10 : Want To Protect

4.2K 446 24
                                    

Jungkook memarkirkan mobilnya di lantai basement gedung apartemen. Lelaki itu belum mematikan mesin mobilnya dan memilih untuk berdiam sejenak di bangkunya. Kedua obsidian hitam legamnya menatap kosong ke arah depan sembari kepalanya bekerja mengulangi kejadian yang baru saja dilewatinya beberapa jam yang lalu. Dimulai dari Taehyung yang melihatnya keluar dari minimarket dua puluh empat jam, lalu mengejarnya sampai mencegat mobilnya di jalanan sepi. Entah sudah berapa kali Jungkook mengatakan jika kehadiran Taehyung cukup untuk membuatnya terkejut.

Dan memang Taehyung itu penuh dengan kejutan. Lihat saja, bagaimana bisa lelaki itu tahu jika Jungkook tengah mendapati target seorang gadis? Bukannya itu sebuah rahasia antara klien dan sang pembunuh?

Sudah pasti Taehyung mencari tahu segalanya tentang Hunri yang notabene-nya adalah target Jungkook untuk membalas dendamnya. Mungkin. Tapi Jungkook rasa dendam Taehyung tidak akan terbalas, karena Hunri bukan siapa-siapa baginya dan kehilangan Hunri tidak akan membuat Jungkook merasakan apapun.

Dan lagi, Taehyung sengaja mengutus mata-mata di sekolah tempat ia menyamar? Hm, ternyata lelaki itu sangat gigih dan benar-benar ingin membalas kemarahannya.

Sekarang, yang perlu Jungkook lakukan ialah segera menuntaskan penyamarannya dengan cara menyelesaikan tugasnya yang sudah didesak oleh kliennya tersebut. Lelaki itu tidak mau jika Taehyung yang membunuh Hunri, karena Hunri adalah targetnya—urusannya—dan ia akan mendapat bayaran yang lumayan jika berhasil membuat gadis itu meregang nyawa lewat ujung pelurunya.

Jungkook tidak mau Taehyung membunuh Hunri, karena gadis itu adalah targetnya. Atau—alasan sebenarnya bukan karena Hunri targetnya, akan tetapi

ia ingin melindungi gadis itu dari ancaman, walau sebenarnya dirinya sendiri lah yang menjadi ancaman terbesar gadis itu.

Jungkook tersenyum kecil. Ia jadi teringat lagi akan ucapan bodohnya beberapa waktu yang lalu.

"Jika kau merasa terancam, maka aku bisa merasakannya dan langsung berlari untuk menolongmu dari ancaman tersebut."

Jungkook menggerakkan tangannya menyentuh kaca dan melihat pipinya yang sudah diplester oleh Hunri. "Mengapa aku merasa harus melindungimu, Hunri?"

°°°

Hunri melangkahkan kakinya dengan cepat menuju rak sepatu yang berada di samping pintu rumahnya. Gadis itu hampir telat berangkat ke sekolah, karena ia sempat ketiduran tadi. Hunri juga telah menyiapkan sebuah sandwich alakadar untuk menjadi bekalnya kalau-kalau ia merasa kelaparan nanti karena tidak sempat sarapan.

Dengan terburu-buru gadis itu mengikat simpul tali sepatunya dan menyambar tasnya untuk ia gendong di pundak. Setelah itu, ia pun mengunci pintu rumahnya dan berlari kecil menuju pagar.

Hunri menepuk jidatnya, ia lupa mengambil kunci gembok pagarnya. Lantas dengan cepat gadis itu kembali berlari mendekati pintu rumahnya dan masuk ke dalam.

Setelah mengambil kunci gembok yang berada di atas meja nakas kamarnya, ia pun keluar dan mengunci pintu rumahnya kembali. Ia berjalan cepat mendekati pagar dan membuka gemboknya. Setelah gemboknya terbuka, Hunri membuka pagarnya dan terkejut atas presensi asing yang berdiri tak jauh dari depan pagar rumahnya.

Seorang lelaki yang memiliki tinggi badan kurang lebih sama seperti Jungkook itu tengah menatap Hunri dengan tatapan yang sulit diartikan. Lelaki itu menutup kepalanya dengan tudung hoodie berwarna hitam yang ia kenakan, membuat rambutnya yang bewarna biru turquoise tidak kelihatan.

His Arrival ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang