Raja menyuruh Mphi duduk di sebelahnya, ia sangat penasaran. Apa yang akan Ayah katakan tentang Poto ini? Pikir Mphi. Raja meminta Mphi untuk memberikan buku yang berisikan Poto dirinya.
"Kemarilah, biar Ayah jelaskan siapa wanita ini. Dan mengapa pria ini begitu mirip dengan Suga."
Mphi tambah penasaran dibuatnya, ia lalu memberikan buku itu pada Raja.
"Bisa ayah iui begitu cemas mendengar perkataan Ayahnya.
"Dia adalah kekasih Ayah dahulu, tapi entah dimana dia sekarang. Wanita yang ayah cintai selama ini," jelasnya.
"Lalu, dengan Ibu? Bagaimana ayah menikah dengan ibu, padahal ayah mencintai orang lain?" tanyanya lagi.
"Dulu sesuatu terjadi, dan Ayah harus bertanggung jawab atas semuanya."
********
Di sisi lain, Suga terus saja memikirkan wanita yang telah memeluknya. Mengapa dan kenapa dia begitu egoisnya bicara kalau dirinya adalah suaminya?
Song duduk termenung di dalam kelas, wajahnya cemberut. Pria yang ia tunggu belum juga datang, tentu Suga.
"Sejak tadi, batang hidungnya belum kelihatan mahkluk aneh itu. Aku jadi kesepian kan, uchhh apa benar aku merindukan dia? Aghh tidak ... tidak, jangan sampai dia dengar apa yang sedang aku bicarakan. Diakan kupingnya lebar."
Sejak tadi rupanya Suga terus saja memperhatikan gerak-gerik Song, bahkan ia benar-benar tahu apa yang di katakan oleh Song.
"Apa kau merindukanku Honey? Berulang kali kau memanggilku, apa kau benar-benar ingin bertemu denganku?" terdengar samar suara dari Suga.
Song yang mendengarnya langsung terpana, binggung mendengar suara tersebut. Seakan dekat tetapi jauh. Song melihat ke sekeliling, tak ada seseorang pun yang di dekatnya.
"Apa aku sudah mulai gila? OMG, ya Tuhan, bagaimana aku bisa berpikir dia mendengarku? Kuharap ia tidak datang lagi."
"Haha, I love you Honey. Aku akan selalu mencintaimu, kapanpun dan di manapun, aku akan tetap mengawasi dan melindungi diri mu."
"Aku harap, kau ada di sini," cetus Song.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping with the devils
De TodoPagi ini aku terbangun entah aku bermimpi atau bukan kini aku berasa di istana, tapi entahlah. Padahal aku orang biasa tapi kenapa tiba-tiba aku berada di sini. Aku menatap ke sekeliling tempat itu. Banyak sekali yang aku heran. Aku menurunkan kakik...
