3 : Park Choon-Hee

5.8K 600 6
                                    

Secara serentak seluruh siswa dan sisiwi di kelas Hunri merapikan buku serta alat tulis mereka dan memasukkannya ke dalam tas masing-masing saat bel pulang berbunyi. Begitu juga dengan Hunri sendiri yang duduk di meja sudut paling belakang bersama Jungkook di sampingnya.

"Kau pulang naik apa?" tanya Jungkook pada Hunri yang sudah memakai tasnya di pundak.

"Bus," jawab Hunri seadanya.

Jungkook mengangguk-anggukkan kepalanya. "Apakah kita pulang dengan bus yang searah?"

"Tidak."

"Eh? Memangnya kau tahu di mana rumahku?"

Hunri yang hendak melangkah menuju pintu kelas itupun mengurungkan niatnya sejenak. "Tidak."

"A-ah, kalau begitu mari kita ke halte bus bersama."

Hunri menautkan alisnya, kemudian memilih untuk membiarkan lelaki itu berjalan beriringan bersamanya hingga ke halte bus.

"Kau tidak mau duduk dulu?" tanya Jungkook pada Hunri yang setia berdiri dengan menyandarkan punggungnya pada tiang penyangga atap halte tersebut.

"Tidak."

"Sudah berapa kali aku mendengar kata 'tidak' dari mulutmu selama kurang dari setengah jam?"

"Entahlah. Yang pasti bus-ku sudah datang," balas Hunri bertepatan dengan berhentinya sebuah bus di sana.

"Ah, ternyata kita tidak searah. Baiklah, sampai jumpa besok!" ujar Jungkook sembari melambai-lambaikan tangan kanannya pada Hunri yang sudah tertelan pintu bus.

°°°

Hunri duduk di bangku bus sebelah kanan nomor dua dari belakang. Gadis itu sengaja duduk di dekat jendela agar dapat melihat suasana jalanan dengan mudah.

Hunri mengeluarkan earphone putih miliknya dari dalam tas. Gadis itu memang selalu membawa benda tersebut agar tidak merasa kesepian.

Hunri suka sekali genre musik yang easy listening atau jazz. Dan hampir semua isi playlist-nya adalah genre musik yang seperti itu.

Sebelumnya gadis itu tidak menyadari bahwa ada orang lain yang duduk di sampingnya hingga ia menoleh ke arah tersebut. Kening Hunri berkerut, ia merasa seperti pernah melihat gadis yang duduk di sampingnya ini sebelumnya. Tapi di mana?

Hunri melepas earphone yang tercantol di telinga kirinya. "Jogiyo," (Excuse me)

Gadis yang duduk di sebelah Hunri itupun menoleh dan menampakkan wajahnya, membuat kening Hunri tambah berkerut lagi.

Hunri menurunkan pandangannya, melihat pakaian yang digunakan gadis itu—sama seperti miliknya. Ah, pantas saja ia merasa seperti pernah melihat gadis itu, ternyata mereka satu sekolah.

Tapi kening Hunri mengerut lagi saat melihat name tag yang tertera di baju gadis itu.

"Kau yang tadi terjatuh di kantin, bukan?" tanya Hunri memastikan, lalu gadis yang duduk di sebelahnya itu menunduk malu.

"Iya, itu aku," jawab gadis yang bernama lengkap Park Choon Hee tersebut. Setelah itu, ia mengangkat wajahnya dan menatap Hunri lagi, "Terima kasih ya, sudah mau menolongku tadi."

Hunri mengibas-ibaskan kedua tangannya, "Ah, tidak-tidak. Aku tidak melakukan apapun tadi. Yang menolongmu 'kan Jungkook, jangan berterima kasih padaku."

Choonhee tersenyum tipis menanggapi itu. "Sampaikan kata terima kasihku padanya, ya?"

Hunri menganggukkan kepalanya. Ingin sekali ia menanyakan ada apa antara Choonhee dengan lelaki berkulit pucat yang telah ia ketahui namanya karena tak sengaja mendengar percakaan Jungkook bersama Jimin saat di kelas tadi. Namun, ia tahan. Karena ia tidak suka dianggap ingin tahu urusan orang lain yang sama sekali tidak ada kepentingannya dengan dirinya.

