(3) Study Together

63.7K 3.3K 37
                                    

BTS Ft. Steve Aoki - Mic Drop

Jangan lupa kasih bintang yaa.. jangan jadi silent readers aja kenapa? Rugi soalnya. Kapan lagi bisa ngedukung langsung kalau gk nge vote and commenkan. Hehe. Thank yuu

Author Pov
"Selamat pagi my lady.." Harry menarik selimut yang menutupi Diana yang masih terlelap tidur. Sudah beberapa kali Harry membangunkan Diana tapi gadis ini memang susah untuk bangun.

"Astaga, gadis ini" keluh Harry kembali menguncang bahu Diana.
"My lady.. wake up" bisik Harry tepat ditelinga kiri Diana.

Diana hanya bergerak seadanya merasakan desahan nafas pada telinganya. Harry tersenyum kecil melihat reaksi tubuh Diana.
"My lady, jika anda tidak bangun sekarang, maka saya akan mengangkat tubuh anda ke buthup and believe me, kau tidak akan suka apa yang kulakukan jika kita sudah didalamnya bersama"

Diana langsung saja membuka matanya dan mendorong Harry menjauh dari telinganya.
"Apa-apaan kau? Tidak lihat apa kalau aku sedang tidur hah?!" Marah Diana merasa tergangu terlebih wajahnya memerah mendengar godaan Harry tadi.

Harry hanya memasang tampang datar dan melemparkan sebuah berkas dihadapan Diana.
"My lady, sudah saatnya bukan anda untuk belajar?" Tatap Harry tajam.

Diana memutar bola matanya dan kembali melempar berkas tersebut disamping tempat tidurnya.
"Aku lagi malas belajar. Lagi pula Mrs. Regina tidak hadir beberapa bulan ini karena ia sedang cuti hamil. Lagi pula kau? Kau hanya ajudan kenapa berani sekali sih menganguku?"

"Saya yang akan mengajarkan anda menggantikan Mrs. Regina" tutup Harry meninggalkan Diana yang kini ingin protes.

Dengan kesalnya Diana melempar bantal kearah Harry yang ingin menutup pintu namun gerakan cepat Harry telah menangkap lemparan bantal tersebut sebelum mengenai tubuhnya.

Diana terkejut tak menyangka dengan kesiapan Harry.
"Aku akan segera siap." cepat Diana meninggalkan Harry yang memperhatikannya dengan tatapan garang seperti tidak terima akan lemparannya.

###

Diana melirik sembunyi-sembunyi kearah Harry yang masih sibuk berkutat dengan bacaannya. Diana sebenarnya begitu menyukai ajudannya satu ini, mengapa? Karena ajudannya terlalu tampan untuk menjadi penjaganya.

Alisnya yang tebal, matanya yang tak terlalu besar, beberapa bulu yang dibiarkan tumbuh sedikit didaerah rahangnya yang keras, serta tubuh tinggi tegap dan berkarisma membuat Diana sendiri begitu terpesona.
Mengapa ia mau menjadi seorang ajudan? Kenapa ia tidak menjadi aktor atau model saja?

"Ehm.. Harry?" Panggil Diana pertama kali menyebutkan nama ajudannya itu.

Harry tidak menjawab ia sepertinya begitu fokus akan bacaannya. Itu tentu saja membuat Diana merasa terabaikan.
"Hei! Aku memanggilmu." pekik Diana menarik buku bacaan dihadapan Harry.

Harry melihat kearah Diana dengan pandangan biasa saja.
"Ada apa my lady?"

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu" ujar Diana mengembalikan buku yang sebelumnya dibaca Harry.

Harry melihat tangan putih Diana yang berada dihadapannya.
"Apa yang ingin anda tanyakan my lady? Apa anda membutuhkan sesuatu?" Ucap Harry masih memperhatikan tangan Diana yang kini sudah menjauh darinya.

"Ya sebenarnya aku sedikit penasaran. Boleh aku bertanya hal sedikit pribadi?" Ungkap Diana ragu.

Harry masih menampilkan tampang datar.
"Apa saja yang anda ingin tahu, silahkan tanya saja my lady."

Diana merasa senang tanpa sadar iapun tersenyum memperlihatkan gigi rapinya seketika itu juga Harry semakin membatu melihat kecantikan Diana.
"Ehem. Begini, boleh aku tanya sedikit biodatamu?" Tatap Diana penuh harap.

Harry menganguk ragu. Dari tatapan Diana ia seperti mengerti akan ada sesuatu.
"Berapa umurmu?"

Harry menarik nafas lega.
"Hanya itu my lady?"

Diana menganguk.
"Jawab saja."

"29 tahun"

"Apa?"

Harry menatap Diana bingung.
"Iya my lady apa saya melakukan kesalahan?"

Diana menggeleng dan berdiri dari duduknya.
"29 tahun? Kau bahkan lebih tua dari bang Denis."

"Lalu?"

"Baiklah pertanyaan berikutnya. Kau tidak menemukan pekerjaan lain selain menjadi ajudan begitu?" Tatap Diana kembali penasaran.

Harry menggeleng kemudian merapikan buku-buku yang tengah mereka pelajari.
"Saya tidak memiliki skil lain selain bekerja menjadi ajudan ataupun bodyguard orang lain."

"Tapi kaukan tampan, bisa saja kau menjadi aktor terkenal atau model seksi"

"Jadi saya tampan dan seksi my lady?"

Diana mengatupkan mulutnya kemudian menggeleng pelan.
"Maksudku, kau sebagai seorang pria lumayanlah untuk menjadi aktor ataupun model. Apa kau tidak tertarik?" Tepis Diana merutuk kesalahannya dalam memilih kata.

Harry mengangkat bahu.
"Saya tidak tahu, saya tidak pernah mencoba"

"Jadi jika ada kesempatan, kau mau mencobanya?"

"Apa my lady menyukai sosok pria seperti itu?"

Diana terdiam. Diana kembali mengingat sosok yang sudah pernah berada dihatinya dan mengecewakannya.
"Tidak. Aku lebih suka kau yang seperti ini" Diana kemudian meninggalkan Harry yang tidak menjawab dan memilih diam kala Diana meninggalkannya.

###

Vhanessa merangkul Denis mesra kala mereka sudah masuk kerumah. Diana pun keluar dari ruang belajar dan berpapasan pada mereka.

"Abang?" Panggil Diana mendekat dan ingin merangkul Denis namun terhenti kala melihat tangan Vhanessa yang tidak ingin melepaskan rangkulannya.

"Hai Diana?" Sapa Vhanessa melambai kecil.

Diana menganguk seadanya.
"Jadi sudah baikan ya?" Telak Diana.

Denis nyengir sumringah menganguk. Diana kemudian ikut tertawa. Diana sangat tahu bahwa abangnya ini begitu mencintai kekasihnya ini.

"Kok ketawa? Ada apa na?" Tanya Vhanessa bingung.

"Tidak ada apa-apa sayang, ayo aku akan menunjukkan hadiahmu" tarik Denis pada rangkulannya.

"Hadiah? Buat aku bang mana?" Cegah Diana.

"Ada sama Harry na"

"Memangnya ada acara apa bang?" Tanya Diana bingung.

"Valentine's day Diana. Apa kau lupa?" Ucap Denis tak sabar.

Diana kemudian terkekeh.
"Aku lupa bang, jadi hadiahku dari abang ada sama ajudanku?"

"Yes my little sister."

Diana langsung saja mengambil kaki seribu kembali keruang belajar mencari Harry. Harry masih dimejanya kembali membaca bukunya.

"Hei hadiahku mana?" Tanya Diana mengadahkan tangannya.

Harry menarik alisnya sebelah.
"Maksud anda my lady?"

"Hadiah valentine's ku Harry"

Harry kembali membatu.
"My lady, lebih baik anda tidak perlu menyebut nama saya dengan repot-repot."

Kini Diana yang bingung.
"Why not?"

"Karena saya tidak suka."

What? Aneh bangetsih ini orang.

***
Bulan_unet

My SEXY Guardian (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang