Twelve

1.4K 68 0
                                    

Pagi ini seperti biasanya,sinar matahari menusuk-nusuk tubuh gue. Hangat, tapi juga sejuk karena semilir angin pagi mampu merilekskan tubuh gue yang sedang melakukan peregangan,sebelum mulai berlari mengelilingi kompleks.

Setelah dirasa cukup,akhirnya gue mulai berlari,membawa handphone dan juga earphone yang sudah terpasang cantik di telinga gue. Berlari dengan langkah tanpa tujuan, yang terpenting bisa mencapai target gue hari ini.

Sejak kecil, gue kalau joging memang selalu sendirian.  Sebenarnya gak sendirian, hanya saja gue nggak kenal mereka semua. Gue juga nggak tahu, mereka tetangga gue. Tapi gue nggak terlalu akrab dengan mereka, lagi pula gue pikir nggak ada teman sebaya yang tinggal di kompleks selain gue. Entah memang nggak ada atau gue nya yang kurang gaul dengan lingkungan sekitar.

Selama ini gue berpikir, gue selalu menghabiskan waktu di rumah sendirian,terkadang teman sekolah gue main. Itu pun kalau mau keluar.

Disisi lain, entah kenapa gue juga merasa bosan dengan lingkungan gue yang monoton. Tidak ada perubahan apapun, dan gue juga merasa gue ingin berpergian ke tempat yang bisa merilekskan pikiran.
Andai gue nggak malas berpergian, mungkin sudah banyak tempat yang gue kunjungi.

Lamunan gue seketika buyar, seseorang menarik salah satu earphone gue dari kanan. Gue yang sedikit tersentak langsung melepas earphone satunya.

"Hai!" Sapa-nya, namun tatapan lurus ke depan dan wajah nya tidak menunjukan senyumannya sedikitpun.

Gue yang merasa heran hanya bisa menatapnya dengan tatapan bingung. Melihat kanan - kiri, entah apa yang gue cari hingga membuat cowok di depan gue ikut-ikutan melihat kanan-kiri.

"Lo-kok disini?" Tanya gue masih sedikit bingung

Cowok itu, Rayhan. Dia berlari meninggalkan gue dengan seribu pertanyaan yang belum atau bahkan tidak akan dia jawab. Sejak kapan dia disini? Di kompleks sini? Selama ini, gue nggak pernah melihat dia disini, and it's first time gue liat dia disini. Kalaupun dia jogging,nggak mungkin dia sampe masuk ke kompleks tempat gue tinggal.

Dengan rasa penasaran yang tinggi,akhirnya gue berlari mengejarnya.

"Rehan!" Gue menepuk salah satu bahunya,dia berhenti dan gue sedang berusaha menetralkan napas.

"Gue- tadi nanya- kenapa Lo disini?" Tanya gue yang masih berusaha menetralkan napas

Rayhan menawari gue botol yang berisi air. Tanpa berpikir panjang,gue langsung ambil dari tangannya lalu gue teguk sampai habis. Rayhan yang melihat itu hanya bisa diam lalu berdehem, gue yang menyadari itu langsung mengelap sisa-sisa air yang tertinggal di sekitar bibir.

"Eh- Lo gak tau? Itu tadi bekas gue loh." Ucap Rayhan sedikit menggoda,setelah gue membuang botolnya ke tempat sampah yang berada sekitar 3 meter dari tempat gue berdiri sekarang.

Gue yang masih berkumur-kumur dengan air tadi langsung menyemburkannya keluar. Hampir mengenai  Rayhan,akan tetapi gue tahan hingga hanya sedikit air yang keluar,lalu gue Telen airnya dengan susah payah.

"Kenapa Lo ga bilang?!" Sentak gue lalu mengusap sisa-sisa air yang ada disekitar mulut

"Ya lo-nya main ambil punya orang." Bantah Rayhan

Gue menautkan kedua alis gue,kesal.

"Kan lo yang nawarin!"

Dengan perasan kesal tingkat dewa,gue berjalan meninggalkan cowok itu. Bisa gue denger Rayhan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kesal gue,cowok aneh,sinting,gila, ga ada otak.

"Alleta!" Rayhan menarik rambut gue yang gue ikat

"Apaan?!" Tanya gue sarkas.

Rayhan melemparkan senyumannya yang sedikit manis. Yang membuat gue tambah kesal dibuatnya.

Ketua Kelas Vs Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang