1

6.2K 269 0
                                    

Dua keturunan Kim sedang serius dengan joystik yang ada di genggaman masing-masing. Sesekali mereka berteriak sambil menendang satu sama lain. Mereka heboh karena menang, histeris karena kalah, dan berbagai macam reaksi mereka keluarkan saat bermain.

Seok Jin berteriak bangga. Dirinya berhasil mengalahkan adiknya untuk yang ketiga kalinya, sementara adiknya yang tidak terima dengan kekalahan telak itu kembali menendang tungkai panjang Seok Jin, disusul dengan lemparan joysticknya ke sembarang arah. Ia mendengus kesal "aku selalu kalah! Kapan hyung mengalah padaku?" ucap adik Seok Jin.

Anak tertua bermarga Kim itu mengusap-usap bekas pukulan adiknya itu. "hei Kim Taehyung..." bisik Seok Jin. "kamu sebentar lagi akan menang."

"menang apanya?" Taehyung menyilangkan tangannya di depan dada. Bibirnya mengerucut, namun binar matanya yang menatap kakaknya itu meminta untuk mendapat penjelasan.

"kamu akan menang..." Seok Jin diam beberapa saat, "menang...is. hahahahahha" Seok Jin tertawa sambil bertepuk tangan.

Taehyung berteriak memanggil nama kakaknya. Tidak lupa untuk memukul punggung kakaknya berulang kali. Sementara yang dipukul tetap dalam pendiriannya untuk tertawa.

"sebentar.. sebentar.. ponselku bergetar." ucap Seok Jin lemah karena lelah tertawa dan dipukuli adiknya.

"halo?"

"...."
"tentu saja aku bisa."

"..."

"oke. Setengah jam lagi."

"..."

"saranghae."

Seok Jin mematikan ponselnya. Sementara dari tadi Taehyung memperhatikan kakak kesayangannya ini menelpon. "EOMMAAAAA!!!! HYUNG AKAN PERGI DENGAN---HEMMPPHH" telapak tanga Seok Jin menutup rapat bibir Taehyung yang berteriak.

"hei diam!!" bisik Seok Jin.

"hyung akan pergi dengan Ye Ri nuna?" bisik Taehyung juga. Seok Jin menggeleng.

"EOMMA HYUNG SELING---HEMPPHHH" lagi-lagi Seok Jin harus menyumpal mulut adiknya ini.

"Kim Taehyung!!" bisik Seok Jin. "rahasiakan ini dari Ibu dan Ayah, oke?"

Taehyung menyipitkan matanya. Menarik telapak tangan Seok Jin yang menutup mulutnya. "saat pulang bawakan aku ayam goreng." anak ini mulai menawar kepada kakaknya.

Seok Jin mendengus kasar. "oke. Tapi jangan mengatakan yang aneh-aneh."

---

Dua pelayan mondar mandir di sekitar meja makan untuk membawakan masakan makan malam. Terutama pesanan makanan dari Taehyung yang terlewat aneh.

"Seok Jin-ah, besok gunakan jas yang ayah berikan padamu kamu kemarin." ucap tuan Kim.

"besok memang ada apa? Aku kenapa? Besok kemana?" Seok Jin memasang wajah bingung. Ayahnya hampir memukul kepala anak kesayangannya itu dengan sendok sup yang ia pegang.

Seok Jin terkekeh. "baik appa.."

"appa.." ucap Taehyung dengan mata lebarnya menatap tuan Kim. "apa itu direktur? Kenapa hyung besok harus menjadi wakilnya direktur? Kenapa direktur menyusahkan sehingga hyung harus menjadi wakilnya?"

Tuan Kim terkekeh mendengar celotehan anak keduanya ini.

"hei cerewet! Makan saja yang banyak. Jangan hinggap di tubuh kecil ini terus." Seok Jin menaruh lauk ke piring Taehyung. Taehyung hanya mendengus kesal.

"besok akan ada kejutan untukmu, Seok Jin-ah." Ucap tuan Kim.

"kejutan apa?"

"bukan kejutan namanya kalau appa beritahu padamu, hyung yang sok tampan." Taehyung menimpali pertanyaan Seok Jin.

"memang aku tampan." Seok Jin membela diri.

"sudah sudah.." nyonya Kim menengahi ocehan kedua anaknya. "ayo cepat makan!"

---

"hyung.."

"hmm"

"besok ceritakan padaku bagaimana rasanya menjadi wakilnya direksi... direk.."

"direktur. Appa adalah direktur, Tae."

"iya itu. ceritakan padaku, hyung."

Seok Jin melepas ponselnya, mengubah posisi tubuhnya menghadap adiknya. Menunjukkan jari telunjuk dan menggoyangkan ke kanan-kini. "tidak akan."

Taehyung manarik bantal yang awalnya menjadi tumpuan kepalanya dan memukul Seok Jin. Seok Jin membalasnya juga dengan melemparkan beberapa boneka.

Dan terjadilah lagi. Kamar luas tersebut selalu berantakan setiap menjelang tidur. Seolah tidak peduli dengan umur, Seok Jin senang bermain dengan adik yang ia sayangi ini.

Bukan hanya kasur yang menjadi berantakan. Segala sesuatu yang ada di kamar itu tidak luput menjadi korban perkelahian konyol mereka.

Ceklek..

"astaga! Ini lebih berantakan dari kemarin." Nyonya Kim menggerutu. "cepat tidur! Dan kamu Seok Jin, besok peresmianmu. Kenapa kamu belum tidur?"

Sementara tersangka kekacauan hanya menunjukkan senyum kudanya.

"cepat tidur kalian berdua." Nyonya Kim pun menutup kembali pintu.

Mereka akhirnya merapikan sedikit kekacauan di kasur dan menarik selimut.

"hyung..."

Seok Jin menatap adiknya lembut.

"jangan meninggalkanku hyung." Ucap Taehyung pelan.

Seok Jin mengelus kepala adiknya, "cepat tidur."

"hyung pasti akan meninggalkanku kan? Hyung akan tinggal bersama Ye Ri nuna. Dan membiarkan aku tidur sendirian."

Seok Jin memeluk adiknya sayang, "hyung sayang padamu."

Belum saatnya kamu mengetahui semua ini, Kim Taehyung. Suatu saat nanti kamu akan paham. Cukup dirimu tahu bahwa aku sangat menyayangimu.

...

Seok Jin membungkuk hormat kepada seluruh pegawai kantor. Mulai hari ini ia resmi sebagai wakil direktur. Dengan bangga tuan Kim memperkenalkan keturunannya kepada seluruh penghuni kantor. Senyum bahagia terpatri oleh keluarga Kim tersebut.

"aku juga mempunyai satu pengumuman penting." Ucap tuan Kim. "Ye Ri, kemarilah."

Perempuan cantik yang memakai dress hitam melangkahkan kakinya menuju sumber suara. Tampilannya dengan rambut hitam legam terurai ditambah riasan tipis membuat aura putri semakin terpancar.

"Kim Seok Jin dan Park Ye Ri akan melangsungkan pernikahannya bulan depan."

Kedua pasang mata membulat sempurna. Sementara yang lainnya memberikan tepuk tangan yang meriah. Ye Ri tersenyum dan merangkul lengan Seok Jin. Sementara yang di rangkul masih membeku.

"Seok Jin-ah." Bisik Ye Ri sambil menggoyang pelan lengan Seok Jin. "cepat tersenyum!"

Seok Jin tersadar. Ia pun tersenyum mengikuti perintah Ye Ri. sementara sepasang mata menatap rangkulan mesra itu dengan hati getir. Bahkan tenaganya saat ini tidak mampu walau hanya sekedar memberikan tepuk tangan.


TBC

For BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang