Hunri menggosok-gosokkan rambutnya yang sedikit basah menggunakan handuk kecil berwarna coklat miliknya sembari berjalan keluar dari kamar mandi. Gadis itu sudah mengenakan setelan piyamanya dan hendak segera membaringkan diri di atas tempat tidur. Ia meletakkan handuk bekas pakainya itu di atas keranjang khusus pakaian kotor yang terletak di sudut kamarnya dan melanjutkan langkahnya mendekati ranjang empuknya. Ia pun duduk di tepi ranjang, lalu meraih ponselnya yang berkedip-kedip karena ada pesan yang masuk.
From : Bibi
Uangnya sudah Bibi transfer ke rekeningmu. Gunakan seperlunya, ya Sayang.Ternyata dari sang Bibi. Syukurlah uang bulanan untuknya sudah dikirim, karena ia ingin segera membeli kebutuhannya yang sudah mau habis.
Begini. Sebelumnya sudah dikatakan bukan, jika orangtua Hunri itu telah tiada? Jadi, perusahaan milik ayah Hunri yang ditinggalkan itupun diambil alih oleh paman Hunri yang notabene-nya adalah adik kandung ayah Hunri. Sebagai pewaris satu-satunya, sebenarnya Hunri lah yang harus meneruskan sang ayah memegang kendali perusahaan tersebut. Namun, karena ia masih disibukkan dengan kegiatan sekolahnya, jadi sang paman lah yang meng-handle semuanya sebelum Hunri tamat kuliah nanti.
To : Bibi
Iya. terima kasih, Bi.Setelah mengirim balasan singkat pada sang bibi, Hunri pun kembali meletakkan ponselnya di atas meja nakas. Namun baru saja ia ingin merebahkan tubuhnya, ponselnya kembali bergetar singkat.
From : Choonhee
Hunri, apa kau sudah tidur?
Aku tidak bisa tidur :(Hunri tersenyum tipis membacanya, lalu ia pun mengetik balasan untuk teman barunya itu.
To : Choonhee
Belum. Aku juga memiliki gangguan tidur.From : Choonhee
Wah, sama. Pantas saja kau sering tertidur di kelas. Aku juga seperti itu. Kita ini bagaikan kelelawar ya ㅋㅋㅋTo : Choonhee
Dari mana kau tahu aku suka tertidur di kelas?From : Choonhee
Sudah ku bilang, kau itu selalu diperhatikan banyak orang. Kebiasaan-kebiasaanmu itu semua pasti diketahui dan selalu dibicarakan XDTo : Choonhee
Aku jadi takut.From : Choonhee
Hahaha!
Tidak perlu takut.
Boleh, 'kan, aku menelponmu? Sepertinya jika saling membalas pesan sedikit menguras waktu dan membuat jariku pegal.To : Choonhee
Tentu.°°°
Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan yang sangat sepi. Di belakangnya terdapat sebuah mobil yang terus mengejarnya. Itu adalah mobil milik Kim Taehyung—teman lama Jungkook.
Taehyung itu dulunya adalah teman dekat Jungkook dan orang yang mempunyai pengaruh besar dalam profesi Jungkook sekarang. Namun, karena peristiwa yang terjadi beberapa bulan yang lalu, membuat Taehyung marah pada lelaki itu.
Jungkook membunuh kekasih Taehyung.
Jadi, beberapa bulan yang lalu Jungkook mendapat klien yang memberinya tugas untuk membunuh seorang gadis. Dan gadis itu adalah kekasihnya Taehyung.
Sudah pasti Taehyung yang mengetahui hal itu langsung mencegah Jungkook dan bersumpah akan membalas dendam jika Jungkook sampai berani membunuh kekasihnya. Jungkook sempat merasa dilema pada saat itu. Namun, bayaran yang ditawarkan klien-nya begitu menggiurkan sampai-sampai Jungkook tega membunuh kekasih temannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Arrival ✔
Fiksi PenggemarJeon Jungkook adalah siswa baru di kelas Hunri. Umur pemuda itu sebenarnya sudah mencapai dua puluh empat tahun, tetapi ia memalsukan identitasnya demi menjalankan aksinya. Park Hunri sendiri ialah teman semeja Jungkook, serta orang yang membuat Jun...