Part 15

4.8K 283 2
                                    

Maafkan Author yang baru saja bisa melanjutkan cerita ini, semoga kalian masih menunggu ^__^

Tinggalkan jejak kalian ya guysss,semua Vote n Comment sangat membantu author supaya bsa lebih baik lagi kedepannya.

Thank you and Happy reading^^


***


"Mama.." Aku menghampiri mama yang sedang asyik membaca majalah di ruang keluarga.

"Hai sayang, sudah pulang sekolah?" Mama memeluk dan mengecup keningku.

"Iya ma, kok mama ada di rumah? Enggak syuting? Papa mana?"

"Kebetulan scene mama sedikit, jadinya cepat kelar. Papa masih ada kerjaan. Kok kamu udah pulang jam segini? Bukannya dua jam lagi jam pulang sekolah?"

"Ada rapat guru, jadi dipulangin lebih awal." Kataku.

"Kamu pulang sama siapa?" Tanya mama sambil melihat ke arah pintu.

"Aku nebeng Vera, ma." Jawabku.

"Oh. Ya udah, kamu ganti baju terus kita jalan-jalan. Mau?"

"Beneran ma? Mau banget!! Udah lama kita enggak jalan-jalan berdua. Pas banget waktunya, aku enggak ada kerjaan hari ini." Kataku semangat.

"Iya beneran. Sana kamu ganti baju, mama juga siap-siap dulu." Kata mama sambil menutup majalahnya.

"Eh, ma..."

"Kenapa?"

"Ale boleh ngomong sesuatu enggak.."

"Tentu saja. Kamu mau ngomong apa? Mama dengerin." Ucap mama lembut.

"Ma, kalau Ale berhenti syuting apa mama dan papa keberatan?"

"Kamu mau berhenti syuting? Kamu mau fokus untuk jadi model saja?" Tanya mama balik.

"Ehm, bukan begitu ma. Maksud Ale, Ale berhenti syuting dan juga berhenti jadi model. Ale.. Ale mau mundur dari dunia entertainment, ma."

Mama terlihat shock dengan perkataanku, cukup lama sebelum mama berbicara lagi. "Kenapa sayang? Kamu ada masalah di tempat syuting? Atau ada yang membuat kamu tidak nyaman? Ada yang mengganggu kamu?" Tanya mama khawatir.

"Enggak ma. Semuanya baik-baik aja, Ale sangat nyaman berada di lokasi syuting. Semuanya memperlakukan Ale dengan baik." Jawabku.

"Terus kenapa kamu mendadak mau berhenti? Dulu kamu selalu meyakinkan mama kalau kamu menyukai pekerjaan ini. Ada apa sayang, cerita sama mama."

"Ale.. Ale menyukai pekerjaan ini, ma. Hanya saja Ale ingin mencoba melakukan pekerjaan lain. Ale yakin memiliki bakat lain selain menjadi artis dan Ale mau menunjukkan kemampuan Ale yang lainnya ma.."

Mama mengelus pipiku dengan lembut, "Jangan bohong Allena. Mama tau ada yang kamu sembunyikan. Kamu anak mama, darah daging mama, mama sudah sangat mengenal kamu sayang."

Aku menghela nafas, aku tidak bisa mencari-cari alasan lagi. "Ale.. Ale ingin dekat dengan seseorang ma."

"Kamu menyukai seseorang??"

"Ale tau mama dan papa berniat menjodohkan Ale dengan Aldrich."

Mama sedikit kaget mendengarkan penuturanku, "Kamu tau dari mana sayang?"

"Ale tidak sengaja mendengar percakapan tante Jane dan Aldrich. Awalnya Ale sangat keberatan dengan niat kalian, tapi sekarang Ale akan menuruti jika itu yang mama dan papa inginkan. Tapi sebelumnya Ale ingin mengenal Aldrich lebih dalam lagi, ma. Sayangnya Aldrich sangat membenci profesi yang Ale tekuni saat ini, tidak akan ada kemajuan dalam hubungan kami jika terus seperti ini ma."

"Jadi, kamu memutuskan untuk mundur dari dunia yang dibenci Aldrich?"

Aku menggangguk, "Sayang, mama minta maaf jika niatan yang kami buat malah membuat kamu bersedih. Mama sama sekali tidak keberatan jika kamu memutuskan untuk menolak perjodohan ini. Mama akan membicarakan dengan papa dan kedua orangtua Aldrich."

"Enggak ma. Ale bersedia untuk dijodohkan dengan Aldrich." Kataku mantap.

"Kamu yakin? Meskipun kamu harus mundur dari pekerjaan yang sangat kamu cintai ini?"

Aku mengangguk dengan yakin, "Ya ma. Ale yakin. Ale mau minta tolong sama mama untuk membantu mengurus semuanya. Ale masih memiliki beberapa kontrak pekerjaan, ma. Selain itu, Ale juga mau mama dan tante Jane membantu Ale untuk dekat dengan Aldrich. Buat supaya kami bisa sering bersama, sehingga Ale punya waktu untuk mengenal Aldrich lebih dalam. Mama bisa merahasiakan semua pembicaraan kita hari ini dari Aldrich?"

"Ya, mama akan merahasiakannya. Mama juga akan mengurus semua pekerjaan kamu."

"Terima kasih ma." Aku memeluk mama dengan erat, mama mencium keningku sebelum melepaskan pelukannya.

"Aku siap-siap dulu ya, ma." Kataku akhirnya.

"Oke.."

"Allena.."

Mama memanggilku saat aku baru saja ingin menaiki tangga menuju kamarku. "Ya, ma?"

"Jika kamu ingin kembali ke dunia entertaint, bilang sama mama. Mama akan membatalkan perjodohan ini."

Aku memaksa untuk tersenyum lalu mengangguk pada mama. Aku tau mama pasti mengerti perasaan aku saat ini. Mama sangat tau bahwa aku menyukai pekerjaan yang aku tekuni saat ini. Mama tau aku tidak akan semudah ini melepaskan apa yang aku jalani saat ini. Tapi mama tetap menjadi ibu yang terbaik, mama mendukung segala keputusan yang aku buat. Aku sangat beruntung memiliki seorang ibu seperti mama Della.

***


14-05-2019

I Love You, Chef ! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang