19. Hurt or Happiness

3.1K 161 37
                                    

Aku kembali guys .. dengan cerita yang terbengkalai karna yaahh satu dan lain kesibukan dan masalah yang melanda di kehidupan nyata saya.

Semoga masih ada yang nungguin yahh..

Dan pertama-tama aku mau ngucapin Permohonan maaf sebab nggak jadi bikin chapter tentang Naruto. Mungkin akan aku selipkan di dalam cerita aja beberapa potongan masa lalu Naruto yaahh...

Sekali lagi gomeeennn...

Happy Reading minna...



Ooeekkkkkk
Ooeeekk
Oekkk....

Sasuke bernafas lega. Dokter Ino pun tak kalah bersyukur. Tapi perjuangan belum berakhir sebab sang Adik belum keluar.

Ya, Hinata mengandung bayi Kembar. Itu sebabnya perutnya sangatlah besar.

Namun tubuh itu melemas. Pegangan tangannya pada sang Suami hampir terlepas.

"HINATA!"


##








"Bagaimana ini? Hime.. kumohon sadarlah!" Sasuke terus meracau memanggil dengan pilu sang istri.

Bahkan ketika Putranya dibawa keluar oleh Shikamaru pun ia hanya bisa memandang pasrah. Sebagian dari hatinya bahagia karna dapat melihat malaikat kecil yang selama ini dinantikannya bersama sang istri. Namun sebagian hatinya yang hancur justru lebih menyiksa melihat bagaimana menderitanya Hinata karna dirinya.

"Tidak ada cara lain. Kita harus membawanya ke Rumah Sakit" Dokter Ino menjelaskan. Tak dipungkiri hatinya ikut ngilu melihat penderitaan yang harus ditanggung Nyonya muda Uchiha ini.

Tanpa membuang waktu lagi, dengan kasar Sasuke menghapus airmata dikedua pelupuk matanya. Kemudian mengangkat pelan tubuh sang istri yang tak berdaya kedalam dekapan hangatnya.

Membawanya keluar dari kamar tempat persalinan Putra pertamanya. Meski tak cukup layak digunakan sebagai kamar bersalin tapi apalah daya, keadaan memaksa mereka untuk melakukannya.

Diluar kamar dapat ia lihat beberapa tubuh bersimpah darah berserakan. Entah mati ataukah masih hidup ia sama sekali tak peduli. Diluar pondok tua tersebut terdengar jelas sirine dari mobil kepolisian. Beruntung Neji memang cepat tanggap.

Sasuke pun menatap benci sesosok tubuh yang berhiaskan banyak darah yang diseret menuju mobil kepolisian.

'Aku takkan bisa memaafkanmu, Naruto!'

Ia sendiri pun bergegas membawa tubuh mungil sang istri kedalam mobil miliknya, kemudian disusul oleh Dokter Ino beserta asisten pribadinya yang telah mengambil alih Putranya dari gendongan Shikamaru.

"Hime.. lihat! Putra kita baik-baik saja" Sasuke menangis. Airmata nya bahkan tak berhenti mengalir.

"Kau harus membuat kesadaran Nyonya Hinata kembali Tuan. Atau kita tidak akan bisa me-..."

"Tutup mulutmu, brengsek!" Sasuke kalap mendengar penuturan Dokter Ino yang ia tau arah pembicaraannya.

"Sasuke, dia benar. Jangan menyerah untuk membuat Hinata sadar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang