Aku keluar dari ruangan itu, saat aku berlari dan menatap sebuah pemandangan yang sangat indah berada di luar istana itu. Aku terdiam kagum, melihat suasana yang berbeda dengan di kota atau di tempat aku tinggal. Aku menuruni anak tangga satu persatu. Harum dari bunga yang segar menyeruak masuk dalam pernapasanku. Aku berjalan, dan ku berhenti di sebuah buanga yang indah berwarna merah, dan bunga mawar putih yang sungguh putih. Ku cium wangi dari bunga itu sanggat khas harumnya. Hingga tanpa ku sadari dari belakangku ada seorang yang memelukku dari belakang dengan erat. Dan menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Honey, kau cantik seperti bunga mawar putih ini?" bisiknya di telingaku.
Aku yang mendengar pun kaget, aku mebalikan tubuhku menghadap dia.
"Kau, sedang apa?" tanyaku padanya, dia tersenyum sangat manis sehingga membuat aku yang marah jadi terdiam.
Dia merangkulkan tangannya di kedua bahuku.
"Kau, cantik! Dan membuat aku selalu ingin di dekat mu!" bisiknya denga pelan. Suaranya yang begitu serak basah membuah aku menelan ludah dengan susah payah.
"Hmmm, lepaskan!" desisku.
Dia mendekatkan wajahnya padaku hingga hidung kami bersentuhan dan dengan lembut dia menciumku. Melumat bibirku dengan sapuan lidahnya yang basah, dan bibir yanh sedikit tebal.
Aku terdiam merasakan lumatan yang dia berikan hingga aku tersadar tangannya memegang dadaku. Ah, terdengar suara desahan dariku karna ciuman itu.
Aku melepaskan ciuman nya dariku dan mendorongnya.
"Kau, berengsek!"
"Bukan kah kau suka honey?" cetusnya padaku.
Aku beranjak dari sana dan tiba-tiba pria itu dengan cepatnya membopongku ke kamarnya. Kamar yang luas, dan juga tempat yang indah.
Aku meronta denga perlakuannya padaku, ingin aku lepas dari pelukannya. Tapi rasanya sulit. Dengan cepatnya dia sudah ada di kamar, kaget melihat aku tiba-tiba sudah ada di kamar.
Dia membaringkan aku di ranjang.
"Kau mau apa?"
"Tidur honey bukankah besok kau sekolah, atau kau mau bersentuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping with the devils
RandomPagi ini aku terbangun entah aku bermimpi atau bukan kini aku berasa di istana, tapi entahlah. Padahal aku orang biasa tapi kenapa tiba-tiba aku berada di sini. Aku menatap ke sekeliling tempat itu. Banyak sekali yang aku heran. Aku menurunkan kakik...
