4 : Feel Each Other?

5.7K 613 33
                                    

Hunri keluar dari kamarnya dengan mengenakan baju kaus oversize berwarna coklat muda yang panjangnya dapat menutupi celana pendek berwarna hitam yang gadis itu gunakan sebagai bawahan. Hunri baru saja selesai membersihkan tubuhnya setelah pulang dari kegiatan rutinnya di setiap pagi hari libur, yaitu jogging. Ia sangat menyukai hal-hal yang berbau olahraga dan itu terbukti dengan tubuhnya yang terlihat ideal sekali.

Hunri melangkahkan kakinya ke arah dapur setelah sebelumnya ia melirik ke arah jam dinding. Pukul delapan kurang sepuluh menit.

Hunri segera membuat sarapan untuk dirinya. Tidak ingin yang berat-berat, hanya selembar roti yang dioles selai kacang kesukaannya dan setengah gelas susu putih tawar. Hunri pun siap untuk menyantap sarapannya di pagi itu, sampai akhirnya bel rumahnya berbunyi.

Hunri mengerutkan keningnya, siapa yang datang di pagi hari seperti ini? Tidak biasanya.

Hunri meletakkan roti yang baru ia habiskan setengah itu di atas piringnya dan melangkah mendekati interkom. Ia melihat di layar persegi tersebut bahwa ada seorang lelaki memakai sweater rajut berwarna biru tua sedang berdiri di depan pagar rumahnya. Dan alangkah terkejutnya Hunri saat menyadari bahwa lelaki itu adalah Jungkook—siswa baru di sekolahnya yang kemarin resmi menjadi murid di kelasnya.

Hunri membulatkan kedua matanya dan mengalihkan pandangannya dari layar interkom sembari berpikir bagaimana bisa lelaki itu tahu alamat rumahnya.

"Hei! Kau tidak berniat untuk membukakan pintunya atau biarkan aku masuk?"

Suara Jungkook membuyarkan pikiran Hunri dan membuat gadis itu tergagap.

"E—euh, sebentar. Aku akan keluar," balas Hunri, lalu gadis itu melangkah menuju luar rumahnya.

Pintu pagar berwarna hijau yang menjulang tinggi itupun sedikit terbuka, menampakkan wujud Hunri di celahnya.

"Jungkook! Dari mana kau dapatkan alamat rumahku? Siapa yang memberi tahunya? Jangan bilang kalau kau sengaja bertanya pada guru untuk hal ini?" tanya Hunri yang berdiri di antara celah pagar.

"Kau tidak ingin aku masuk dulu?" tanya Jungkook pula.

"Tidak. Jawab pertanyaanku," potong Hunri cepat.

"Kau ini hobi sekali, ya, berkata 'tidak'?" Jungkook memutar kedua bola matanya malas, lalu kembali mengarahkan matanya menatap Hunri, "Aku tidak bertanya pada guru untuk hal ini. Aku hanya bertanya pada sekretaris kelas kita."

"Dan aku baru tahu jika Lisa adalah sekretarisnya," lanjutnya.

Hunri mengangkat kedua alisnya, "Benarkah? Aku juga baru tahu sekarang."

Alis Jungkook naik sebelah saat mendengar pernyataan Hunri barusan, namun ia memilih untuk mengedikkan bahunya tidak peduli. "Jadi, bagaimana? Boleh aku masuk?"

"Tidak. Untuk apa kau masuk?" tanya Hunri sembari melempar tatapan tidak sukanya.

Jungkook menghela napasnya sejenak, lalu menatap Hunri dengan sabar, "Aku sudah mengatakannya kemarin dan—"

"Mengatakan apa?" tanya Hunri memotong kalimat Jungkook.

"Akan mengajarimu Matematika."

His Arrival ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang