"Bin..." Noya menyenggol tangan Bintang yang sedang sibuk dengan ponselnya itu.
"Hmm"
"Lo masih lama ga dijemputnya? Kalau iya, gue mau pulang duluan nih. Nyokap udah kring kring daritadi minta anter ke rumah temennya"
"Pulang aja, gue gapapa ko" sahut Bie yang tetap sibuk dengan ponselnya.
"Sorry ya, gue duluan kalau gitu"
"Iya, hati hati" Bie melambaikan tangannya pada Noya yang sudah masuk ke dalam mobil Honda Jazz putih miliknya.
Bie melihat jam dan betul saja, ini sudah jam 4.30 sore. Berarti ayahnya sudah telat 30 menit untuk menjemputnya.
Bie mencoba menghubungi ayahnya dan ternyata tidak di angkat.
Mungkin ayah lagi di jalan. Batin Bie dan dia kembali sibuk dengan ponselnya untuk bermain game.
Bhuk!!
Sebuah bola jatuh tepat mengenai kaki Bie dan dengan wajah kesalnya Bie mencari siapa pemilik bola itu.
Dari kejauhan Firman melihat bola yang di tendang oleh Guntur meluncur ke luar lapangan dan mengenai si anak baru itu.
"Tur, ambil tuh bola" perintah Firman.
"Elah, males gue. Din, ambil tuh bola sekalian minta maaf" ucap Guntur yang merupakan kapten tim futsal mereka. Anaknya ganteng sih tapi songong abis dan dia sering berselisih paham dengan Firman dan Imam.
"Banci lo!" Ucap Imam kesal. Seenaknya aja dia menyuruh Udin untuk mengambil bola yang jelas jelas dirinya lah yang menendang.
"Heh! Jaga mulut lo! Jangan mentang mentang lo sahabat Dirga ya jadi sok pehlawan" ucap Guntur tak terima.
"Emang kenapa kalau gue sahabat sama Dirga, huh! takut lo!" Balas Imam.
"Gue bisa keluarin lo dari klub ini!" Ancamnya.
Imam tertawa, "kalau bisa gue kasih lo duit!"
Guntur tersulut dan langsung berdiri hendak menarik kerah baju Imam tapi langsung dicegah oleh anggota yang lain.
"Pantes ya tim futsal kita ga pernah menang, kalau ternyata isinya aja bobrok kaya gini" ucap Asep.
"Sudahlah, kita tim dan jangan ada yang tersulut emosi lagi"
"Gue engga emosi kalau ga si curut itu yang duluan!" Guntur menunjuk geran ke arah Imam.
Imam terkekeh, "kan lo emang banci. Berlindung di ketek nyokap lo"
"Imam sudah!" Ucap Asep lagi.
"Semuanya balik latihan lagi" perintah Asep selaku manager mereka.
Tiba tiba saja Bie datang dengan membawa bola ditangannya, sedangkan Udin hanya bisa tertunduk di belakangnya.
"Siapa yang nendang bola?" Tanya Bie dengam wajah kesalnya.
Semua mata langsung tertuju pada Bie yang cantik.
Guntur maju, "gue dan sorry" ucapnya.
"Owh! Ini yang pengecut tadi. Nih, bola lo! Lain kali kalau lo yang bersalah jangan menyuruh orang lain untuk meminta maaf!" Bie berbalik dan meninggalkan lapangan.
Bibir Guntur tertarik ke atas, "cantik juga" gumamnya.
Imam dan Fahri hanya mencibir.
.
.
.Bie kembali duduk di tempatnya semula tapi sekarang dirinya sudah kehilangan mood untuk melanjutkan permainannya.
Sambil menunggu ayahnya datang. Bie memilih untuk merenggangkan sedikit otot ototnya.
Bie memulai dengan gerakan membungkuk dengan tangan menyentuh kaki, "1...2...3...4"
Bie mengganti gayanya dengan memutar mutar kepalanya dan tangan berada dipinggang, "1...2...3...4"
Tepat saat Bie berbalik, dia terkejut karena ada seorang cowok yang memperhatikannya.
Cowok itu melipat tangannya sebatas dada dan tersenyum miring.
Ganteng sih tapi senyumnya nyebelin. Batin Bie.
"Ko ga diterusin?" Ucapnya.
Bie memilih untuk tidak menjawab dan kembali duduk.
"Padahal tadi lumayan sih gue liat pertunjukan gratis" ucapnya lagi.
Bie menulikan telinganya, dia menyibukan diri dengan kembali bermain dengan ponselnya.
"Bokong lo seksi juga"
Kali ini Bie sudah tidak bisa lagi pura pura tuli. Dia menatap tajam pemilik wajah tampan itu. Bie benar benar tidak perduli seberapa tampan cowo yang ada di depannya ini tapi yang pasti, dia benci dengan mulut tak berguna itu.
"Oh, sorry. Gue kira lo ga bisa dengar" Dirga terkekeh.
Bie kembali melihat ponselnya. yang dia inginkan saat ini adalah cepat pergi dari tempat ini.
"Mau kenalan sama gue? Ah, lo beruntung banget sih gue ajak kenalan. Biasanya pasti cewe duluan yang ngajak gue kanalan."
Bie menatap Dirga tak berminat. Bahkan dia mendengus ketika melihat tangan Dirga terulur ke arahnya.
Tepat saat Dirga ingin berkata kata lagi, terdengar suara klakson sepeda motor di depannya dan dia melihat cewe itu berlari dan segera naik ke atas motor itu.
Dirga tersenyum miring. "Hari ini menolak. Besok besok dia yang ngejar ngejar gue."
.
.
.Ada gitu orang kepedean kaya Dirga ini.. apalagi itu mulut nak.. ampun ampun deh.. minta dicebein...wkwkw
Komen n vote yak ^^
Banjarbaru, 30 Mar 18
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintangnya Angkasa (ON GOING)
Teen FictionAngkasa Dirgantara atau yang biasa dipanggil Dirga ini adalah laki laki yang memiliki cita cita sungguh mulia 'dia ingin memiliki mantan sebanyak 100 orang selama dia 3 tahun bersekolah di SMU Bakti Bangsa' lelaki dengan kulit putih, hidung mancung...