"ya, dan loh udah salah nyari masalah sama gue""ma-maaf gu-gue bener-bener ng-nggak tau kalo Caterin sepupu elo" kata Vania.
"dengerin gue ya, lo nggak usah sok deh disekolah ini. Kenapa? Sepatu 'mahal' lo kotor? Gue bisa beliin lo yang baru. Malah sekalian dengan tokohnya" kata Beby dengan sinisnya.
"kalo gue denger sekali lagi, ada yang sok berkuasa disekolah ini!" kata Beby dengan tegas kepada semua orang.
"langsung gue keluarin orangnya" sambung Beby lalu menarik tangan Caterine untuk pergi dari keramaian tersebut.
"nggak salah milih kan gue" batin Rival.
"gue baru tahu kalo Caterine itu sepupunya Beby, pantas ya gue liat wajah Beby itu kayak mirip siapa... Gitu" celoteh Dion.
Rival memutar kedua bola matanya jengah mendengar celotehan Dion, sedangkan Ganda sedang berusaha untuk tidak emosi saat melihat 'gadisnya' di bully, bahkan dipermalukan.
Tapi sayang, emosi lah yang menang. Ganda menghampiri Vania dengan tangan yang dikepal kuat.
"he! Dengerin gue ya, sekali lagi lo ganggu Caterin, gue buat lo dan keluarga lo sengsara. Dengar itu" ancam Ganda lalu pergi meninggalkan Vania dan seluruh orang dikantin yang memandang dia takut.
Karena seorang Ganda Vernando, orang yang terkenal ramah, murah senyum dan pastinya humoris itu sedang marah besar. Dan itu karena seorang cewek...?
***
Dilain tempat, Beby dan Caterin sedang berada ditaman belakang sekolah. Sedari tadi Beby sibuk mengelus-elus punggung Caterin supaya dia tidak merasa sedih lagi.
"udah" kata Beby lembut.
"makasih ya By" kata Caterine tulus lalu memeluk Beby secara tiba-tiba. Beby sempat merasa terkejut, tapi Beby langsung membalas pelukan Caterine dengan lembut.
Dia tahu, saat ini sepupunya sangat membutuhkannya. Jika seorang Beby Irawan bisa menyembunyikan sedih dan sakit hatinya, berbanding terbalik dengan seorang Caterine Wiliam Irawan. Yang emosinya tidak bisa dikontrol.
Caterine hampir sama seperti Beby, seorang yang mengalami broken home.
Tapi Caterine masih bisa menutupi kesedihannya dengan sikap ceriahnya, sedangkan Beby sudah muak akan hidup yang dia jalani.
Tapi Beby tidak bodoh, tidak seperti sinetron-sinetron yang ada di TV, memutuskan untuk mati hanya karena kecewa akan takdir.
Tak lama kemudian Beby dan Caterine melepaskan pelukan mereka.
"oiya kamu kapan pulang dari New york ?" tanya Caterin.
"kira-kira seminggu yang lalu, kalo kamu diganggu kayak tadi bilang sama aku" kata Beby lembut. Sungguh Beby sangat menyayangi Caterine, dia sudah menganggap caterin seperti saudaranya sendiri.
"iya, huff..." Caterine menghembuskan nafasnya.
"maaf ya, karena masalah aku,Beby jadi terlibat" kata Caterine menyesal.
"nggak pa pa, lagian itu bukan salah kamu tadi" ucap Beby.
Kring kring...
"eh itu bel masuk udah bunyi, yuk masuk ke kelas." ajak Caterine lalu Berdiri dari kursi yang ia duduki tadi.
"yuk"
Mereka pun berjalan dengan beriringan ke kelas. Sungguh indah tali persaudaraan mereka.
Tapi siapa yang menyangka bahwa sikap ceria dari seorang Caterin itu tidak sama dengan hidup yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Girl (Hello Princess)
Ficção AdolescenteBagi Beby, Rival itu seperti petasan banting yang dimainkan oleh anak-anak komplek perumahanya. Dia yang menyukai kesunyian harus ekstra sabar saat anak Bunda berkedok Badboy dan The most wanted boy disekolah barunya mulai masuk ke zona nyamannya. T...