Part 10

5.5K 276 0
                                    

Hai Hai...
I'm back!!
Maafkan lama udh gak update, semoga masih ada yg menunggu cerita ini..

-

"Bagaimana rasa masakannya, enak?" Bisik Aldrich padaku. Aku menoleh padanya dan menganggukkan kepala pelan. Malam ini keluargaku berkunjung ke rumah Aldrich untuk makan malam bersama. Semenjak tragedi di taman waktu itu, sikap Aldrich memang sedikit berubah padaku meskipun terkadang dia masih bersikap dingin. Bahkan sesekali dia pernah memarahiku yang meminta jemput saat ia tengah sibuk di restaurantnya. Sebenarnya aku cukup malu untuk bertemu lagi dengannya semenjak kejadian di taman minggu lalu itu, tapi keesokan harinya dia datang dan bersikap seperti biasa. Sehingga membuat aku merasa lebih baik dan tak perlu untuk mengingat ataupun membahas kejadian itu.

"Haduhhh, bisik-bisik apa kalian?" Goda tante Jane, membuat semua orang yang ada di ruang makan menatap ke kami berdua dengan penuh senyum.
"Ehmm, Al cuman nanya tentang rasa masakannya aja kok tan.." Kataku dengan kikuk.

"Rasanya enakkan? Cocok di lidah kamu?" Kini om Darren yang bertanya.
"Iya, om. Sangat cocok di lidah aku." Jawabku.
"Aduh, jadi enggak sabar deh aku menikmati makanan Al setiap hari nantinya." Celutuk mama tiba-tiba, membuatku bingung dan menoleh pada Aldrich yang mendadak kaku.

Hanya terdengar tawa dari para orangtua, sementara Aldrich hanya tersenyum tipis pada orangtuaku dan memilih untuk melanjutkan makan. Apa maksud mama? Kenapa dia berbicara seakan nantinya Aldrich akan selalu masak untuknya..
Aku memutuskan untuk melanjutkan makan kembali, mungkin aku bisa bertanya pada mama nanti setelah berada di rumah kami.

-

"Ma, apa tante Della belum juga mengatakan kepada Ale tentang keinginan kalian?"

Ucapan dari mulut Aldrich yang aku dengar dari dalam rumah membuat langkahku terhenti.

Keinginan apa yang dimaksud Aldrich??

"Mungkin dalam waktu dekat. Kenapa? Kamu sudah tidak sabar mau bertunangan dengan Ale? Sepertinya hubungan kalian berdua sudah lebih baik saat ini." Kata tante Jane.

"Tunangan??" Gumamku.

"Apa kalian tidak bisa membatalkan perjodohan ini?" Terdengar lagi suara Aldrich.

"Kamu sudah tau jawabannya, sayang. Lagipula apa kurangnya Ale? Dia berasal dari keluarga yang baik, dia juga manis, cantik, sopan dan bahkan di usianya yang sangat muda sudah mandiri. Apa karena dia seorang artis? Iya? Sampai kapan kamu membenci semua hal yang berhubungan dengan dunia itu?"
"Sampai aku mati, ma."

"Aldrich! Mama tidak mau membahas masalah itu lagi. Semua sudah baik-baik saja sampai saat ini, toh papa kamu juga sudah mundur dari dunia yang membesarkan namanya. Jadi mama mohon, hilangkan semua rasa benci kamu. Ale dan keluarganya ada di dunia itu, jadi belajarlah mencintainya. Mama mohon."
"Aku akan belajar mencintainya jika dia mundur dari dunia itu, ma." Kata Aldrich.

"Aldrich!!! Al!!" Terdengar sedikit teriakan tante Jane.

Aku menduga jika Aldrich memilih pergi ke kamarnya. Aku mencoba menenangkan diriku sendiri yang masih kaget dengan semua yang baru saja aku dengar, aku harus berpura-pura baru masuk ke rumah agar tante Jane tidak sadar aku mendengar semua pembicaraan mereka.

"Tante.. Tante..." Teriakku, seakan aku baru saja masuk ke dalam rumah.
Aku melihat tante Jane yang sedikit tersentak kaget, tapi ia berusaha menutupi segalanya.

"Allena.. Ada apa sayang? Ada yang tertinggal?"
"Iya tan, ponselku tertinggal. Sepertinya di.... Oh itu dia..." Tunjukku setelah melihat ponselku yang berada di meja tamu. Tante Jane membantu mengambilkan ponselku yang berjarak lebih dekat dengannya. Aku segera kembali ke mobil setelah mengucapkan terima kasih pada tante Jane dan berpamitan kembali dengannya.

***

"Oiii!! Bengong aja elo.."
Aku mengendus kesal pada Vera yang mengagetkanku, terlihat Ello dan Oscar yang berjalan di belakangnya.

"Kenapa? Ada masalah? Apa Fandy ganggu elo lagi?" Tanya Ello.
"Jangan sebut nama dia lagi!" Jawabku malas, aku sama sekali tidak ingin membahas lagi tentangnya. Semenjak pertemuan pertama kali kami waktu itu, dia tidak henti-hentinya mengirimkan pesan padaku. Tapi tentu saja aku mengabaikan seluruh pesannya, bahkan aku tidak membuka pesan-pesan itu dan langsung menghapusnya.

"Oke oke.. Slow baby.." Kata Ello.
"Terus elo ada masalah apa?" Kini Vera yang bertanya.
"Bayaran elo ada masalah?" Ucap Oscar, membuatku mendengus kesal. Sejak kapan bayaran seorang Allena bermasalah? Hello!! Semua kontrak kerja yang aku tanda tangani selalu di pelajari dengan baik dan selama ini tidak pernah ada masalah dari pihak manapun.

"Menurut kalian, apakah masih wajar di zaman ini dijodoh-jodohin?" Ucapku akhirnya.
"Hm, enggaklah. Emang sekarang masih zaman siti nurbaya apa.." Jawab Vera.
Aku mengalihkan pandanganku pada Oscar, meminta pendapat darinya. "Gue setuju sama Vera." Katanya.

"Elo dijodohin?" Tanya Ello.
Duhh! Kenapa sepupuku ini cepat sekali tanggap!

"Ehh, seriusan???" Tambah Vera.
"Ehh, enggak enggak.." Kataku. Maaf teman-teman, aku belum bisa mengatakan yang sebenarnya. Jujur aku sendiri belum memastikannya pada papa atau mama tentang pendengaranku semalam.

"Iya lah. Enggak mungkin kali, si Ale di jodohin. Kita semua kan tau sifat si Ale, mana berani orangtuanya ngejodohin dia. Galak gini." Sahut Oscar.

"Aww.. Awwww..." Teriak Oscar, aku mencubit telinganya dengan kasar.
Enak aja dia ngatain aku galak, aku sangat baik dan hormat pada kedua orangtuaku. Aku tidak pernah memberontak pada kedua orangtuaku, saat ini aku benar-benar bingung bagaimana cara menolak keinginan mereka berdua.

"Sorry..Sorry.." Kata Oscar.
"Gue baik tau! Sopan! Ramah!" Sahutku.
"Terus, kenapa elo nanya begitu?" Kata Ello.
"Hmm.. Oh, gue dapat tawaran pekerjaan. Dan saat gue baca alur ceritanya, gue penasaran aja sama respon orang lain. Makanya gue nanya kalian." Baik Vera dan Ello mangut-mangut mengerti.

Aku bersyukur mereka percaya dengan perkataanku, meskipun aku melihat Ello yang sedikit ragu dengan ucapanku. Tapi akhirnya dia percaya juga dan tidak bertanya apapun lagi padaku.

***

Semoga kalian suka sama ceritanya,
Maaf klo terlalu sedikit..

Please Vote n Comment ya guys, makasi ^^

17-02-2018

I Love You, Chef ! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang