Sorry for typo...
Jika pagi-pagi sebelumnya selalu dilewatkan Bie dengan canda dan tawa dengan sang ayah, sudah 3 hari terakhir Bie tak pernah bisa tersenyum lagi karena ulah Dirga yang selalu datang untuk ikut sarapan dan berangkat bersama dengannya.
"Lo, nggak ada niatan absen pagi ini?" Tanya Bie disela-sela kegiatannya mencuci piring sisa sarapan pagi mereka.
Dirga yang ikut membantu tersenyum dibuatnya. "Nggak ada, baby. Ini tuh kegiatan yang menyenangkan"
Bie mencuci tangannya dan menghadap Dirga. "Gue serius, Dirga. Kehadiran lo itu nggak diharapkan"
Dirga menaikan satu alisnya, "masa? Coba aku tanya deh sama ayah kamu" ucapnya sambil berbalik menuju meja makan, dimana ada ayah Bie sedang mengupas buah untuk bekal.
Cepat-cepat Bie manarik lengan Dirga. "Lo apa-apaan sih!"
Dirga tersenyum miring. "Aku cuman mastiin aja, apa ayah kamu juga keberatan dengan aku" ucap Dirga.
Bie manahan marahnya dan menelannya lagi bulat-bulat. "Terserahlah!" Ucapnya sambil berlalu.
Dirga memasukan kedua tangannya kedalam saku dan berjalan di belakang Bie.
"Kalian sudah selesai? Ayah lagi buat bekal untuk kalian" Doni menutup dua kotak bekal.
Bie hanya menangguk dan duduk dikursi. Tangannya bertumpu pada meja.
"Yah, Bie berangkatnya ikut ayah ya?" Bujuknya sambil berbisik lalu melirik ke arah Dirga yang ikut duduk bersama mereka.
Doni manahan senyumnya. "Kenapa? Kan kalian satu arah"
Bie kembali melirik Dirga yang memasang tampang tersenyum.
Bie mendengus "Bie maunya sama ayah"
Doni berdiri lalu memasukan bekal itu kedalam tas. "Ayah berangkat agak siang hari ini karena ada urusan diluar" jawabnya.
Bie memanyunkan bibirnya. Dia berdiri lalu mengambil tasnya.
Dirga pun ikut berdiri. "Berangkat sekarang?" Tanyanya.
Bie tak menjawab. "Ayah, Bie berangkat dulu ya" lalu dia bergegas keluar rumah.
Dirga pamitan dengan Doni dan mengikuti Bie.
Sampai di halaman rumah, ternyata Bie sudah duduk di atas sepedanya siap berangkat.
"Kamu yakin mau naik ini?" Tanya Dirga.
Bie hanya mengangguk dan mulai mengayuh sepedanya.
Dirga hanya bisa terkekeh sambil geleng-geleng kepala. "Dasar gadis keras kepala" gumamnya.
Sepanjang perjalanan Dirga mengikuti Bie dari belakang. Dia sengaja mengendarai motornya lebih lamban dan terus memperhatikan Bie yang tengah mengayuh sepeda di depannya. Sampai disebuah perempatan jalan, Dirga yang terlalu sibuk memperhatikan Bie tak memperhatikan ada seseorang yang tiba-tiba menyeberang jalan. Akhirnya Dirga yang terkejut menghindar dan membuat motornya kehilangan keseimbangan. Bunyi keras akibat jatuhnya motor Dirga mengundang perhatian Bie.
Dia menghentikan sepedanya dan melihat ke belakang. Terkejut bukan main Bie saat melihat ternyata Dirga lah yang terjatuh dari sepeda motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintangnya Angkasa (ON GOING)
Teen FictionAngkasa Dirgantara atau yang biasa dipanggil Dirga ini adalah laki laki yang memiliki cita cita sungguh mulia 'dia ingin memiliki mantan sebanyak 100 orang selama dia 3 tahun bersekolah di SMU Bakti Bangsa' lelaki dengan kulit putih, hidung mancung...