Kantin

1.1K 127 3
                                    


"Bintang asli mana sih?" Tanya Noya saat mereka pergi bersama menuju kantin.

"Banjarmasin" jawab Bintang singkat.

"Owh, kamu pindah ke sini kalau boleh tau kenapa sih?"

"Ikut ayah"

Noya menganggukkan kepalanya.

"Eh, itu dia kantinnya. Yuk!" Noya menarik tangan Bie masuk ke dalam kantin yang rata rata kursinya sudah terisi penuh.

"Yah, penuh. Ntar ya aku cari dulu. Kita bisa gabung sama yang lain"

Bie tidak begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Noya. Dia melihat masih ada satu meja yang kasong dan dia memilih untuk duduk di kursi itu saja.

"Eh, Bintang!" Panggil Noya.

Bintang hanya melihat sekilas lalu tatapan matanya kembali pada ponsel.

Noya memilih untuk memesan makanan terlebih dahulu dan membiarkan Bie duduk sendiri di sana.

"Eh, ada bidadari noh duduk di meja kita" ucap Imam dengan tampang terpesonanya.

"Iya bro. Cantik" sahut Fahri.

"Ini bisa kita masukin kandidat kan buat si boss"

Fahri mengangguk dan segera menuju meja yang ditempati oleh Bie.

"Sebelum buat Dirga, gue mau coba rayu dulu bro. Sapa tau dia jodoh gue" ucap Imam percaya diri.

"Permisi neng cantik"

Tidak ada respon.

"Sendirian aja neng?"

Tidak ada respon.

"Emm... boleh kenalan ga abang?"

Tidak ada respon.

"Siapa sie namanya?"

Tidak ada respon.

Fahri mulai menutup mulutnya agar tawanya tak meledak.

"Busyet dah gue dikacangin" ucap Imam.

"Neng, eneng kaga budek kan?"

Tidak ada respon.

"Buju buneng! Ini cewe beneran budek deh kayanya!" Ucap Imam mulai kesal.

Bie yang merasa ada bayang bayang seseorang di depannya kemudian mengangkat kepalanya.

"Nah!" Imam menepuk tangannya.

"Akhirnya si eneng liat kesini juga"

Alis Bie berkerut, dia bingung darimana datangnya dua makhluk ini.

"Kenalan neng. Kenalan?" Ucap Imam mengulang kata katanya.

Bie acuh dan kembali menatap ponselnya. Saat ini dia tengah mendengarkan lagu dengan volume maksimal.

Seketika tawa Fahri langsung meledak tak tertahankan lagi, "mampus lo mampus kutu! Muka pas pas an pake acara mau kenalan segala. Ga cocok lo!"

"Setan lo!"

Noya yang melihat Bintang didekati oleh para dua teman dekatnya Dirga langsung menarik tangan Bintang, "sini ikut gue"

Bie terkejut tapi tak menolak, dia pasrah saja saat Noya menyeretnya menuju meja yang berada paling pojok. Bie melepaskan headset yang terpasang ditelinganya.

"Kita duduk sini aja ya. Di sana itu-" Noya menunjuk ke arah meja yang Bie duduki tadi dan berbisik, "itu tempat khusus buat mereka"

Alis Bie berkerut, "maksudnya khusus? Mereka akan membully orang yang akan duduk di sana?" Kaya dinovel atau sinetron.

Noya mengibaskan tangannya, "bukan gitu tapi itu tempat yang sengaja disisakan khusus untuk idola para siswi di sini"

Mulut Bie membentuk huruf O besar.

"Lo pasti bakalam suka juga sama ketua mereka" bisik Noya.

"Masa sih? Yang gue liat muka mereka berdua biasa aja"

"Ih! Bukan mereka berdua tapi ada satu lagi. Kalo mereka berdua sih antek anteknya Dirga aja"

Owh jadi namanya Dirga. Batin Bie

"Ya udah ayo kita makan aja" ucap Noya sambil menyuap nasi campurnya.
.
.
.

"Gue serius, dir" ucap Imam.

Dirga mengangkat kedua kakinya ke atas meja sambil menatap ponselnya.

"Cantik mana sama cewe gue yang sekarang, Lily?"

"Ya cantik ini lah. Ini ada blesterannya dikit bro. Idungnya kecil mancung lagi"

"Ah, gue masih ga percaya kalo masih belum ketemu"

"Ne anak belom liat aja dia, mam. Ntar kalo udah ketemu aja, klepek klepek doi" sahut Firman.

"Dari semua ciri ciri yang lo sebutin tadi, ada yang belom kalian kasih tau-"

Wajah Imam dan Firman mendekat, "dadanya gede ga, bro?"

Sontak saja satu pukulan langsung mendarat di kepala Dirga, "sialan emang nih si otak mesum!" Ucap Firman kesal.

"Lah, gue kan cuman nanya doang. Soalnya itu bagian penting bro. Saat gue boncengan motor, ada sensasi berbeda dari dada cewe gue" Dirga tertawa.

"Dasar otak mesum!"

"Cowo wajar kalo mesum. Dari pada lo bedua, diem diem nonton film bokep juga kan? Sok suci!"

Firman dan Imam langsung salah tingkah.

"Bukan gue. Tuh si kutu!" Sahut Imam langsung.
.
.
.

Bintangnya Angkasa (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang