Setelah Sekian Lama

157 5 0
                                    

Kemarin aku tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya. Dia menatapku terus. Aku jadi bingung, kenapa dengannya?. Kenapa tidak seperti dahulu?, saat dia berbicara duluan padaku.

Kemarin juga aku banyak kegiatan dengan teman yang lainnya. Mulai dari teman sekelas, teman beda kelas, teman seekskul, dan yang lainnya. Aku jadi tidak bisa berinteraksi banyak dengannya. Hanya piket kemarin, itu pun hanya saling tatap.

Tidak seperti kemarin, Aelyana hari ini belum datang. Aku duduk menunggu di mejaku sambil menaruh dagu di pangkuan tanganku. Aku melamun menunggu. Hingga aku terpejam dan diam tidak menentu.

Beberapa saat berlalu, aku bisa dengar suara kelas yang ribut dengan teman-teman. Namun, aku tidak mempedulikan itu. Mataku masih terus tertutup. Karena yang ingin kulihat hanyalah Aelyana seorang.

Kemudian, langkah kaki mendekat ke arahku. Menyentuh tanganku, dan menariknya sehingga daguku jatuh. Aku mulai membuka mata, dan aku melihat seseorang. Seseorang yang sangat kukenal.

Tiani:Kenapa, Zur?. Melamun saja dari tadi.
Zura:Tiani?!.

Dia Tiani, sahabat baikku. Aku selalu menceritakan apapun kepadanya, hampir. Lalu, dia, mengajakku mengobrol. Menjelang kelas dimulai, Aelyana datang.

Bel sekolah sudah berbunyi. Tanda istirahat sudah dimulai. Kesempatannya hanya sekarang ini. Aku akan mencoba bicara pada Lyana lagi.

Zura:(Datang)Aelyana.
Aelyana:Ya?.
Zura:"Aku tidak tahu harus apa lagi.".
Aelyana:...
Zura:...
Aelyana:Mau ke kantin bareng?.
Zura:Ah, ya.

Akhirnya, kami pergi ke sana. Aku ikut-ikut saja kata dia. Kenapa, ya?!. Mungkin karena sayang.

An Interest To Be Your Girlfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang