Jalan Pulang

121 5 0
                                    

Shina:Ada yang sudah mengerjakan tugas dari XXXXX?. Aku ada yang belum, nih.
Tiani:Aku sudah.
Shina:Semua?.
Tiani:Semua.
Shina:Kalau kamu, Zur?.
Zura:Aku juga sudah.
Shina:Enaknya...
Tiani:Memangnya kamu belum yang mana?.
Shina:Yang membuat laporan XXXXX.
Zura:Ah, yang itu belum.
Tiani:Bukannya kita sudah buat semua?.
Zura:Ya. Kalau yang sama kamu sudah semua.
Tiani:Yang sama Aelyana yang belum, ya?!.
Zura:Ya.

Kenapa aku lupa itu, ya?!. Biasanya, sih, aku ingat yang seperti itu. Besok saja aku beritahu padanya. Hari ini sudah terlambat.

---

Setelah itu, semua kembali seperti biasa. Hubunganku dengan Aelyana mulai membaik. Padahal sebenarnya, sebelumnya tidak ada apa-apa, hanya tidak saling bicara saja. Entah karena malu atau bingung mau bicara apa setelah itu.

Zura:...Jadi begitu. Bagaimana kalau mengerjakannya besok di rumahku?.
Aelyana:Bagaimana kalau sekarang saja?.
Zura:Eh?!... "Dia maunya sekarang?.".
Aelyana:Kenapa?.
Zura:Besok saja. Besok kan libur.
Aelyana:Kalau besok, aku tidak bisa.
Zura:Besoknya lagi?.
Aelyana:Aku juga tidak bisa.
Zura:Bagaimana, ya?!... Aku belum menyiapkan bahan-bahannya.
Aelyana:Tidak apa-apa. Yang terpenting kita mengerjakannya dulu.
Zura:Memangnya kamu membawa catatan yang dari XXXXX sekarang?.
Aelyana:Sebentar. Aku lihat dulu.

Aelyana berbalik dan membuka tasnya. Dia merogoh dan meraba sampai ke dasar tas. Isinya terlihat kosong. Aku yakin dia tidak membawanya.

Aelyana:Aku bawa.
Zura:"Aku salah.". Ka, kalau begitu. Kita berangkat sekarang?.
Aelyana:Ya.

Dia menunjukkan senyum manisnya padaku. Sesaat ku membeku dan terpaku sejenak untuk melihat keindahannya. Dia menyadarinya. Lalu, aku pun mulai bergerak dan meninggalkannya di belakang.

Hari ini adalah pertama kalinya, aku dan Aelyana pulang bersama. Sepanjang jalan, kami berdua merasa senang.

An Interest To Be Your Girlfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang