Permainan Dimulai

917 106 2
                                    

Vote dulu yaks..

Bie membantu ayahnya menyiapkan sarapan pagi mereka. Ada nasi goreng sosis kesukaan Bie dan dua gelas susu kesukaan mereka berdua.

"Ayah mau pakai lauk apa? Ada telur sama ayam goreng?" Tanya Bie saat dengan lincah tangannya mulai memindahkan nasi goreng itu ke piring Doni.

"Ayah mau-" ucapan Doni harus terpotong saat suara bel rumah mereka berbunyi.

"Biar Bie yang buka" sahut Bie cepat saat melihat ayahnya hampir saja berdiri dari duduknya.

Bie mengambil langkah besar menuju pintu dan membukanya. Ternyata ada seseorang di depan rumahnya.

"Maaf, cari siapa?" Tanya Bie sopan.

Orang itu yang tadinya membelakangi Bie langsung berbalik dan tersenyum ramah padanya.

"Saya Karyo, ketua RT disini. Saya cuman mau ngasihkan undangan khitanan cucu saya" Karyo menyerahkan selembar kertas undangan pada Bie.

"Owh, iya pa. Terimkasih banyak"

"Maaf lo saya ganggu pagi-pagi. Habisnya kalau udah siang kan rumah Pa Doni sepi"

Bie tersenyum kecil dan mengangguk.

Setelah Pa Karyo pergi, Bie kembali menutup pintu dan melangkah ke dapur.

"Siapa, Bie?" Tanya Doni.

"Ini yah, Pa RT ngasih undangan buat ayah, katanya cucunya khitanan" Bie menyerahkan undangan itu dan bersiap kembali duduk tapi lagi-lagi suara belnya berbunyi.

"Ish! Siapa lagi sih?" Sungut Bie kesal.

"Sayang, yang kalem dong. Ayo, bukain pintunya. Siapa tau Pa RT ada yang mau disampaikan lagi" ucap Doni.

Bie kembali berjalan ke arah pintu depan rumahnya dengan hati sedikit kesal. Pasalnya dia sangat lapar saat ini.

"Awas aja kalau nggak penting!" Gumam Bie.

Bie kembali membuka pintu dan seketika hatinya bertambah kesal.

"Pagi, baby"

Bie mendengus dan melangkah keluar.

"Ada apa pagi-pagi udah cari masalah sama gue?" Ucap Bie ketus.

Bukannya tersinggung, Dirga malah tersenyum manis pada Bie, "bukan mau cari masalah tapi mau cari cinta aku yang hilang"

Bie mengangkat sebelah alisnya dan berdecih di depan Dirga. Seolah-olah apa yang Dirga ucapkan itu begitu menjijikan untuknya.

"Kalau wajah kamu gitu, makin terlihat seksi tau nggak" ucap Dirga lagi.

Bie melipat kedua tangannya di dada, "kalau niat lo mau ngegombal, disini bukan tempatnya. Sekarang pulang!"

Dirga mengubah wajahnya menjadi sedih yang dibuat-buat, " kenapa kamu ngusir aku sih, baby?"

"Dirga! Gue serius. Sekarang lo pergi aja dari sini"

"Tapi-"

"Nggak ada tapi!" Suara Bie meninggi dan itu mengundang keingintahuan Doni, siapa tamu mereka.

"Siapa, Bie?" Tanya Doni yang tiba-tiba muncul di belakang Bie.

"Eh, ayah. Dia-"

"Temannya Bintang, om" Dirga mencuri start dengan lebih dulu mengenalkan diri sambil bersalaman dengan Doni, "saya Dirga" lanjutnya. Dirga mengacuhkan tatapan tajam dari Bie.

Kesan anak yang baik langsung diterima oleh Doni.

"Owh, temannya Bie? Ayo masuk nak" Doni mengajak Dirga masuk.

Bintangnya Angkasa (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang