Bagian 13 : mulai nyaman

21.1K 1K 17
                                    

"Sumpah, ya, lo itu ngeselin banget, sih! Dasar, tukang pencari kesempatan dalam kesempitan, lo sengaja kan ngebut? Supaya gue bisa meluk-meluk elo, ‘kan?" kesal Beby panjang lebar. Tangannya sibuk membenarkan poninya yang sudah berantakan tak berbentuk.

"Omelannya lucu," jujur Rival.

“Lo pikir gue ngelawak? Dah, pulang lo!” usir Beby, lalu dengan cepat ia masuk ke rumahnya tanpa menoleh ke belakang lagi. Meninggalkan Rival yang masih memandangnya dengan senyum penuh arti.


***

"Masa, sih!" gumam Beby.

Dari tadi tak henti-hentinya dia berkata seperti itu. Berguling-guling di atas kasur empuknya, dengan kerutan di dahinya, memikirkan sesuatu. Tidak, bukan memikirkan, tapi memastikan.

"Gue kenapa, sih!" geram Beby ke dirinya sendiri.

Ting!

Bunyi HP Beby yang menandakan bahwa ada pesan masuk, dengan langkah malasnya Beby berjalan ke meja belajarnya untuk mengambil HP-nya.

+68121327****
Hi, dear! How are you? I miss u so much. Tunggu sebentar lagi, hanya sebentar. Setelah itu, kita akan bersama selamanya. Love you.
-Bear

Deg!

Beby melupakan masalah utamanya, entah kenapa dia sangat bingung kepada si 'Bear' itu. Pasalnya, bahwa baru kemarin dia mengganti nomor HP-nya, tetapi dengan mudahnya si 'Bear' itu mendapatkan nomornya.

Beby
Kalo lo punya nyali, temui gue sekarang! Nggak usah sok misterius deh, gue muak ngadep in orang kayak lo.

+68121327****
Wah, wah, sabar, dear, sebentar lagi kita akan ketemu. Ternyata kesayanganku sangat tidak sabar ya ....

"Dasar parasit." umpat Beby, setelah
menghempaskan ponselnya di atas kasurnya.

Tok, tok, tok

"Non, di luar ada non Caterine," kata salah satu pembantu di rumah Beby, yang tadi mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.

"Iya, Bi, sebentar lagi aku ke bawah," kata Beby.

Dengan cepat, Beby mengambil jaket merahnya, dan memakainya, lalu turun untuk menemui Caterine. Entah mengapa, hatinya berkata bahwa ada yang tidak beres dengan Caterine. Beby menuruni tangga rumahnya dengan tergesa-gesa, saat dia sudah berada di ruang tamu, di sana dia melihat Caterine duduk di sofa yang ditemani oleh Ganda di sampingnya.

"Rin?" panggil Beby.

"By, apa boleh sementara waktu ini aku nginep di rumah kamu? Maaf, Rin ngerepotin," kata Caterine.

"Tentu, kapan pun kamu mau. Dan kamu nggak pernah ngerepotin, Rin," kata Beby lembut, perlahan Beby menggenggam tangan Caterine, dan mengusapnya pelan.

Beby tersenyum simpul melihat ke arah Ganda, dan menggumamkan kata, 'terima kasih', meskipun tanpa suara, Ganda tahu apa yang dimaksud oleh Beby. Ganda hanya membalasnya dengan senyum simpulnya, dan anggukan di kepalanya.

“Udah ni, gue pulang ya. Cuma mau mastiin orang yang dicari Rin ada aja,” pamit Ganda sambil berdiri dari duduknya.

"Makasih, ya," kata Caterine tulus.

"Ya," jawab Ganda dengan senyum simpulnya, entah mengapa dia sangat senang kalau sang pujaan hatinya, Caterine, tersenyum. Itu bisa diibaratkan seperti matahari tenggelam yang dihiasi warna-warna kesukaannya, jelas sangat indah. Ganda Alay bukan?

"Besok berangkat bareng aku, Rin?" tanya Ganda sambil berharap jika Rin mengiyakan ajakannya.

"Eh, tap-tapi, Beby .... " Ucapan Caterine disela oleh Ganda.

"Tenang, palingan juga ojek langganan Beby yang ngantar," kata Ganda santai.

"Ojek langganan gue? Siapa? Gue nggak punya ojek langganan, kok," tanya Beby, tidak mengerti.

"Liat aja besok, ya udah, gue pulang dulu, ya," pamit Ganda sekali lagi.

***

"Halo, kalian sudah dapat kabar tentang Beby?" kata laki-laki berbaju hitam itu.

"Siap, sudah, Bos, dia sekarang sedang dekat dengan salah satu anak dari pengusaha terkenal di Jakarta, yaitu pak Ari Ishak Hermawan," kata orang di seberang sana.

"Siapa?" tanya laki-laki itu dengan geram, dan tangan yang dikepal kuat.

"Namanya Rivaldo Ishak Hermawan, Bos." Kalimat terakhir dari anak buahnya yang semakin membuat dia marah.

***

My Ice Girl (Hello Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang