Part 21

4.8K 279 2
                                    

hai hai...

author kembaliiiii....

semoga masih menunggu cerita ini yahhh, maaf agak lama ngepostnya karena ada kesibukan beberapa hari ini....

sekaligus author kembali mengingatkan bahwa Dua karya author yang berjudul

Hello Brondong!

dan

Lethicia

sudah terbit dan bisa didapatkan di Play Store (Bagian Buku) dan Google Play Books.

buat yang bingung, bisa langsung KLIK link yang ada di BIO author yaa...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


jangan Lupa Untuk di beli yaa teman-teman...

semua pembelian kalian sangat mendukung bagi author dan memberikan semangat lebih bagi author untuk terus berkarya.

author juga sangat berterima kasih untuk beberapa orang yang sudah melakukan pembelian untuk kedua cerita tersebut.

Sekali lagi author ucapkan terima kasih karena kalian sudah mau menghargai karya yang author tulis selama ini dan author merasa kerja keras di tengah-tengah kesibukan author bisa terbayar melalui pembelian dari kalian.

terima kasih ^^


dan tentu saja jangan lupa untuk mendukung cerita I love You,chef! dan cerita-cerita author yang lainnya yaa...

semua komen dan Vote dari kalian sangat author butuhkan ^^

thank You and happy reading^^


-


"Om.." sapa Aldrich saat melihat Alex keluar dari dalam rumah dan mau masuk ke dalam mobil pribadi Alex. Aldrich sudah menunggu sejak tadi di depan pagar rumah Allena untuk menemui Alex. Sejak tadi Aldrich mendapatkan penolakan dari Alex, bahkan dia dilarang keras untuk masuk ke dalam rumah. Seorang satpam sudah berjaga di depan pintu rumah untuk menghalangi Aldrich.

Awalnya ibu Allena sudah ingin menghampirinya dan membiarkan dia masuk ke dalam rumah, tetapi Alex melarang dan malah berteriak keras. Aldrich tidak ingin kedua orangtua Allena bertengkar karenanya, sudah cukup masalah yang dibuatnya, dia tidak ingin menambah masalah baru lagi. Maka dari itu, Aldrich memutuskan untuk berdiri di depan dan mencegat Alex saat keluar rumah.

Alex berdecak. "Pak Rahman, ingatkan saya untuk memasang papan besar di depan rumah, bertuliskan ini rumah selebriti." kata Alex pada supir pribadinya yang sudah bersiap membukakan pintu mobil untuk majikannya.

Rahman-supir pribadi Alex tidak menjawab, dia bingung dengan ucapan majikannya dan bingung mengapa majikannya mengabaikan Aldrich yang selama ini selalu disambut dan dibanggakan oleh Alex.

"Om, aku mau minta maaf." ucap Aldrich, mengabaikan sindiran dari Alex.

Alex melipat kedua tangannya di depan dada, menatap anak muda di hadapannya dengan tegas. "Ini rumah selebriti, di sini berisikan kumpulan artis dan aktor yang tidak kamu sukai. Untuk apa kamu menginjakkan kaki kamu di sini lagi?"

Aldrich terdiam, dia sadar sudah membuat marah kedua orangtua Allena dan pasti tidak akan mudah untuk mendapatkan maaf dari mereka. Rahman yang merasa majikannya sedang membahas masalah pribadi memutuskan untuk menyingkir dari sana tanpa perintah.

"Aku minta maaf untuk semua ucapan yang sudah menyakitkan om dan semua keluarga besar, om."

"Kamu pikir semudah itu untuk saya memaafkan kamu? Apalagi kamu sudah menyakiti keluarga yang sangat saya cintai dan jaga selama ini."

"Saya tahu, om. Saya akan berusaha untuk mendapatkan maaf dari om, tante dan Allena. Saya akan melakukan segalanya untuk mendapatkan kata maaf dari om dan semuanya." kata Aldrich.

"Kamu akan melakukan segalanya?"

Aldrich mengangguk, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan maaf dari semuanya.

"Maka jauhi keluarga saya." ucap Alex tegas.

Aldrich menganga, tidak menyangka jika Alex akan berkata seperti itu. Tapi Aldrich tidak akan menjauh, dia sudah berjanji dalam hati untuk mendapatkan Allena. Sekalipun Allena sudah tidak menyukainya, dia akan membuat gadis itu kembali menyukainya. Tidak peduli bagaimanapun caranya, dia akan berjuang.

"Aku tidak akan menjauhi keluarga om, apalagi Allena. Aku mau memperbaiki semuanya om, supaya kembali seperti dulu."

"Kamu menyukai Allena?" tanya Alex.

"Allena akan menjadi orang pertama yang mengetahui perasaan aku, om." jawab Aldrich. Aldrich menolak untuk menjawab kembali, seperti yang dilakukan saat ayahnya bertanya hal yang sama. Dia tetap ingin Allena orang pertama yang mendengarnya.

Alex tersenyum sinis. "Kamu terlalu percaya diri, Al. Sekalipun saya dan istri saya memaafkan kamu, tapi sepertinya kamu tidak akan pernah bisa meraih Allena kembali."

"Mak-maksud om?"

"Pagi ini, seorang pria menjemput Allena. Dia pria yang baik dan dia sangat mendukung Allena untuk kembali berkarir, seperti keinginan saya. Dia adalah pria yang pantas bersanding dengan Allena dan saya memberikan kepercayaan penuh untuk dia. Saya lebih menyukai pria pemberani seperti itu, dibandingkan pria yang hanya bisa mengomentari kehidupan orang lain dan mengambil kesimpulan sesuka hati tanpa tahu kisah sebenarnya."

"Fandy. Apa dia orangnya?" tanya Aldrich.

Aldrich yakin jika Fandy adalah orang itu, mengingat Fandy adalah mantan pacar Allena yang belum lama ini kembali dan berusaha mendapatkan Allena kembali.

"Kamu kenal?" tanya Alex balik.

Alex tersenyum. "Sangat bagus kalau kamu sudah mengenalnya, jadi saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar." lanjut Alex.

"Apa om mengenal pria itu dengan baik? Om sama sekali tidak tahu kalau dia pernah-"

"Pernah menjadi kekasih anak saya dan membuatnya sakit dulu. Saya tentu tahu kisah itu. Sudah saya katakan bukan, saya menyukai anak pemberani. Dia mengakui semua kesalahannya beberapa waktu lalu dan meminta secara jantan untuk mendekati Allena kembali." potong Alex.

Alex menatap jam tangannya, dia sudah tidak bisa terlalu lama berbincang dengan Aldrich lagi. Padahal Alex masih ingin mempermainkan anak dari sahabatnya itu, tetapi pekerjaannya sudah menunggu.

"Pulanglah, pintu rumah ini harus ditutup untuk orang asing. Lagipula orang yang ingin kamu temui tidak ada di rumah. Mereka sedang bersenang-senang dan mungkin akan pulang larut. Saya sudah memberi izin." kata Alex, sebelum akhirnya dia memanggil kembali supirnya yang sudah menghilang dari sana dan masuk ke dalam mobil meninggalkan Aldrich yang terdiam.

Aldrich berdecak, menggelengkan kepalanya lalu meremas rambutnya. Aldrich sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sekarang dia memiliki saingan berat? Dan apa kata ayah Allena tadi, dia memberikan izin pada Allena untuk pulang larut bersama Fandy???

Bahkan selama ini Aldrich saja tidak pernah diizinkan membawa Allena pulang larut malam!

***

06-08-2019



I Love You, Chef ! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang