7 : New Habits

5K 534 12
                                    

Jungkook bingung ingin membangunkan Hunri atau membiarkan gadis itu tertidur saja. Kelas sudah sepi, bahkan sudah tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua. Ini jam istirahat, tentu mereka semua sudah berhambur ke luar kelas, entah itu untuk mengisi perut atau sekadar ingin bebas dari dalam ruangan membosankan bernama kelas itu.

Dan Jungkook ingin sekali ikut ke luar seperti yang lainnya. Tadi Jimin juga sudah mengajaknya untuk pergi bersama ke kantin, namun ia kasihan melihat Hunri yang akan tinggal sendirian di kelas jika ia ikut bersama Jimin. Takutnya nanti gadis itu tidak sempat makan. Jadi, Jungkook menolak dan lebih memilih untuk menunggu Hunri bangun, lalu pergi ke kantin bersama gadis itu.

Tapi, hingga kini Hunri belum bangun juga.

Jika Jungkook bangunkan, apakah Hunri akan marah karena tidurnya telah diganggu?

Tapi setahu Jungkook, wanita yang sedang lapar itu galaknya akan menjadi dua kali lipat dari biasanya. Jadi, kalau Jungkook tidak membangunkan Hunri, gadis itu akan merasa lapar karena tidak sempat makan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Hunri yang galaknya dua kali lipat dari biasanya. Dan ia tidak mau menjadi korban kegalakan Hunri.

Oleh sebab itu, tangan kanan Jungkook pun terulur untuk menyentuh pundak Hunri.

"Hunri-ya," panggil Jungkook dengan hati-hati. Namun, gadis itu belum bergerak sedikitpun. Jungkook menggoyangkan pundak Hunri lagi, namun sedikit lebih kuat dari sebelumnya dan kembali memanggil nama Hunri.

Dan berhasil. Hunri melenguh, lalu perlahan mengangkat kepalanya. Sedikit meringis juga karena lehernya terasa sakit dan ia jadi susah untuk menoleh.

"Kenapa? Lehermu sakit?" tanya Jungkook.

Hunri mengangguk samar sembari memegang tengkuknya.

"Coba pelan-pelan kau tolehkan kepalamu, nanti rasa sakitnya juga akan berkurang dengan sendirinya," ucap Jungkook yang langsung dituruti oleh Hunri.

Gadis itu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan perlahan. Lumayan terasa sakit, sih. Namun, tak lama kemudian rasa sakitnya hilang dan leher Hunri tidak terlalu kaku lagi untuk digerakkan.

"Sudah lebih baik sekarang?" tanya Jungkook.

Dan lagi-lagi Hunri menganggukkan kepalanya sebelum ia menatap seluruh penjuru kelas dan baru menyadari jika saat ini mereka hanya berdua saja di kelas. "Ini sudah jam istirahat?"

Kali ini giliran Jungkook yang mengangguk.

Hunri menoleh pada jam yang tersangkut di dinding kelas dan mendapati fakta bahwa bel tanda jam istirahat sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu.

Hunri kembali menatap Jungkook dengan alis bertaut, "Mengapa kau masih di sini? Tidak lapar memangnya?"

"Tentu saja lapar. Makanya, ayo kita ke kantin," jawab Jungkook.

"Tidak, maksudku, kenapa kau tidak duluan saja? Kenapa harus membangunkanku?" tanya Hunri.

"Karena aku ingin bersamamu. Apa alasan itu cukup untukmu?"

"Lagipula, kau pasti akan kelaparan jika aku tidak membangunkanmu," lanjut Jungkook.

"Ah, lain kali jika kau sudah merasa lapar, pergi saja duluan ke kantin. Aku tidak apa-apa, tidak usah repot-repot memikirkanku. Aku sudah biasa sendirian," balas Hunri.

His Arrival ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang