01~Buku

70 9 5
                                    

Allicia menutup novelnya rapat-rapat. Hobinya yang dilakukan diwaktu seperti ini sudah dimulai sejak SMP.

"Yah, abis deh. Semua buku juga udah gue baca, beli lagi nggak ya?" Ucapnya pada dirinya sendiri. Allicia dapat mengahabiskan satu buku novel yang super duper tebal kurang dalam sehari.

"Cia!" Panggil Renee--ibu Allicia. 'Cia' ialah nama panggilan Allicia sewaktu kecil.

"Apa mah?" Tanya Allicia.

"Novelnya udah abis? Mama mau pinjem, hehe." Renee menggaruk pelipisnya. Hobi Allicia yang satu ini menurun dari Mamanya.

"Oh, udah kok ma. Nih," Allicia bangkit dari posisi tengkurap saat ia membaca dan memberikan bukunya pada Renee.

"Makasii anak mama unch, unch..."

"Mamah lebay deh," Allicia terkekeh pelan. "Btw, Cia mau beli buku lagi boleh nggak, mah?" Tanya Allicia.

"Boleh." Ucap Renee tersenyum manis. Wanita paruh baya itu berjalan keluar. "Mama ke kamar dulu, ya?"

Allicia memandang wanita yang masih terlihat cantik walau hampir menginjak kepala empat. "Mah," Panggil Allicia menghentikan langkah Renee.

"besok mama sama papa pergi lagi ya?" Tanya Allicia semakin lama semakin pelan nada bicaranya.

Renee tersenyum kecil lalu melangkah mendekat Allicia. Wanita cantik itu membelai sayang puncak kepala Allicia. "Mama sama papa kerja, sayang. Lagipula gak lama kok." Ucap Renee memberi pengertian.

Allicia tersenyum kecil. "Iya, Cia tahu kok. Tapi Cia masih kangen. Mama sama papa kan baru pulang kemaren malem." Lirihnya.

"Cia...mama sama papa kan kerja buat Ali sama Cia. Kan nanti juga ada Ali yang nemenin Cia."

"Iya, sih." Ucap Allicia pelan. Sedetik kemudian ia tersenyum manis. "Yaudah deh gak papa. Cia ngerti kok. Tapi bawain oleh-oleh, ya?" Serunya.

"Iya.."

"Oke deh ma!" Renee tersenyum dan dibalas senyum lebar Allicia. Setelah itu ia beranjak pergi lalu menutup pintu kamar Allicia.

Allicia menatap pintu yang baru ditutup mamanya. Perlahan senyum lebar yang menghiasi wajahnya pudar.

"Salah. Kalian pergi selama satu bulan lamanya, dan itu nggak sebentar."

★★★

Allicia menatap buku di tangan kanannya dan buku di tangan kirinya secara bergantian.

"Buku ini, ato buku ini?" Gumam Allicia pada dirinya sendiri.

Mata gadis itu beralih pada keranjang yang ia taruh di lantai. Ia baru tertarik pada tiga buku yang ada di dalam keranjangnya.

Matanya kembali menatap kedua buku yang dipegangnya. Ia menimang-nimang buku itu.

"Dua-duanya aja deh." Gumamnya lagi lalu menaruh kedua buku itu ke dalam keranjang.

Pasti orang akan berpikir kalau dia gila atau apapun itu sehingga membeli buku sebanyak itu. Namun baginya itu tidak masalah selama ia menggunakan uang tabungannya sendiri. Allicia memang mendapatkan uang bulanan dari kedua orangtuanya, tapi ia tetap menabung untuk memperbanyak uang yang mungkin akan dibutuhkannya di masa depan.

Allicia berjalan menjauh dari rak buku novel menuju rak buku biologi. Ia mencari buku yang cocok untuk kelas 12. Matanya terkunci pada buku tebal dengan sampul plastik yang masih melekat.

Gadis itu hendak mengambil buku itu, sayangnya posisi buku itu terlalu tinggi dari jangkauannya. Ia berjinjit untuk menggapainya. Tapi tetap saja Allicia tidak dapat meraih buku itu.

With You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang