(12) Amerika

46.5K 2.5K 33
                                    

Never Enough - Loren Allred ost. The Greatest Showman
•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Jangan lupa BINTANG and juga KATA-KATA MUTIARA kalian yaa
Thankyuu

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

Diana Pov
Aku mengipaskan badan panas. Menemani papa juga bang Denis nonton race moto GP secara live ternyata sangat gerah. Apa lagi, bangku tempat kami duduk didominasi para pria juga suara mereka yang saling teriak-teriak.

Astaga...

Aku mencolek bang Denis yang masih fokus menatap ryder nya Vallentino Rossi sedang berlomba disana. Dia tidak mengindahkanku sama sekali. Aku berbalik arah kepapa yang sedang telfonan di sirkuit ini.

"Pa, aku haus. Aku akan mengambil minum di mobil kita ya?" Ijinku.

Papa menganguk kemudian melanjutkan pembicaraannya yang lebih membahas masalah pekerjaan. Sesaat akan pergi, papa menarik tanganku.

"Bawa Roni." Ucap papa. Aku menganguk setuju. Aku keluar dari barisan bangku penonton dan mencari ajudan papa itu. Terlihat Roni sedang mengobrol dengan gadia-gadis Amerika. Wow, ajudan papa ini dikelilingi beberapa wanita.

Apakah mereka berpikir ia tampan? Tapi, jika kuperhatikan ia lumayanlah

"Roni.." panggilku melambai. Roni meminta ijin undur diri dan segera mendekat kearahku.

"Ya nona ada yang anda butuhkan?" Tanyanya.

"Aku haus. Bisakah kita bersama mengambil minuman didalam mobil? Disini panas sekali."

Roni menganguk mengerti dan mempersilahkanku berjalan duluan. Aku segera saja mengambil langkah besar. Entah mengapa, penonton disini sangat bersemangat. Apakah mereka tidak gerah? Terlebih, tidak ada warung disini!

Sesampai dimobil Roni segera mencari minuman. Aku memperhatikan luas sirkuit Amerika ini. Wuah.. besar sekali.

"Auw!" Aku meringis kaget saat seseorang menabrakku.

"Maafkan saya." ucapnya. Aku memperhatikan wajahnya, wajahnya mirip seseorang yang kukenal. Tapi, ia terlihat lebih muda.

"Ya." Jawabku singkat dan menyingkir memberikan ia jalan.

"Diana?" Ucapan pria itu sontak saja kembali membuatku melihat kearahnya. Dia tahu namaku?

"Siapa kau?" Aku waspada. Hei, aku ini pernah diculik tentu saja aku akan lebih waspada. Aku melirik kearah Roni yang sedari tadi belum juga keluar dari dalam mobil.

"Ah, maaf. Aku sepertinya salah orang. Maafkan aku.." pria itu segera pergi dengan aneh.

Aku menarik nafas panjang. Setidaknya, ia berpikir salah orang. Dengan sebal aku melangkah kemobil papa dan menemukan Roni sedang meminum enak disana.

"Kau.. ugh!" Aku memukul bahunya dan mengambil satu minuman dingin didalam box. Roni terkekeh sesaat.

"Aku berpikir akan kembali diculik dan kau sebagai ajudan tidak tahu mau tahu?" Bentakku kesal. Wajah Roni berubah.

"Diculik kembali? Apakah ada yang salah nona?" Tatap tajam Roni keluar dari mobil dan memperhatikan sekitar. Aku memutar mataku.

"Tidak hanya ada seseorang saja tadi yang menabrakku."

"Pria atau wanita?" Pertanyaan Roni seperti sedang mengintropeksiku.

"Pria. Tapi sudahlah." Aku melangkah kembali masuk kesirkuit. Roni mengunci mobil dahulu dan mengikutiku.

My SEXY Guardian (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang