Two ✓

5.3K 248 2
                                    

Selamat membaca

Hari keempat di tahun ajaran baru, Aletta tidak melihat  sesosok Rayhan. S anak baru yang baru saja masuk kemarin. Gadis itu mendengus kesal, bel sudah berbunyi tetapi cowok itu belum ada di dalam kelasnya.

Jadi, sebenarnya dia kemana?

"Dito!" cewek itu sedikit berteriak agar temannya itu bisa mendengar dan segera meresponnya

Dito, cowok itu hanya menoleh sebentar. Seperkian detik kemudian ia langsung melanjutkan aktivitasnya seperti semula. Aletta yang semakin kesal tidak bisa diam saja, cewek itu langsung berdiri dan menghampiri Dito.

"Lo tau ga, si anak baru kemana?" tanyanya spontan

Cowok itu mendongak agar bisa melihat wajah Aletta yang sedang berdiri di depannya. Tatapannya datar, tidak menunjukan minat sedikitpun untuk menjawab pertanyaan dari Aletta. Dan cewek itu pun menunggu jawabannya dengan perasaan jengkel.

"Gatau." ucap Dito setelah cukup lama Aletta menunggu jawabannya

"Lo kelamaan mikir, kalo emang gatau harusnya Lo bilang dari awal!" Alleta sedikit berteriak hingga membuat sebagian penghuni kelas itu menoleh ke arahnya.

"Kan udah gue jawab barusan." ucap Dito, datar sedatar datarnya.

"Serah Lo!"

Bagaimana bisa seorang siswa baru membolos di hari keduanya masuk sekolah. Tidak takut dengan peraturan sekolah atau bagaimana? Malasnya Aletta menjadi ketua kelas itu disini, karena jika ada satu saja penghuni kelasnya yang menghilang maka ia yang harus repot mencarinya.

Aletta keluar kelas untuk mencari keberadaan cowok itu, tetapi ia tidak menemukannya dimana pun. Aletta berkacak pinggang, merasa jengkel sendiri. Jika dibiarkan, Aletta yang akan kena imbasnya. Ia tidak mau hal itu terjadi, Aletta cukup malas untuk menerima hukuman dari guru.

Parkiran, tempat yang belum ia cek. Gadis itu langsung berlari menuju parkiran, barangkali Rayhan telat karena kendaraan yang dipakainya mogok, kehabisan bahan bakar atau bahkan ban nya tertusuk paku, semua itu bisa saja terjadi.

Belum sampai di parkiran, ia bertemu dengan wali kelasnya, Bu Hanny. Beliau menyuruh Aletta mengikutinya ke ruangannya yang berada tidak jauh dari parkiran, ada hal yang harus dibicarakan diantara wali kelas dan ketua kelas itu. Akhirnya, gadis itu mengikutinya dari belakang setelah melihat sekelilingnya, masih berusaha mencari keberadaan si anak baru yang membuatnya jengkel.

Setelah sampai di tempat tujuan, Bu Hanny menaruh barang-barang nya yang berupa tumpukan kertas dan laptop. Beliau duduk di tempatnya lalu mengaitkan kedua tangannya di atas meja, sedangkan Aletta berdiri di depan meja beliau.

"Hari ini, Rayhan nggak masuk?" tanya nya datar, tenang namun aura menyeramkannya sudah terasa.

Aletta diam membisu, ia berusaha memikirkan alasan yang setidaknya masih bisa masuk ke otak.

"Kalau tidak telat karena ban bocor atau karena telat bangun, kemungkinan dia absen, buk,"  jawab Aletta setelah diam beberapa saat

"Kamu sebagai ketua kelas, harus tegas dan harus bisa lebih memperhatikan murid yang lainnya," Beliau berkata seakan-akan semua ini karena Aletta tidak memperhatikan teman sekelasnya. Bagaimana bisa Aletta memperhatikan semuanya, matanya hanya ada sepasang ditambah lagi anak baru itu baru dua hari dikelasnya.

Lagipula, yang harusnya lebih memperhatikan murid dan bersikap tegas bukannya para guru dan wali kelasnya ya?

"Iya, buk, lain kali saya akan tegas," Ucap Aletta percaya diri.

"Kembali." ketusnya mengakhiri pembicaraan

Setelah mengiyakan ucapan wali kelasnya, ia langsung bergegas menuju kelasnya. Baru setengah perjalanan, gadis itu melihat seseorang yang baru saja turun dari tembok pembatas sekolahnya. Karena penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk melihatnya.

Cowok itu memakai sweater putih yang menutupi seragam sekolahnya, dan kepalanya juga ditutupi oleh hoddie dan topi hitam polos. Setelah berbalik badan, Aletta dan cowok itu bertatapan cukup lama. Aletta dengan mulut sedikit terbuka, dan cowok itu dengan tatapan datarnya.

Seperkian detik kemudian, Aletta menyadari sesuatu.

"Lo, dari mana aja jam segini baru dateng?!" gadis itu langsung bertanya dengan nada yang cukup tinggi, ia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya terhadap cowok yang ada di depannya.

Rayhan langsung panik, karena itu ia menarik lengan Aletta hingga ke tembok yang mampu menyembunyikan keduanya dari pandangan orang lain. Aletta yang kesal langsung menarik tangannya sendiri, lalu ia menjauhkan diri dari cowok itu.

"Lo, udah telat dateng, main tarik-tarik anak orang lagi!" ketus Aletta tidak santai.

"Lo tau? Gara-gara Lo dateng telat, gua yang kena omel Bu Hanny!" lanjutnya

"Ya gua gatau." Rayhan mencoba untuk membela dirinya sendiri

Setelah itu, Aletta menarik lengan Rayhan dengan kasar. Sedangkan cowok itu hanya menurut saja, karena ia tahu apa yang akan dilakukan gadis itu. Tidak salah lagi, Aletta menyeretnya ke ruang BK.

Ditengah jalan, Rayhan menarik lengannya lalu berhenti berjalan. Merasa ada yang salah, Aletta menoleh ke belakang setelah menghentikan langkahnya. Melihat Rayhan diam sambil menatapnya, Aletta membalikan badannya menghadap cowok itu.

"Gua bisa jalan sendiri." Ucap Rayhan lalu berjalan mendahului Aletta, sedangkan cewek itu menggerakkan sedikit kepalanya kesamping karena merasa heran dengan tingkah cowok itu.

Aletta mengikutinya dari belakang, Aletta terlalu fokus menatap punggung cowok tinggi di depannya sampai-sampai ia tidak sadar bahwa sedari tadi banyak siswi satu sekolahnya yang memandanginya, lebih tepatnya memandangi wajah tampan milik si anak baru, Rayhan.

Terima kasih untuk yang sudah membaca dan membaca ulang:)
Jangan lupa vote dan comment.

Ketua Kelas Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang