(2) Serumah

69K 3K 61
                                    

Imagine Dragons - Thunder

Diana Pov
Apa lagi ini? Si ajudan baru ini akan tinggal serumah dengan kami? What's?

"Kenapa kau membawa barangmu kesini? Para bodyguard dan ajudan lain memiliki asrama mereka sendiri dan bukan dirumah kami!" Protesku melihatnya yang sibuk membawa kopernya kearah kamar disebelah kamar bang Denis.

Harry mengacuhkanku. Ia dengan santainya saja meninggalkanku ditangga dan mengarah kekamar bang Denis.
"Hei! Itu kamar abangku!" Pekikku mengikutinya.

"My lady, saya dikamar sebelah tuan Denis dan bukan dikamarnya." Jawabnya lembut tanpa ada wajah ramah disana.

"Aku tanya kenapa kau bukan keasrama khusus para penjaga?" Ulangku berkacak pinggang dihadapannya.

Terlihat Harry hanya mengangkat bahu dan membuka kamar kosong tersebut. Aku semakin kesal dan mengikutinya masuk kekamar. Oh My God.. siapa yang sudah mempersiapkan kamarnya sedemikian rapi? Sepertinya kamar ini memang sudah disiapkan untuknya.

"Ada apa my lady? Ada yang kau butuhkan saat ini?" Tanya Harry menuju ruangan khusus pakaian untuk menyimpan kopernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa my lady? Ada yang kau butuhkan saat ini?" Tanya Harry menuju ruangan khusus pakaian untuk menyimpan kopernya.

"Ini.. siapa yang melakukannya?" Tanyaku tak percaya.

"Maksud anda my lady?" Tanya Harry balik.

"Jadi kau benar-benar akan tinggal bersama kami?"

"Ya tentu saja. Saya harus selalu menjaga dan mengawasi anda my lady" angguk Harry yang tiba-tiba kemudian melepaskan jas suit hitam dari tubuhnya.

Terpapanglah jelas tubuh indahnya dibalik kemeja putih yang masih utuh pada badannya.
"Maafkan saya my lady, saya merasa gerah sekarang." Lanjutnya membuka kancing kemejanya.

"Stop it! Hei kau sungguh tidak sopan! Aku ada didepanmu dan kau ingin membuka baju?" Bengisku menatap dadanya.

Oh astaga, ajudanku yang satu ini benar-benar memiliki tubuh yang indah.

"Oh my, maafkan saya my lady. Saya akan mengganti baju nanti saja. Menunggu anda keluar dari kamar saya tanpa harus anda menonton saya seperti sekarang" tatapnya memperhatikanku dari bawah hingga keatas.

Apa dia bilang? Terdengar seperti mengusirku.
"Ck. Dasar ajudan tidak sopan! Aku juga ingin keluar tahu! Tutup pintu kalau mau mengganti pakaian!" Tegurku menutup keras pintu kamarnya. Ough, kenapa aku menjadi tambah kesalsih?

###

Aku memperhatikan bang Denis yang tengah emosi menatap layar ponselnya. Aku bisa menduga kalau ia pasti sedang brokeup again dengan Vhanessa kekasihnya.

"Diam disitu sa. Aku akan menjelaskan semuanya oke?!" Keras suara Denis yang sedang vicall itu.

"Kenapa lagi bang?" Tanyaku saat Denis sudah menyimpan ponselnya. Denis mendekatiku dan menarikku keatas pangkuannya.

"Pijitin kepala abang na" pintanya memeluk pinggangku.
Oh ya, aku dan abangku ini memang cukup dekat bahkan terkesan seperti suami istri jika sudah terlalu mesra.

"Aku lagi malas bang. Abang aja ya yang pijit kepala ku?" Tawarku memeluk lehernya memberikan senyum manisku.

Denis menarik nafas panjang kemudian mengangkat tubuhku dan mendudukanku disamping tubuhnya.
"Kenapa bang? Kan dipangkuan abang lebih empuk bang" protesku bergelut manja pada lengan kirinya.

"Tubuhmu sudah besar Diana. Bukan anak kecil lagi, kau tidak kasian kalau paha abang tiba-tiba sakit dan membengkak terus harus diamputasi karena menahan berat badanmu?" Jawabnya melototiku.

"Tapikan tadi abang yang dudukin aku diatas paha abang. Iya deh, aku akan pijitin kepala abang asal dipangku lagi yaa" tawarku senyum-senyum.

Denis langsung saja menganguk. Dengan cepat aku kembali keatas pangkuannya dan memijit pelan dahi serta kepalanya. Aku sangat sayang sama bang Denis. Karena dirinyalah yang selalu memanjakanku, berbeda dengan papa yang selalu saja marah-marah.

Seandainya saja mama masih ada..

"Ehem" teguran seseorang menghentikan rutinitasku. Begitu pula dengan Denis yang menoleh kearah sumber suara.

Harry berdiri dengan kaus hitam serta celana panjang hitamnya memperhatikan kami berdua. Harry kemudian mendekatiku dan tanpa aba-aba ia sudah mengangkat tubuhku menjauh dari Denis.

"Hey! Apa-apaan kau?!" Pekikku yang langsung diturunkan olehnya.

"My lady, anda tidak baik jika harus bersikap mesra pada kakak anda sendiri. Karena kalian adalah saudara bukan sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta" tegas Harry menatapku dingin.

"Apa?! Hei kau ini hanya ajudan! Tidak lebih! Jangan-"

"Sudah Diana sudah" potong bang Denis berdiri dari duduknya dan mendekatiku.
"Jaga sikapmu Diana. Kaukan bossnya, masa kau harus marah-marah terus padanya? Baiklah. Abang mau nyusul Vhanessa dulu. Kau bawalah Harry untuk makan oke? I love you" bang Denis mengacak rambutku dan menarik kepalaku untuk mencium dahiku.

Aku menganguk menurut.
"I love you to. Salam buat Vhanessa ya bang" lambaiku padanya yang pergi sambil bersiul tidak jelas.

Aku menatap Harry yang kini juga menatapku dingin. Ini orang sedang marah atau bagaimana?
"Kami memang saudara. Tapi kamipun biasa melakukannya karena hanya abangku yang bisa memberikan kasih sayangnya lebih padaku" jelasku.

Dan demi dewa-dewi untuk apa juga aku menjelaskan hal itu kepada orang asing?!
"Lupakan" tepisku menjauh dari Harry.

Tapi tangan kananku sudah ditahan oleh Harry.
"Good night my lady" lepasnya pada gengamannya.

Aku tidak menjawab dan lebih memilih menjauh.
Apa-apaan dia?!!!

***
Bulan_Unet
Votement yach

My SEXY Guardian (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang