Permainan Perasaan

60 4 0
                                    

Zura:(Datang)Lyana?.
Aelyana:Ya?.
Zura:Soal kemarin,... itu... Aku...
Aelyana:Kemarin apa?.
Zura:"Apa dia lupa?.".
Aelyana:...
Zura:...
Aelyana:Zura?.
Zura:Apa kabarmu?.
Aelyana:Baik. "Dia kenapa???.".
Zura:Baiklah. Sampai jumpa lagi. (Pergi)
Aelyana:Ya...

Lyana tidak mau membahas hal yang kemarin. Dia sebenarnya pura-pura lupa. Mungkin bukan saatnya untuk membahas latihan itu. Aku akan menanyakan lagi nanti.

Tiani:Jadi, kamu ga datang latihan kemarin karena itu?.
Zura:Um.
Tiani:Lalu, kamu langsung pulang?.
Zura:Tidak. Aku tetap latihan.
Tiani:Dimana?.
Zura:Di kelas.
Tiani:Sama siapa?.
Zura:Sama...

Riena:Bel istirahat sudah berbunyi. Saatnya istirahat. Tugas kelompoknya dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Semua:Ya!!!.

Kemudian, semua berhamburan. Ada yang keluar, ada yang di dalam. Semuanya punya urusan masing-masing. Aku dan Tiani masih tetap di dalam kelas.

Oh, ya. Tadi itu pelajaran Bahasa Inggris. Gurunya sangat baik. Meski aku tidak mengerti, Miss Riena tetap mau membantuku.

Tiani:Zur, dia masih di sini.
Zura:(Menunjuk)Aelyana?.
Aelyana:Aku?.
Tiani:Bukan. Dia. (Menunjuk)
Zura:Dia tidak melihat.
Aelyana:"Ada apa denganku?.".
Tiani:Belakangan ini kamu jarang mendekati dia.
Zura:Apa maksudnya?.
Tiani:Kamu suka, kan, sama dia?.
Zura:Ih, Tiani... (Mendorong Tiani)

Benar. Aku suka dengannya. Waktu di XXXXX juga, aku makan depan-depanan dengannya. Tetapi, dia tidak juga bicara padaku.

Memang aku suka dengannya, dulu. Sekarang, perasaanku tidak sepenuhnya ke dia lagi. Aku mempunyai dua orang yang kusukai. Yang satu lagi, telah menyatakan perasaannya kepadaku.

Tapi kalau menyampaikan perasaan, dia memang belum mengatakannya kepadaku. Dia hanya mengatakan kalau dia ingin lebih dekat mengenalku, itu pun melalui tulisan. Dia orangnya jarang berbicara. Apa aku bicara duluan padanya saja, ya?!...

Tiani:Kamu bicara duluan saja padanya.
Zura:Kamu membaca pikiranku, ya?!.
Tiani:Tidak.
Zura:Bohong!.
Tiani:Benar. Kamu tadi bergumam, bukan bicara dalam hati.
Zura:(Memerah)
Tiani:Kalau kamu suka, kamu harus terus mendekatinya. Aku mendukungmu, Zura.
Zura:Tiani...
Tiani:(Mendorong Zura)Ayolah, Zur!.
Zura:(Terdorong)Baiklah. (Menghampiri)
Tiani:(Melihat)
Aelyana:(Melihat)
Zura:Ha, hai, XXXXX.

Aku selalu berdebar-debar kalau dekat-dekat dengannya. Aku juga bingung mau bicara apa padanya. Mungkin dia tidak pernah bicara padaku karena bingung juga?. Apa seperti ini rasanya cinta?.

Kalau dengan Aelyana, aku tidak begitu. Aku malah merasa nyaman di dekatnya. Aku ingin selalu bersamanya. Apa perasaanku dengan Aelyana sama dengan perasaanku padanya?.

Zura:(Datang)
Tiani:Kamu mengobrol apa dengannya?.
Zura:Tidak ada...
Tiani:Tidak ada?.
Zura:Ya. Kami bingung mau membicarakan apa.
Tiani:Kok begitu?.
Zura:Aku tidak tahu. (Menyandarkan kepala ke Tiani)
Tiani:(Mengusap Zura)
Zura:Huh...
Tiani:"Tapi, siapa yang Zura maksud satu lagi selain dia, ya?!.".
Aelyana:...

Tanpa terasa, bel tanda masuk kembali berbunyi. Kami berempat tetap di dalam kelas selama istirahat, bersama orang-orang yang keluar-masuk kelas. Aku belum sempat jajan sama Tiani. Uuuh... Aku sangat lapar.

---

Tiani:Aaa!!!...
Shina:Ada apa?.
Tiani:Aku lupa memberitahu Zura kalau latihan napas buatan dibatalkan.
Shina:Aku yakin dia sudah tahu, kok.
Tiani:"Apa dia sudah melakukannya?. Kalau sudah, dengan siapa?.".

Illyani:(Mendengar)Tiani kenapa?.

---

Zura:Lyana?.
Aelyana:Ada apa?.
Zura:Tentang latihan kemarin...
Aelyana:Kenapa?.
Zura:Apa kamu mau melanjutkannya lagi hari ini?.
Aelyana:Maaf, Zur. Aku harus pulang cepat hari ini.
Zura:...
Aelyana:(Pergi)
Zura:"Sepertinya Lyana marah padaku.".

---

Aelyana:(Membenamkan wajah di bantal)

An Interest To Be Your Girlfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang