Bagian 28 : Papa Posesif

19.4K 805 34
                                    

WARNING! TYPO BERTEBARAN!

***

Rival memasuki rumahnya dengan wajahnya yang ditekuk, bahkan Siska ak bunda Rival pun bingung melihat anak sulungnya yang becicilan itu lesu seketika.

Rival terlentang dikasur empuknya, ia memejamkan matanya tanpa niat untuk beranjak kekamar mandi terlebih dahulu. Rival mengamati hal apa saja yang ia lakukan pada hari ini, sungguh melelakan. Rival merasakan ranjangnya bergerak, ia membuka matanya dan melihat kesamping ternyata itu Bundanya yang duduk disampingnya.

"bagaimana keadaan mantu Bunda? " tanya Siska.

"Beby nggak papa Bun, cuman kecapekan" jawab Rival sambil memejamkan matanya.

"kamu kenapa? Tu muka lecek banget kayak ketek" celetuk Siska.

"huff, udah deh bun Rival capek, jangan ngajak gelud dulu deh mau istirahat" kata Rival ketus.

"kamu lagi ada masalah ya? " tanya Siska kepada anak sulungnya itu.

"nggak kok Bun" jawab Rival dengan wajah lesunya.

"sejail-jailnya Bunda sama kamu. Bunda tau apa yang kamu rasain. Kamu lagi mikirin Beby kan? " kata Siska tulus.

"huff... Bun, kayaknya Rival nggak tau apa-apa deh soal Beby, pacar Rival sendiri" gumam Rival tetapi masih bisa didengar oleh Siska.

"Rival, kesan pertama yang Bunda dapat saat liat Beby itu kayak telur, dia itu kelihatannya kuat tapi sebenarnya dia itu rapuh dan Beby itu type orang yang sembunyiin masalahnya dengan sikap acuhnya. Jadi saran Bunda, kamu cari tau sendiri apa masalah Beby tanpa harus melukai perasaan dia" jelas Siska.

Rival melihat Bundanya itu dengan mimik wajah yang serius, sudah jelas semua apa yang harus dia lakukan nanti.

"makasih ya Bun" kata Rival tulus lalu memeluk Siska.

"udah ih alay banget sih jadi orang" ucap Siska sambil menepuk-nepuk tangan Rival yang sedang memeluknya.

Rival melepaskan pelukanya, dengan cepat dia mencium pipi kanan dan kiri Siska lalu lari terbirit-terbirit ke kamar mandi di kamarnya.

"RIVAL!! " teriak Adi didepan pintu kamarnya saat melihat anak sulungnya itu mencium istri tercintanya.

'memang dasar papanya itu posesive'

***

Keesokan paginya Rival sudah siap dengan seragamnya, ia berencana untuk pergi kerumah sakit terlebih dahulu baru pergi kesekolah.

"tumben lu cepet bangun" celetuk Raihan dengan tangan yang mengusap-usap handuk ke rambut basahnya.

"bener-bener dah lu ya, kagak ada sopan-sopannya ama kak sendiri" ketus Rival.

"ya elah baperan lu kayak anak gadis orang" sindir Raihan lalu pergi menujuh dapur untuk sarapan bersama.

"yee, ni bocah. Emaknya ngidam apa ya" kata Rival ngawur.

"lu bilang kayak gitu seakan-akan emak dia itu bukan emak lu" kata Adi ak papa Rival dan Raihan dingin.

Rival tahu bahwa Papanya sekarang sedang dimode ngambeknya, apa lagi kalau bukan karena tadi malam saat Rival mencium kedua pipi Bundanya. Memang dasar papanya yang terlalu pecemburu, bahkan anaknya sekalipun tidak boleh bermanja-manjaan dengan istrinya.

"masih ngambek? " tanya Rival kepada Adi tapi dengan cuek Adi meninggalkan Rival.

Begitu lah keluarga Rival, mereka tidak memandang sebagai tingkatan dari kartu keluarga, melainkan semuanya teman. Rival maupun Raihan dari dulu diajarkan untuk menganggap Adi ataupun Siska seperti seorang Teman.

My Ice Girl (Hello Princess)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang