Flashback on
22 September 2015
Beby dan Alvian saat itu sedang berada di halaman depan rumah kediaman keluarga Mahersya. Keduanya menikmati pemandangan pada malam hari itu. Suasananya dingin dan berangin, cocok sekali untuk bersantai di luar."Cie, yang seminggu lagi ulang tahun," kata Alvian sambil menyenggol bahu Beby lembut.
"Apaan sih, Kak, pura-pura nggak tau biar surprise gitu," kata Beby dengan cemberut.
"Udah, ih, jangan cemberut, jelek tau," kata Alvian gemas sambil memencet hidung Beby pelan.
"Aku ambil kunci mobil dulu, ya, kamu tunggu di sini aja dulu," kata Alvian, setelah mendapatkan persetujuan dari Beby, yaitu berupa sebuah anggukan, Alvian pun masuk ke dalam rumahnya, dan meninggalkan Beby yang sedang duduk di teras rumahnya sambil memainkan HP-nya.
"By!" panggil Aria saat itu, lalu berjalan menghampiri Beby.
"Ka-k Ar?" kata Beby gugup.
"By, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik sebelum hal yang tidak kamu inginkan terjadi. Jadilah milikku, lalu semuanya akan baik-baik saja," kata Aria sambil meraih tangan Beby, namun dengan cepat Beby menepisnya.
"Kak Ar! Aku ini pacarnya kembaran Kakak sendiri! Dan aku udah bilang, aku cintanya sama kak Al," bentak Beby.
"Aku nggak peduli dia kembaran aku atau bukan, dan dapat aku janjikan bahwa sesudah ini semuanya tidak akan baik-baik saja," kata Aria dengan nada penuh penekanan, lalu pergi meninggalkan Beby dengan keadaan gelisah.
"Ra, maaf, ya, Sayang, Kakak lama, tadi mama nitip sesuatu sama aku," kata Alvian, yang pada saat itu baru saja datang. Ira itu nama panggilan dari Alvian untuk Beby, diambil dari Beby IRAwan. Alvian yang melihat Beby bengong saat itu, langsung memegang pundaknya sambil memanggil namanya.
"Ra?"
"Eh, maaf, Kak," kata Beby menyesal.
"Kamu kenapa?" tanya Alvian lembut.
"Ha? Enggak apa-apa kok, Kak, cuma ... cuma kepikiran kucing aku di rumah udah dikasih makan belom," kata Beby berbohong.
"He, kamu nggak pinter bohong, Ra, sejak kapan kamu punya kucing, ha?Nyenggolnya aja kamu nggak mau," kata Alvian sambil terkekeh kecil. Beby yang pada saat itu tertangkap basah telah berbohong, hanya menundukkan kepalanya malu.
"Ya udah, Kakak nggak akan pernah maksa kamu, kalo kamu udah siap, Kakak akan selalu jadi pendengar setia," kata Alvian lagi dengan tersenyum manis, sambil mengusap puncak kepala Beby lembut.
"Makasih, Kak," kata Beby tulus sambil tersenyum, inilah yang Beby suka dari seorang Alvian, tidak memaksa dan penyabar.
Beby dan Alvian pun berjalan beriringan ke mobil berwarna putih milik Alvian. Dengan manisnya, Alvian membukakan pintu untuk Beby, dan memperlakukan Beby layaknya seperti ratu. Hal kecil seperti itu pun tak luput dari pandangan Beby.
"Silakan masuk, tuan putri," kata Alvian, membukakan pintu mobilnya untuk Beby dengan menunduk patuh ala-ala pengawal kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Girl (Hello Princess)
Fiksi RemajaBagi Beby, Rival itu seperti petasan banting yang dimainkan oleh anak-anak komplek perumahanya. Dia yang menyukai kesunyian harus ekstra sabar saat anak Bunda berkedok Badboy dan The most wanted boy disekolah barunya mulai masuk ke zona nyamannya. T...