Hunri tersentak dalam tidurnya. Gadis itu terkejut saat samar-samar ia mendengar suara langkah kaki dari luar kamarnya yang gelap. Ia sangsi antara suara itu ada di dalam mimpinya atau benar-benar sedang ada orang lain di dalam rumahnya.
Gadis itu mencoba untuk menajamkan pendengarannya, memastikan bahwa suara derap kaki tadi hanya ada dalam mimpinya saja.
Hening.
Sehingga Hunri menghembuskan napas leganya. Gadis itu meraba meja nakas yang terletak tepat di samping tempat tidurnya guna meraih benda pipih persegi panjang yang berada di sana. Ia lantas menghidupkan ponselnya tersebut dan melihat angka yang terdapat di layarnya. Pukul setengah dua dini hari dan ia tidak bisa tidur kembali.
Krek.
Hunri kembali tersentak dan menoleh cepat ke arah jendela kamarnya. Gadis itu menyipitkan matanya menatap jendela tersebut untuk memastikan ada apa sebenarnya. Lantas ia duduk dari baringnya dan beringsut mundur saat melihat siluet seseorang di sana. Tubuh itu disinari cahaya dari luar sehingga bayangannya terlihat jelas di jendela kamar Hunri yang tertutup tirai.
Krek, krek.
Dari yang Hunri lihat, orang itu tengah berusaha membuka jendela kamarnya. Tentu saja gadis itu merasa panik dan takut. Ia turun dari tempat tidurnya dan melangkah mundur mendekati dinding samping pintu kamarnya. Tangannya tetap menggenggam erat ponsel, jari jemarinya gemetar saat menekan layar ponselnya untuk menghubungi empat nomor yang ada di kontaknya.
Hunri semakin bergetar dan takut saat mengetahui bahwa orang itu telah berhasil membuka jendela kamarnya. Ingin berteriak, namun suaranya tidak bisa ia keluarkan.Daun jendela kamar Hunri dibuka dan sebelah kaki orang itu telah berada di dalam kamarnya. Tak lama, kaki yang satunya pun ikut menyusul masuk.
Dengan keberanian yang tersisa, Hunri bergeser dari posisinya dan menekan sakelar lampu kamarnya.
Clek.
"Siapa kau?!" tanya Hunri setelah kamarnya terang benderang dan memperlihatkan punggung seorang lelaki berjaket hitam.
Tapi, tunggu. Punggung itu terasa sangat familiar.
"J-jungkook?" ucap Hunri sedikit tak percaya.
Lelaki itu berbalik dan memperlihatkan barang bawaannya yang lumayan banyak. Hunri tidak tahu pasti apa itu, namun yang terlihat jelas di sana terdapat lembaran kertas karton yang tergulung rapi.
Lelaki bermarga Jeon itu lantas hanya cengengesan tidak jelas menatap gadis di hadapannya.
°°°
Hunri memasang wajah masamnya sejak mengetahui bahwa Jungkook lah yang menyusup ke kamarnya barusan. Sedangkan lelaki yang menyusup ke kamar seorang gadis dengan seenak jidatnya tersebut tengah fokus memotong kertas karton yang berada di tangannya menjadi dua bagian.
Jungkook. Datang secara tiba-tiba sembari membawa segala macam peralatan untuk membuat poster berisi larangan membuang sampah sembarangan menggunakan bahasa Inggris yang menjadi hukuman untuknya dari Mrs. Kim saat ia terlambat hadir ke sekolah empat hari yang lalu.
Saat ditanya mengapa memilih untuk masuk begitu saja melalui jendela kamar, Jungkook menjawab, "Hanya ingin. Lagipula sekalian menguji keterampilanku membuka jendela rumah orang. Sudah lama rasanya tidak melakukan hal tersebut."
Jawaban macam apa itu?
Hunri bangkit dari duduk bersilanya di atas karpet berbulu yang ada di kamarnya itu, membuat Jungkook mendongak menatap gadis itu dan bertanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
His Arrival ✔
FanfictionJeon Jungkook adalah siswa baru di kelas Hunri. Umur pemuda itu sebenarnya sudah mencapai dua puluh empat tahun, tetapi ia memalsukan identitasnya demi menjalankan aksinya. Park Hunri sendiri ialah teman semeja Jungkook, serta orang yang membuat Jun...