One ✓

12.7K 382 9
                                    

Selamat membaca

Tahun ajaran baru membuat Aletta Diahndra, seorang gadis berusia 16 tahun terpilih lagi sebagai ketua kelas di kelasnya, 11 IPA 3. Kelas yang seharusnya diisi oleh siswa-siswi berprestasi atau setidaknya alim, tetapi nyatanya tidak. Beberapa siswa memang ada yang menunjukan sikap sebagaimana mestinya, akan tetapi ada juga yang melawan arah.

Aletta biasa saja menanggapi hal semacam ini, ia cukup malas untuk menjadi ketua kelas, tapi bagaimanapun semuanya sudah terjadi. Sebenarnya ia masih bisa mengundurkan diri, tetapi untuk sekarang ia tidak mau mengambil resiko apapun. Ia malas kalau harus mendengar ocehan dari wali kelasnya yang galak itu, hingga Aletta memutuskan untuk menerimanya saja walaupun dengan sedikit tidak senang hati.

Setelah sampai di kelasnya, Aletta langsung menghampiri tempat duduknya yang berada di nomor dua paling belakang. Ia menaruh ransel nya di atas meja, kemudian ia menduduki kursi yang terbuat dari kayu itu.

"Cie yang jadi ketua kelas lagi!" Seru salah satu temannya yang menurutnya itu sangat menyebalkan, Geovani.

"Apaan sih?!" Ucap Aletta dengan nada yang terdengar sedikit ngegas, bukan Aletta namanya jika tidak suka ngegas.

"Ya elah, Bu ketua jangan galak-galak dong." Geo mengerucutkan bibirnya layaknya anak kecil yang merajuk, sedangkan Aletta menanggapi itu dengan menghembuskan nafasnya dengan berat.

"Kenapa Lo harus milih gue sih, seandainya aja Lo milih dia, kan udah tuh gue tenang, bisa santai gitu." Aletta dibuat kesal sendiri oleh Geo.

Pada saat pemilihan ketua kelas kemarin, hasilnya seri, tetapi ternyata Aletta yang memenangkan voting itu, karena ada salah satu siswa yang belum mengikuti voting pemilihan ketua kelas, dan siswa itu adalah Geovani.

Aletta yang tengah duduk senderan di tembok dikagetkan oleh Dito yang tiba-tiba datang, temannya yang merupakan wakil ketua kelas, mendampingi Aletta.

Cowok itu terengah-engah, mungkin ia baru saja menyelesaikan lari marathon jarak jauh, dua kilometer misalnya.

"Gua mau ngomong." Ucapnya yang masih sedikit terengah-engah.

Aletta yang merasa lelah sendiri melihat Dito, langsung menghela nafas panjang.

"Tenang dulu dong, ada apaan?" katanya berusaha menenangkan cowok yang masih berdiri dihadapannya, sambil menyangga tubuhnya dengan tangan kanan yang ditaruh di atas meja.

"Jadi gini-"

"Apaan?" tanya Aletta penasaran sekaligus kesal karena cowok itu menggantungkan kalimatnya.

"Jadi gini, katanya besok kelas kita bakalan kedatangan murid baru!" Ucapnya seperkian detik kemudian.

"Anak baru? Siapa?"

"Cowok? cewek?"

"Kalo cogan, gua gebet!"

"Ssttt!"

"Siapa yak?"

Aletta Diahndra, cewek frontal yang galak itu nggak akan ngebiarin satu orang pun berani membuat onar di kelas 11 Ipa 3, masa bodoh siapa dia. Aletta berpikiran seperti itu karena feeling nya sudah tidak mengenakan, bukankah feeling cewek selalu benar?

"Oyy, kok lu malah ngelamun!" Tebas Dito membuyarkan lamunannya.

"Lu siap-siap aja Dit!" ketusnya menyuruh cowok itu bersiap-siap untuk menghadapi hari esok.

Alleta memang aneh, suka sekali menyuruh orang untuk bersiap seolah-olah besok akan terjadi pertempuran yang sama sekali tidak bisa dibayangkan sama sekali.

Gadis itu merasa bahwa ia harus dihormati, melihat posisi jabatannya sebagai ketua kelas. Padahal, hal itu bukanlah hal yang luar biasa. Tapi entahlah, gadis itu memang terlalu berlebihan.

"Memangnya besok ada apaan?" Tanya Dito yang memang tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu.

"Ntar Lo liat sendiri aja." Ucap Aletta, final.

•••••

Rabu, hari ketiga Alleta memasuki tahun ajaran baru, ditambah dengan hari kedua dimana cewek  itu menjabat sebagai ketua kelas.

Ketika cewek itu memasuki kelas, ia langsung disapa oleh teman-temannya yang memang sudah bersama sejak pertama kali memasuki masa abu-abu.

Siapa lagi kalo bukan Geo, Arka, Wisnu dan juga Dito. Tidak lupa dengan Tiara yang sudah bersama sejak di sekolah menengah pertama, Amel dan juga Gita yang menjadi sangat dekat ketika masa orientasi sekolah.

Cewek itu menaruh ransel nya di atas meja setelah menanggapi celotehan-celotehan temannya yang kadangkala bisa membuatnya seperti orang paling tempramental.

Ketika bel berbunyi, semua warga sekolah langsung memasuki ruangan kelasnya masing-masing. Tak terkecuali para penghuni kelas sebelas IPA 3 itu, diikuti dengan wali kelas dibelakang.

"Ketua kelas, bisa maju ke depan sebentar?" Ucap Bu Hanny yang sebenarnya menyuruh cewek itu untuk maju ke depan, bukan hanya sekedar bertanya.

Dengan ringan hati, Aletta langsung meng-iya kan ucapan wali kelas nya itu, ia segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke depan mengikuti perintah Bu Hanny.

"Iya bu, kenapa?" Tanyanya ketika sudah berada di hadapan Bu Hanny yang sedang duduk di tempatnya.

"Kamu sudah tau kan kalo kelas kita bakalan kedatangan murid baru?" Tanya nya sedikit santai, berbeda dengan sebelumnya.

"Iya, Bu, saya tau, kemaren Dito sudah memberi tahukan saya."  jawabnya seperkian detik setelah mengangguk mengiyakan ucapan Bu Hanny.

Bu Hanny mengangguk paham lalu memalingkan pandangannya ke arah ambang pintu, cewek itu mengikuti arah pandangannya.

Aletta bisa melihat ada seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu, kesan pertama yang ia lihat memang ganteng, hingga ia dibuat tertarik karena penampilannya yang menggambarkan bahwa siswa baru itu termasuk siswa yang pantas dijuluki 'cold boy'

Saat Bu Hanny menyuruhnya untuk masuk ke dalam kelas, Cowok itu hanya mengangguk mengerti lalu mulai memperkenalkan dirinya di hadapan para penghuni kelas  tanpa harus diminta terlebih dahulu.

"Kenalin, nama gue Rayhan Alfino, murid baru di kelas ini." katanya memperkenal kan diri nya, tidak lupa untuk menarik bibirnya hingga tercetak jelas senyuman yang mampu membuat cewek manapun bertekuk lutut di hadapannya.

Tak terkecuali Alleta, gadis itu sempat terdiam membisu ketika melihat senyumannya, akan tetapi ia membuang semua pemikiran yang ada di dalam otaknya. Alleta tidak boleh jatuh cinta, apalagi dengan orang yang belum dikenalnya, ia juga tidak tahu bagaimana sebenarnya cowok itu.

"Dan Rayhan, perkenalkan dia ketua kelas di sini." kata Bu Hanny memperkenalkan cewek itu kepada Rayhan.

Alleta tersenyum sekilas, lalu memalingkan wajahnya ke arah teman-teman sekelasnya.

"Oke, kalau begitu kamu boleh duduk di sana." Bu Hanny menunjuk bangku kosong yang berada tepat di belakang tempat duduk Alleta.

Shit!

Cewek itu sempat terdiam, bagaimana bisa anak baru duduk di belakang? Alleta tidak setuju dengan perintah wali kelasnya itu, tapi apa boleh buat.

Alleta sangat tidak suka jika ada anak baru yang duduk dibelakang, karena ia tidak akan bisa mengawasi gerak-gerik yang mungkin saja bisa memecah suasana kelas. Badboy misalkan. Dari penampilan memang seperti cool boy, tapi siapa yang tahu kan?

Menanggapi itu, Aletta menghela napas sebentar lalu melangkah menuju tempat duduknya diikuti Rayhan dari belakang.

•••

✓ = sudah revisi.

Terima kasih untuk yang sudah membaca, dan membaca ulang:)
Jangan lupa vote dan comment.



Ketua Kelas Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang