"Target? Kau— targetku? Apa maksudnya?" tanya Jungkook dengan wajahnya yang menunjukkan raut bingung.
Hunri tersenyum miring. "Harusnya aku yang bertanya padamu, Jungkook. Apa maksudnya?"
"A-aku tidak—"
"Atau jangan-jangan...," potong Hunri. "...Dugaanku benar—kau adalah seorang pembunuh bayaran dan aku adalah targetmu selanjutnya."
Tentu saja itu hanya tebakan asal yang tiba-tiba muncul di benak Hunri. Dan tentu saja gadis itu tidak berharap sama sekali jika ucapannya itu benar.
Barang bawaan Jungkook yang tadinya sudah lelaki itu tenteng di tangan kirinya jatuh begitu saja di atas lantai kamar Hunri. Kepala lelaki itupun ikut menunduk, membuat Hunri menyesal telah memotong perkataan Jungkook dengan menuduh lelaki itu sembarangan.
Atau sebenarnya, ucapan Hunri tadi bukanlah sebuah tuduhan tak berbukti belaka. Namun...
Entah mengapa ketakutan menyelimuti Hunri sekarang. Rasanya suasana mencekam telah menguasai tiap sudut kamarnya saat ini.
"Iya..."
Hunri menatap Jungkook yang masih setia menundukkan kepalanya itu. Baru saja ia ingin bertanya apa maksud dari 'iya' yang dikatakan oleh Jungkook barusan, lelaki itu telah lebih dulu menyelanya dengan fakta mengejutkan.
"...aku adalah seorang pembunuh bayaran," lanjut Jungkook sembari mengangkat kepalanya, menatap Hunri dengan raut datar.
Mulut Hunri terbuka sangking terkejutnya. Jadi, benar. Ternyata dirinya adalah target dari sebuah pembunuhan.
Hunri menggelengkan kepalanya dramatis, ia lantas berjalan mundur saat Jungkook mulai melangkahkan kakinya mendekat. Hunri rasa, lelaki yang berada di hadapannya kali ini bukanlah Jungkook yang ia kenal. Ini seratus delapan puluh derajat berbeda dari Jungkook yang menjadi teman semejanya di kelas.
"Kau—siapa?"
Jungkook lantas menoleh saat mendengar suara dari gadis itu, lalu tersenyum, "Aku siswa baru di sini. Senang bertemu denganmu, aku Jeon Jungkook."
Sungguh sangat berbeda. Mana Jungkook yang suka tersenyum itu?
Hunri mengerjapkan kedua matanya saat tubuh bagian belakangnya membentur dinding. Membuat Jungkook sedikit mengangkat sudut kanan bibirnya.
Tidak. Bukan senyum yang seperti itu yang Hunri inginkan. Mana senyum ramah seorang Jeon Jungkook?
Jungkook berhenti tepat di depan Hunri. Lelaki itu meletakkan telapak tangan kirinya pada dinding di belakang Hunri, lalu memiringkan wajahnya menatap gadis yang tubuhnya tampak gemetar itu.
"Kau takut?" tanya Jungkook pada Hunri yang kini matanya mulai berkaca-kaca.
"J-Jungkook, kau sedang bercanda?"
"Kau berharap aku bercanda? Jika iya, aku ingin sekali mengabulkan harapanmu itu. Tapi, sulit. Karena aku sungguh tidak sedang bercanda sekarang," jawab Jungkook.
Napas Hunri memburu, jantungnya berdetak cepat. Jika seperti ini, Hunri menyimpulkan bahwa yang berbahaya itu bukanlah lelaki berambut biru yang tadi menjadi bahan pembicaraan, melainkan Jungkook lah seseorang yang berbahaya dan harus dijauhi.
Tapi...
...siapa yang menyuruh Jungkook untuk membunuh Hunri?
KAMU SEDANG MEMBACA
His Arrival ✔
Fiksi PenggemarJeon Jungkook adalah siswa baru di kelas Hunri. Umur pemuda itu sebenarnya sudah mencapai dua puluh empat tahun, tetapi ia memalsukan identitasnya demi menjalankan aksinya. Park Hunri sendiri ialah teman semeja Jungkook, serta orang yang membuat Jun...