"Rumahmu di mana?" tanya Choonhee pada Hunri.

"Aku turun di halte kedua setelah ini. Jarak antara halte dan rumahku tidak terlalu jauh," jawab Hunri.

Choonhee mengangkat kedua alisnya, seakan baru teringat sesuatu, "Ya ampun, benar! Kita belum berkenalan secara resmi, bukan?"

"Aku tahu kau bernama Park Hun Ri karena aku melihat name tag-mu dan aku tahu kau juga mengetahui namaku Park Choon Hee karena melihat name tag-ku. Tapi, tidak ada salahnya 'kan kita berkenalan secara benar?" lanjutnya.

Hunri terkekeh kecil melihat Choonhee yang banyak bicara di hadapannya itu, sangat berbeda dengan apa yang ia pikirkan saat pertama kali melihat gadis itu di kantin tadi.

"Ya, baiklah. Aku Hunri," Hunri mengulurkan tangan kanannya, lalu disambut dengan senang hati oleh Choonhee.

"Aku Choonhee. Mulai sekarang, mari kita berteman!"

Setelah itu mereka pun melepaskan jabat tangan mereka dan terkekeh bersama.

"Aku kelas 2-2," ujar Choonhee.

"Aku 2-1. Ternyata kelas kita sebelahan, ya? Tapi, aku tidak pernah melihatmu." Hunri terkekeh di akhir kalimatnya.

Choonhee ikut terkekeh. "Tapi aku sering melihatmu. Jujur saja, aku hampir setiap hari memperhatikanmu saat berada di kantin. Namamu itu selalu menjadi trending topic di sekolah."

"Trending topic?" tanya Hunri bingung.

Choonhee mengangguk, "Iya."

"Kenapa kau terlihat sangat dingin dan terkesan tidak mau bergaul? Ke mana-mana sendirian. Saat di kantin pun sendirian. Padahal banyak gadis yang ingin berteman denganmu dan banyak juga lelaki yang ingin menjadi kekasihmu, tetapi terlalu segan untuk mendekatimu. Kau tahu Seokjin Sunbae, 'kan? Ku dengar ia menyukaimu, lho," lanjut Choonhee panjang lebar.

Hunri mengerutkan keningnya. "Seokjin?" Lalu ia menggelengkan kepalanya pelan, "Aku tidak kenal. Dia itu siapa?"

Choonhee menganga. "Kau benar-benar tidak tahu siapa dia? Dia adalah salah satu lelaki yang masuk dalam list kekasih idaman para gadis!"

"Whoa! Aku tidak mengerti mengapa kau bisa tidak mengenal lelaki tampan bernama Kim Seokjin itu," lanjut Choonhee.

"Aku memang tidak mengetahuinya, Choonhee. Apa dia satu sekolah dengan kita?"

"Iya, Hunri," jawab Choonhee jengah.

Hunri tertawa, "Maaf-maaf."

"Besok akan kutunjukkan padamu yang mana Seokjin Sunbae itu, ya. Dia sekelas dengan Yoongi Oppa."

"Yoongi? Dia itu lelaki yang membuatmu terjatuh di kantin tadi, bukan?" tanya Hunri.

"Iya. Ah—lupakan tentang kejadian aku terjatuh di kantin tadi, tolong. Itu memalukan," balas Choonhee. "Pokoknya, besok kau akan kuperlihatkan bagaimana rupa Seokjin Sunbae itu. Dapat kupastikan kau akan jatuh hati pada pandangan pertama."

"Tapi besok hari Minggu, Choonhee. Kita tidak sekolah," balas Hunri.

"Ha? Oh, iya! Ya sudah, hari Senin saja ya," ujar Choonhee. "Em, kau memiliki kontak yang bisa kuhubungi? Boleh aku memilikinya?"

"Mana handphone-mu? Biar aku ketikkan nomorku di sana. Tapi, kau harus berjanji untuk tidak memberikan nomorku pada orang lain tanpa seizinku, oke?" ujar Hunri.

Choonhee menganggukkan kepalanya, "Iya, aku janji."

"Ini ponselku," Choonhee memberikan ponselnya pada Hunri, lalu Hunri pun mengambilnya dan mulai mengetikkan nomornya di sana. []

His Arrival ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang