dan mengambilnya, "Terima kasih."
°°°
Hunri membuat lipatan halus pada dahinya saat membaca soal yang tercetak rapi di selembar kertas HVS di tangannya. Perlahan ia meneguk air liurnya dengan susah payah.
Bagaimana ini? Matematika bukan ahlinya sama sekali!
Tadi, tiba-tiba saja Tuan Cho mengadakan ulangan harian yang membuat sebagian besar murid merasakan jantung mereka bermasalah. Berdetak lebih cepat, misalnya.
Dan tentu saja rasa jantung yang sepertinya bermasalah itu juga dirasakan oleh Hunri yang sangat-sangat tidak menyukai pelajaran Matematika dan amat buruk di pelajaran tersebut. Bukan apa-apa, ia tidak menyukai Matematika karena ia telah lelah memahami isi dari materi pelajaran tersebut, tetapi tidak satupun dari yang ia pelajari itu dapat ia pahami dengan benar. Jadi, Hunri memilih untuk menyerah saja dengan tidak begitu memperdulikan lagi pelajaran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Arrival ✔
FanfictionJeon Jungkook adalah siswa baru di kelas Hunri. Umur pemuda itu sebenarnya sudah mencapai dua puluh empat tahun, tetapi ia memalsukan identitasnya demi menjalankan aksinya. Park Hunri sendiri ialah teman semeja Jungkook, serta orang yang membuat Jun...