Bekal

706 75 9
                                    

Sorry typo...

Waktu istirahat tiba. Bie membawa kotak bekalnya ke taman di belakang sekolah. Dia memilih untuk duduk dibawah pohon rindang.

Setelah membuka kotak bekalnya, Bie bersiap menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Jangan lupa baca doa, baby"

Bie menaruh kembali sendoknya dan melihat ke arah sumber suara.

Ada sebuah senyum manis yang terbit ketika mata mereka bertemu.

Dirga mengangkat kotak bekal yang sama dengannya. "Ini kotak bekal yang ayahmu berikan tadi pagi"

Bie manatapnya datar.

"Aku merasa jika ini adalah sebuah isyarat bahwa kita harus memakannya bersama-sama" Dirga tersenyum lalu duduk di samping Bie tanpa dipersilakan.

Bie bisa apa, dia kembali nelanjutkan acara makannya tanpa menghiraukan kehadiran Dirga.

Dirga yang melihat Bie makan dengan lahap mulai membuka kotak bekal dan ikut menyuap nasinya.

"Selalu enak. Apa aku harus ikut sarapan denganmu setiap pagi?" Tanya Dirga.

Bie tidak memperdulikannya. Dia pura-pura sibuk dengan kunyahannya.

"Diammu membuatku tahu bahwa kamu pasti malu untuk mengatakan iya" Dirga terkekeh sendiri. Kemudian dia kembali menyuap nasinya.

Bie hanya bisa menelan kekesalannya sendiri. Kalaupun dia menjawab, rasanya percuma karena begundal ini pasti akan terus menggodanya.

Sekarang yang bisa Bie lakukan hanya mengunyah dengan cepat lalu segera pergi dari sini.

"Baby, setelah ini apa kamu mau makan sesuatu yang manis?"

"Berhenti memanggilku baby" Bie menutup kotak makannya dan segera berdiri.

"Yah, mau kemana kamu, baby?" Dirga terburu-buru menutup kotak bekalnya dan berlari untuk mengajar Bie yang sudah meninggalknnya.

"Apa cewek itu selalu suka dikejar-kejar? Baby, tunggu aku" teriak Dirga.

Tanpa menoleh pun Bie tahu kalau Dirga mengikutinya.

"Ish! Cowok kurang kerjaan!" Umpat Bie.
.
.
.

Bie buru-buru masuk ke dalam kelas dan duduk dikursinya. Noya yang tengah asik mengemut permen lolipopnya jadi tertarik untuk mendekat.

"Kaya dikejar rentenir lo, Bin"

Bie melihat ke arah pintu masuk kelas. Dia khawatir Dirga akan mengikutinya sampai ke kelas.

"Rentenir sinting" jawab Bie asal.

"Aduh, rentenir mane yang sinting?" Noya kembali mengemut permennya.

"Tuh!" Bie menunjuk dengan dagunya ke arah pintu dan benar saja, Dirga sudah masuk dan berjalan ke arahnya.

Otomatis Noya mengikuti petunjuk dari Bie dan dia langsung berseru. "Rentenir cinta itu mah. Rela deh gue dijadiin jaminan lo, Bin" Noya tersenyum.

Bie memutar bola matanya.

Dirga yang melihat Bie berada dikursinya segera menghampiri.

"Baby, kamu kok kenceng amat larinya" ucap Dirga.

"Wow! Apa gue ketinggalan sesuatu? Kok udah main baby baby aja sih?" Noya ikut bergabung dengan Dirga sekarang.

Ok, fix! Ada dua orang nggak jelas disini. Batin Bie sambil melihat kesekitar karena sekarang dirinya menjadi pusat perhatian.

Gue yakin berita hoax ini akan cepat menyebar.

"Kamu dengarkan baby? Sepertinya semesta mendukung kita" Dirga berorasi sendiri.

Bie hanya bisa menyembunyikan wajahnya dibalik tangan.
.
.
.

"Darimana aja lo, Dir?" Tanya Fahri.

Dirga tersenyum lebar. "Habis ngapelin calon pacar gue" jawabnya santai.

Kini Dirga tengah duduk dikursi kelasnya. Jam pelajaran kosong sepertu ini biasa dibuat anak-anak untuk bersantai ketimbang mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Fahri yang penasaran mendekat. "Jadi doi gimana? Sukses dong PDKT lo?"

Dirga terkekeh. "Ini diluar harapan tapi ini juga seru. Gue suka cara dia menolak gue. Dia cewek unik yang bisa bikin gue penasaran" jawabnya.

"Ah, cewek begini mah biasa cuman tak tik. Biar lo lebih keras usahanya, ntar juga luluh"

Dirga tersenyum miring. "Tapi dia tuh beda. Mana ada cewek yang nolak saat mau gue cium"

"Biasa juga mereka yang nyosor lo duluan" Fahri tertawa. "Jadi gimana?masih mau lanjut kan lo?"

"Lanjut lah. Seorang Dirga masa mau mundur hanya karena seorang Bintang" kekehnya.
.
.
.

Bersambung...

Selamat tahun baru.. postingan pertama ditahun 2019. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga tahun ini ada novel yang bisa terbit lagi. Semoga semua yang diharapkan dapat dicapai. Aamiin..

Banjarbaru, 1 Jan 19

Bintangnya Angkasa (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang