8.

114 11 0
                                    

"Pasti beliau ngerti" Rio menggenggam tangan Yasna yang kedua kalinya dengan erat, seakan-akan ingin memberikan kekuatan kepada dirinya.


Yasna melihat tangannya yang sedang digenggam oleh Rio, membuat Yasna betah untuk berlama-lama dalam kondisi seperti ini.






"Jangan pernah lepasin genggaman itu dari tangan gue, terus begini aja. Gue sudah terlanjur nyaman" 







"Lo dingin, tapi gak sedingin yang gue kira. Lo unik lo beda dari yang lain, gue suka"

Ujar Yasna dalam hati sangat kagum terhadap laki-laki ini yang sedari tadi diiringi oleh sebuah senyumannya.



"Lo kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Rio.

"Eh? Engg.. Engga apa-apa kok" singkat Yasna meyakinkan Rio.

"Oh. Udah agak redaan nih, mau pulang sekarang?"

"Iya, mau" Yasna menganggukan kepala.













Diperjalanan pulang, Rio melihat ke arah Yasna melalui kaca spion. Yasna menampakkan wajah kecemasannya, Rio yang mengerti apa yang membuatnya menjadi seperti itu pun langsung meyakinkan Yasna kembali.



"Yas?"

"Iya"

"Jangan panik"

"Gimana gak panik coba, liat udah jam berapa sekarang? Gue kan gak pernah pulang telat" tegas Yasna.

"Percaya sama gue, gak akan terjadi apa-apa. Oke?" Rio segera meraih tangan mungil Yasna dan kembali memegang erat tangan Yasna untuk yang kesekian kalinya.

"iya deh"




Mereka berdua saling melemparkan canda dan tawanya saat itu dan membuat keduanya ingin berlama-lama seperti ini. Namun keduanya sangat gengsi untuk mengungkapkan.



Saat tiba di rumah Yasna, Yasna mengetuk pintu tidak lama kemudian keluarlah seorang pria yang sudah berumur kepala 4, Arif, lebih tepatnya Papa nya Yasna.



"Assalamualaikum Pa" salam Yasna sambil menyalami tangan Papa nya.

"Assalamualaikum Om" salam Rio setelah Yasna dan ikut menyalami tangan Arif juga.
"Wa'alaikumsalam, kamu temannya Yasna?"

"Iya Om, teman sekelas" jawab Rio.

"Maaf Pa, Yasna pulang telat" singkat Yasna dengan wajah terlihat agak murung.

"Maafin saya juga Om, saya juga telat mengantar Yasna pulang"

"Sudah lah, tidak apa-apa. Justru saya yang berterimakasih sama kamu Nak Rio karena udah mengantar pulang anak perempuan Om ini"

"Papa, gak marah?" tanya Yasna.

"Engga kok" Arif menggelengkan kepalanya.

"Oh iya Nak Rio, ayo masuk dulu ke dalam" tawar Arif.

"Tidak usah Om, lain kali aja kalau begitu saya izin pulang dulu"

"Lain kali main kerumah ya" Ajak Arif.

"Baik Om"

"Jangan panggil Om, panggil Papa aja biar samaan"

"Iyaaa Pa"

"Haha bagus, nak"



Setelah itu Rio berpamitan kepada Yasna dan Arif, untuk segera pulang kerumah. Hari itu Rio sangat senang karena bisa mengenal lebih dekat dengan Yasna.



Yasna berlari kecil menghampiri Rio, saat itu Rio sedang menyalakan mesin motornya. Dan Yasna berdiri tepat di sampingnya.




"Hei, hati-hati dijalan!" seru Yasna.
"Siap Nona!"
































Ah andai waktu bisa diberhentikan, aku masih ingin berlama-lama dan bersama-sama dengannya!























































-
Bersambung💕
Akhirnya update lagi wkwk
Tonton video di mulmed yoo😝
Jangan lupa vote cerita ini yaaaa❤❤❤

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang