12 : Dangerous

4.3K 457 44
                                    

Hunri duduk di halte bus setelah lima belas menit bel pulang berbunyi. Rasanya sedikit sepi, karena Choonhee tidak menampakkan batang hidungnya lagi semenjak kejadian di kantin tadi. Ah, padahal mereka baru saja berteman selama dua hari. Namun, presensi gadis itu sangat berpengaruh bagi Hunri.

Bus yang biasa ia naiki saat pulang sekolah itupun berhenti tepat di hadapannya. Orang-orang yang berdiri dan duduk di sampingnya pun mulai berjalan mendekati pintu dan masuk ke dalam bus tersebut, namun tidak dengan Hunri. Gadis itu hanya memandangi orang-orang tersebut dengan tatapan kosongnya. Hingga sampai halte bus tersebut hanya tinggal tiga orang dan jika dijumlah dengan dirinya menjadi empat orang.

Setelah seluruh penumpangnya masuk, pintu bus pun ditutup. Sang supir juga mulai menjalankan busnya meninggalkan halte, sehingga presensi bus tadi tergantikan oleh sebuah mobil yang berhenti tepat di depan Hunri.

"Hunri-ya!"

"Eung?" Dengan raut wajah yang terkesan polos dan bercampur dengan rasa bingung, Hunri pun tersentak dan menoleh pada asal suara. "Jungkook?"

"Bus-mu sudah jalan, mengapa tidak ikut naik?" tanya Jungkook melalui jendela mobilnya yang sengaja ia buka.

"Aku—aku tidak ingin pulang dulu. Aku ingin mampir ke suatu tempat," jawab Hunri.

Lantas Jungkook pun menaikkan kembali kaca jendela mobilnya dan turun dari mobil. Lelaki itu melangkah mendekati Hunri, lalu duduk di samping gadis itu.

Hunri tertegun sejenak. "Hei, aku baru tahu kau memiliki mobil pribadi. Itu—mobilmu, 'kan?"

Jungkook mengangguk.

"Jika kau punya mobil, kenapa saat datang ke rumahku di hari minggu kemarin kau menaiki bus?"

Jungkook mengangkat kedua bahunya ringan, "Hanya ingin."

"Lagipula, bukannya bagus jika kita sering menaiki transportasi umum? Mengurangi polusi udara juga, 'kan?" lanjut Jungkook.

Hunri mengangguk. "Kau tinggal di daerah mana?"

"Kenapa? Ingin berkunjung?"

Hunri menggeleng pelan, "tidak, ingin tahu saja."

Jungkook terkekeh kecil. "Eh—tadi katamu, kau ingin mampir ke suatu tempat dulu, 'kan? Ke mana jika boleh tahu?"

"Columbarium."

"Bersamaku saja, ya? Jika naik bus, takutnya kau tidak mendapatkan bus lagi saat pulangnya."

Hunri terdiam sejenak, menimang-nimang ajakan yang Jungkook ajukan. Namun, belum sempat bibirnya terbuka untuk mengatakan tidak perlu, tangannya sudah lebih dulu digenggam oleh Jungkook dan ditarik pelan untuk mengikuti lelaki itu menuju mobilnya.

Hunri menahan langkahnya, membuat Jungkook menoleh menatap gadis itu. "Ti-tidak perlu, Jung. Tidak perlu repot-repot mengantarku."

"Tidak ada penolakan." Jungkook melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan Hunri dan menghadap gadis itu sepenuhnya. "Kau harus tahu, sebenarnya aku ini sangat tidak menyukai penolakan." Jungkook menatap kedua mata Hunri serius, sehingga membuat gadis itu terdiam sembari membalas tatapan Jungkook. "Ayo,"

Jungkook berbalik dan mulai membuka pintu mobilnya, lalu menuntun Hunri untuk duduk di jok samping kemudi tersebut.

Setelah menutup pintunya, Jungkook berjalan mengelilingi mobilnya untuk sampai ke pintu sisi lainnya dan masuk ke dalam.

"Sudah?"

"Eu? Eum." sahut Hunri.

"Apanya yang 'eum'? Sabuk pengaman saja belum kau pasang, berarti belum."

His Arrival ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang