What!

976 103 1
                                    

Sorry kalau ada typonya ^^

"Karena... lo! Target gue" Dirga tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Bie yang mematung di tempatnya.

"Target? Maksudnya?" Gumam Bie setelah 2 menit berlalu.

"Itu artinya lo bakalan jadi pacar Dirga selanjutnya" ucap sessorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

Bie berbalik dan melihat Guntur berjalan ke arahnya.

"Biar gue kasih tau lo, Dirga itu suka mainin hati cewek. Nggak sedikit cewek yang tiap dia putusin pasti nangis dan kalo lo sampe jadian sama dia, gue yakin lo bakalan berakhir sakit hati kaya yang lain" Guntur tersenyum sinis.

"Wait... maksud lo Dirga tadi mau jadikan gue pacar dia selanjutnya?"

Guntur mengangguk, "yup, betul banget dan biasanya sih, semua cewek pasti bakalan kegirangan"

"Oh... no...no...gue nggak gitu. Gue sama sekali nggak berniat apalagi tertarik sama cowok mesum itu"

"Nah, itu dia salah satunya, Dirga juga mesum. Dia pasti udah sering ngajak cewek buat fun bareng dia"

Bulu kuduk Bie langsung merinding, "ihh, amit-amit!"

"Kalau lo mau bebas dari gangguan dia, gue bisa bantu" Guntur menaikan satu alisnya dan menarik sebelah sudut bibirnya.

"Bantu? Dengan?"

"Gampang kok. Yang gue tau Dirga nggak akan mengganggu cewek yang sudah punya pacar" ucapnya.

Bie menatap Guntur bingung, "maksudnya?"

Guntur tertawa kecil lalu menaruh tangannya dibahu Bie, "jadi cewek gue dan lo bisa bebas dari Dirga" ucapnya percaya diri.

Dengan sekali hentakan tangan Guntur dilepaskan Bie dari bahunya, "lo dan Dirga itu sama dan satu lagi, gue nggak minat sama bantuan yang lo tawarkan"

Guntur terkekeh, "terserah sih, gue cuman menawarkan bantuan, nggak lebih"

Bie mencibir dan segera pergi.

"Pikirkan baik-baik, cantik. Dan kalau jalan lo udah buntu, gue masih menunggu" teriak Guntur sambil kembali terkekeh.

Bie tak berniat kembali berbalik untuk melihat Guntur.

"Jadi pacar dia? Heh, yang benar saja" gumam Bie sambil terus berjalan.
.
.
.

"OOHH... EM...JIE... Bintang!! Itu sebuah kesempatan emas" ucap Noya histeris saat mereka baru saja selesai piket membuang sampah sore ini.

"Kesempatan emas dari Hongkong. Yang ada tuh itu kesialan dalam hidup gue. Belum lagi selesai si makhluk mesum itu terus datang lagi satu orang paling sok berkuasa buat nawarkan bantuan" ucap Bintang sambil menaruh tempat sampah lalu berjalan menuju toilet. Noya mengekor di belakangnya.

"Makhluk sok berkuasa? Siapa, Bin?" Tanya Noya penasaran.

"Guntur"

Tiba-tiba ponsel ditangan Noya jatuh.

"Aduh, hati-hati dong, Noy" ucap Bie sambil memungut ponsel Noya.

"Ini gawat, Bin. Bakal ada pertarungan besar kaya dulu" ucap Noya yang jelas-jelas tak dimengerti oleh Bie.

"Pertarungan apa sih?"

"Guntur menawarkan apa sama lo?" Noya memegang kedua bahu Bie.

"Apa sih?" Bie melepaskan pegangan Noya dan mencuci tangannya dengan sabun.

"Jawab, Bin. Guntur menawarkan bantuan apa?" Ulang Noya.

"Dia bilang, dia akan bantu gue dengan cara pura-pura jadi pacar gue supaya Dirga nggak jadiin gue target dia" jawab Bie santai.

"What!! Bener dugaan gue, Bin. Owh, Ya Tuhan!" Ucap Noya dengan ekspresi yang benar-benar lebay dimata Bie.

"Jangan berlebihan deh!"

"Lo nggak tau siapa Guntur?" Tanya Noya.

Bie mengangkat bahu acuh, "nggak tau dan nggak mau tahu!"

"Ya, ampun Bintang. Lo ini bener-bener deh"

Bie meninggalkan Noya di toilet.

Noya mengejar Bie dan, "lo harus tau sesuatu, Bin" ucap Noya saat menyamakan langkahnya dengan Bie.

"Tau apa, heem?"

"Guntur dan Dirga itu sepupuan"

"Lalu?" Bie menghadap Noya dengan tatapan jengah.

"Dan mereka itu adalah pangeran sekolah"

"Jadi?"

"Jadi, ini akan menjadi pertarungan seru"

"Pertarungan? Siapa yang mau berkelahi sih, Noy" Bie geleng-geleng kepala lalu lanjut berjalan.

"Pertarungan merebutkan elo, Bin"

Langkah Bie terhenti, "gue bukan barang, Noy dan gue juga tidak tertarik terlibat dalam permainan mereka. Lagian, laki-laki seperti Dirga itu akan pergi dengan sendirinya kalau dia bosan gangguin gue. Gue nggak akan anggap ini serius" ucap Bie enteng.

"Berarti lo benar-benar nggak tau siapa Dirga, Bin" ucap Noya.
.
.
.

Bie mencuci kaki dan menggosok giginya sebelum tidur dan setelah selesai dia merebahkan tubuhnya dikasur empuknya.

"Huaah! Hari ini capek juga" Bie mangambil ponselnya dan ternyata ada satu pesan masuk dari nomer tidak dikenalnya.

"Halah, paling juga pesan dari orang iseng. Yang biasa nawarin chat no sex, no sara atau nggak penipu yang bilang gue menang undian" gumam Bie sambil kembali meletakan ponselnya di nakas.

Tak sampai lima menit mata Bie mulai tertutup untuk menuju alam mimpi tapi suara ponselnya yang berdering membuatnya terbuka kembali.

"Apaan sih?" Bie meraih ponselnya dan menggeser tombol hijau.

"Hmm" sahutnya asal.

"Malam, semoga mimpi indah" ucap seseorang diseberang sana.

"Heh? Apaan nih?" Mata Bie langsung terbuka lebar dan melihat ke layar ponselnya.

Nomer nggak dikenal yang tadi.

"Siapa lo?" Ucap Bie to the point.

"Calon pacar kamu, baby" sahut seseorang itu.

Calon pacar? Sialan.

"Heh! Ini sudah malam ya. Lo nggak tau apa?!"

"Ya tau lah baby, makanya aku ngucapin selamat malam buat kamu"

Bie menghela nafasnya, "maksud gue, lo nelepon orang nggak tau waktu. Ini waktunya gue tidur!"

Terdengar suara orang terkikik diseberang sana, "aku tau kok ini jamnya kamu tidur, makanya aku bilang. Mimpi indah"

Bie mengeram kesal, "awas ya, jangan hubungin gue lagi malam-malam!"

"Berarti nanti pagi boleh dong, baby?"

Bie meruntuki kata-katanya, "ish! Jangan telepon lagi!"

"Oke, baby. Sesuai permintaan kamu"

Bie mencibir lalu mematikan sambungan telepon mereka.

"Apa sih nih ne orang. Sinting!" Ucap Bie sambil menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
.
.
.

Update lagiii... semoga pada happy yaa ^^

Banjarbaru, 29 Jun 18

Bintangnya Angkasa (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang