7.

118 12 0
                                    


"Lo mau kemana?"

"Pulang"

"Sama siapa?"

"Sendiri, mungkin."

"Oh gitu, yaudah hati-hati dijalan"



Yasna menganggukkan kepala, mengiyakan pertanyaan Rio.




Yasna berjalan dengan wajah yang menampakkan bahwa dirinya sedang bersedih. Kalian pasti tahu mengapa Yasna menjadi seperti ini, karena ia terlalu lama menunggu abangnya. Ini bukan kejadian yang sekali ataupun dua kali, bahkan lebih hingga tak terhitung lagi oleh dirinya.


Menurut Yasna, jika tidak bisa menjemput dirinya, berilah kabar kepadanya. Tidak butuh waktu yang cukup lama bukan untuk sekedar memberikan kabar melalui sebuah pesan teks? Cuma beberapa detik.


Yasna berjalan kaki entah kemana arah tujuannya, yang jelas ia mengikuti kemana arah kakinya ingin melangkah tanpa berhenti.

Beberapa jarak meter di belakang Yasna, terdengar suara mesin motor yang seakan sedang mengikutinya dari belakang. Tak ada niat sedikitpun Yasna untuk menolehkan kepalanya kebelakang, ia merasa tidak peduli dengan apa yang ada di sekitarnya.

Motor itu pun berhenti di samping Yasna, langkah kaki Yasna pun ikut terhenti.

"Naik" perintah seseorang laki-laki yang mengendarai motor tersebut. Yasna yang bingung tidak karuan, ia menengok ke sekelilingnya barangkali yang orang itu maksud bukan dirinya tetapi orang lain, tetapi nihil tidak ada seorangpun yang sedang melintasi jalan tersebut kecuali dirinya, dan orang tersebut.

"Gue?" jawab Yasna.

Rio menganggukkan kepalanya, "Naik"

Perlahan-lahan Yasna naik menduduki motor Rio setelah duduk dengan sempurna, Yasna melihat wajah Rio ke arah spion, terlihat bekas luka hitam lebam di kening Rio karena perbuatannya. Dirinya merasa bersalah, ingin rasanya mengobati luka Rio tapi apakah Rio keberatan atau tidak? Entahlah ia pun tidak tahu.


Diperjalanan, Yasna berinteraksi dengan Rio namun tidak sepenuhnya. Karena memang sifat Rio yang cuek, dingin dan sangat bertolak belakang dengan sifat Yasna, jadi mereka berbicara seperlunya saja.



Tiba-tiba petir datang disambut oleh hujan, membuat pakaian dan tubuh kedua orang ini menjadi sedikit basah terguyur hujan.


"Yasna, ujan" kata Rio.

"Mau berteduh?"

"Ayo" kata Rio sambil membantu Yasna turun dari motor, Rio memegang tangannya Yasna, dan berlari kecil mencari tempat untuk berteduh serta diikuti Yasna di belakangnya.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang