Jungkook tiba-tiba tersentak di tengah-tengah kegiatan tidurnya. Jantungnya berdegup kencang, seakan baru saja dikejutkan oleh sesuatu yang cukup menyeramkan.
Ah, itu sudah biasa Jungkook alami jika baru saja membunuh targetnya.
Jungkook merasa gelisah, kelelahan dan mual. Tangannya—tidak. Seluruh tubuhnya gemetar. Lantas lelaki itu bangkit dari baringnya dan duduk sembari menyandarkan punggungnya pada headboard. Ia menyisir rambutnya ke belakang menggunakan kedua telapak tangannya. Terlihat bintik-bintik keringat di dahinya sebagai bukti kalau ia memang sangat ketakutan.
Lelaki itu berusaha untuk bernapas dengan teratur. Ia menarik napasnya dalam-dalam melalui hidung, lalu menghembuskannya perlahan lewat mulut. Berulang kali ia lakukan itu, hingga ada lima atau empat kali.
Jungkook menoleh ke arah meja nakas yang ada di samping tempat tidurnya untuk melihat apakah ada segelas air di sana, karena ia merasa tenggorokannya kering.
Ternyata ada.
Gelasnya berdiri di atas meja nakas, tepat di samping sebuah botol kecil transparan yang membuat kita dapat melihat pil-pil obat di dalamnya.
Jungkook meraih botol transparan tersebut dan membuka penutupnya dengan mata yang bergerak melirik jam dinding di kamarnya.
Pukul setengah delapan pagi.
Lalu matanya menangkap sepasang baju seragam tergantung rapi di belakang pintu kamarnya. Lantas ia pun mengernyit bingung. Seragam sekolah?
Deg.
Mulut Jungkook membentuk huruf vokal 'O' dan mata bulatnya melotot kaget. Ia tidak jadi meminum obatnya, karena—
—ia harus berangkat sekolah sekarang!
Buru-buru Jungkook bangun dari atas tempat tidurnya, sampai-sampai tulang keringnya terantuk kuat dengan pinggiran kasur yang terbuat dari kayu.
"Shh—sakit sekali!"
Jungkook pun berjalan terpincang-pincang menuju kamar mandi dan tampaknya ia tidak memiliki cukup waktu untuk mandi, jadi ia memutuskan hanya menggosok giginya secara kilat dan mencuci muka seadanya.
°°°
Hunri menatap malas ke arah depan, tepatnya ke arah Jungkook yang tengah diceramahi oleh Mrs. Kim—guru bidang studi bahasa Inggris yang tengah mengajar di kelas Hunri saat ini.
Jungkook pasti belum tahu bagaimana hukumannya jika sampai telat masuk di pelajaran Mrs. Kim. Dan ia harus mendapatkan hukuman di hari keduanya bersekolah. Ck ck ck, kasihan sekali.
"Bersihkan ruang penyimpanan yang ada di belakang sekolah," ujar Mrs. Kim.
Jungkook diam. Ia sangat menyesal pergi ke sekolah hari ini. Padahal jika ia tidak hadir, ia tidak akan merasa rugi karena hanya tertinggal pelajaran. Dan saat ini pikiran Jungkook hanya dipenuhi dengan bagaimana caranya untuk kabur dari hukuman yang Mrs. Kim berikan.
"Aku akan memeriksa ruangannya dan kau—jangan coba-coba untuk kabur. Atau namamu akan kutulis di buku hitam dan kau kekurangan poinmu," tambah Mrs. Kim seakan mengetahui isi kepala Jungkook saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Arrival ✔
FanfictionJeon Jungkook adalah siswa baru di kelas Hunri. Umur pemuda itu sebenarnya sudah mencapai dua puluh empat tahun, tetapi ia memalsukan identitasnya demi menjalankan aksinya. Park Hunri sendiri ialah teman semeja Jungkook, serta orang yang membuat Jun...