UNBREAKABLE #30

261 10 0
                                    

"Dad, berhentilah melakukan perjodohan ini."

Tina menatap wajah ayahnya, Christian Abner yang saat ini sedang makan siang bersamanya. Nafsu makannya langsung hilang ketika ayahnya mulai membahas mengenai perjodohan lagi.

"Aku bukanlah anak kecil lagi, Dad. Dan aku sungguh - sungguh tidak ingin melakukan perjodohan itu."

Christian meletakkan garpunya dan mendongakkan kepalanya menatap wajah putrinya itu sambil tersenyum. "Tapi kali ini daddy menemukan pria yang benar - benar pantas untukmu, sweetheart. Dad yakin kamu akan suka dengan pria pilihan ayah ini."

"Temuilah dia sekali saja ya, sayang? Hanya makan malam," pinta Christian dengan nada bijaksana. "Jika kamu tidak suka dengan pria ini, maka kamu boleh ----"

"Jika aku tidak menyukainya, daddy harus berhenti menjodohkanku."

Christian menatap wajah putri kesayangannya dengan lembut. Dia tahu dari siapa sifat keras kepalanya ini ada di diri Tina. Benar - benar mirip dengan ibu kandungnya.

"Baiklah. Daddy akan berhenti melakukannya jika memang kamu tidak menyukai pria ini."

Tina mengambil gelasnya dan meminum anggurnya sambil tersenyum senang. "Dad tidak boleh mengingkarinya kali ini," ancam Tina sambil memasang mimik wajah serius.

Christian hanya tertawa mendengar ucapan Tina itu. Putrinya itu benar - benar tahu apa yang ada di pikiran ayahnya.

"Segeralah punya kekasih, Tina. Jadi Dad bisa berhenti menjodohkanmu," kata Christian mengultimatum putrinya. "Apa hubunganmu dengan Alex masih tidak ada kemajuan?"

Tina terdiam mendengar pertanyaan ayahnya. Dia tidak tahu harus berkata apa mengenai Alex. Dia memang mencintai Alex tapi dia sendiri tidak pernah tahu bagaimana perasaan Alex padanya apalagi semenjak dia terbangun pasca operasi, dia sadar bahwa sikap Alex padanya sedikit berubah.

"Alex masih saja tidak ----"

"Dimana dan kapan aku harus bertemu dengan pria yang daddy jodohkan denganku?" tanya Tina memotong perkataan ayahnya mengenai Alex.

"Aku lagi tidak ingin membicarakan tentang hubunganku dengan Alex," ucap Tina lagi. "Jadi please, don't ask me again about that."

Christian menghela nafasnya mendengar perkataan Tina itu. Bukan sekali dua kali Tina mengelak membahas mengenai Alex, tapi selalu saja Tina menghindari pertanyaan itu.

"Tina..."

"Dad, kirimkan aku lokasi dan waktu pertemuan itu. Aku akan meluangkan waktu untuk datang meski hanya sekali," kata Tina tegas.

"Apa kamu tidak mau tahu siapa nama pria itu? Dari tadi Dad tunggu tapi kamu tidak pernah menanyakannya," tanya Christian.

"Apa itu penting, Dad?" tanya Tina sambil tersenyum. "Kurasa itu tidak penting bagiku, Dad. Karena menurutku itu sama saja dan aku akan menemuinya di restoran. So, I won't ask his name now."

Christian hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Tina yang benar - benar keras kepala ini. Dia hanya bisa pasrah dan benar - benar berharap bahwa perjodohan ini akan berhasil kali ini.

"Kamu tidak akan pindah dan pulang ke rumah, sweetheart?" tanya Christian membuka pembicaraan lainnya. "Apa kamu tidak merindukan daddy?"

Tina tersenyum masam mendengarnya. Rumah. Tina sampai lupa kalau dia punya rumah. Dulu rumah itu memiliki kenangan indah saat ibunya masih hidup tapi dia juga memiliki kenangan buruk dan hampir saja mati di rumah itu juga. Itulah alasan dia tidak pernah kembali lagi ke sana meski sebenarnya dia kasihan melihat ayahnya tinggal sendiri di rumah itu.

"Tidak, Dad. Lebih dekat aku tinggal di apartemen. Daddy tahu aku masih banyak pekerjaan belakangan ini," tolak Tina halus.

"Tapi tidak ada yang menjagamu, sayang. Bagaimana kalau terjadi sesuatu di sana saat kamu sendirian?" tanya Christian khawatir.

"I'm fine, Dad. Look now aku masih sehat bukan, Dad?" kata Tina meyakinkan ayahnya. "Aku juga masih rajin kontrol ke rumah sakit. Everything is fine. Don't worry about me, Dad. Aku ingin Dad lebih mengkhawatirkan kesehatan Daddy," ucap Tina sambil menggenggam tangan ayahnya dengan lembut.

"Jaga kesehatanmu, Dad. Don't sick," kata Tina sambil tersenyum lebar. Christian tidak tahu bahwa ada yang dibalik senyuman Tina itu ada sesuatu yang disembunyikan oleh Tina dan hanya Tina yang tahu apa itu.

"Dad lebih khawatir denganmu, sayang. Jangan sembunyikan apapun dari Daddy. Tell me if you're sick again, sweetheart. Dad akan mencari dokter terbaik di dunia ini untuk menyembuhkanmu. Kamu maukan berjanji pada Dad?"

Tina menganggukkan kepalanya dan tersenyum sambil menatap wajah ayahnya dengan lembut. "I promise," ucap Tina.

"Oh iya, Tina pulanglah ke rumah akhir pekan nanti. Dad ingin mengajakmu makan malam bersama," kata Christian teringat sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Tina mengerutkan dahinya dengan bingung mendengar ajakan ayahnya. "Makan malam di rumah?" tanya Tina sambil memiringkan kepalanya. "Apa akan ada acara, Dad? Acara apa?"

"Dad mengundang Farrel untuk makan malam bersama kita, Tina."

Farrel?? Kenapa? Kenapa dia muncul lagi?

"Far... Farrel..."

"Ya. Dia kemarin datang menemui, Daddy."

.........to be continue.........

UNBREAKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang