UNBREAKABLE #32

400 10 0
                                    

"Maafkan saya terlambat, Mr. Abner."

Alex memasuki cafe di depan rumah sakit, tempat dia janjian bertemu dengan Christian Abner dengan sedikit tergesa - gesa. Pasalnya dia terlambat lima belas menit karena ada pasien darurat yang membutuhkan pertolongan segera.

Christian meletakkan cangkirnya dan menatap Alex yang kini berdiri di depannya. "Duduklah," ucap Christian mempersilahkan Alex untuk duduk di depannya.

"Terima kasih," jawab Alex lalu dia menarik kursi yang ada di depannya.

"Maaf aku mengganggumu di hari yang sibuk ini, Alex. Tapi ada seseuatu yang harus aku bicarakan denganmu."

"Apa itu, Mr. Abner?" Alex bisa merasakan bahwa ada suasana yang serius dibalik pertemuan Christian dengannya hari ini.

"Katakan padaku bagaimana keadaan Tina? Apakah dia -- tidak, apakah kondisinya sekarang baik? Jantungnya ---"

"Semuanya hingga hari ini masih stabil, Mr. Abner. Selama dia rajin meminum obatnya, beristirahat -- mengurangi pekerjaannya dan rajin check up, dia akan baik - baik saja." Alex berusaha terdengar meyakinkan di depan Christian meski ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Kuharap itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan membiarkannya.

Christian terlihat lega dengan jawaban Alex. Dia benar - benar bisa bernafas lega mendengar jawaban Alex mengenai keadaan putri kesayangannya, Tina.

"Maafkan aku baru bisa mengatakan hal ini padamu dengan benar, Alex." Christian memegang tangan Alex dan menepuknya dengan hangat. Dia menatap Alex dengan wajah bersyukur.

"Terima kasih telah menyelamatkan putriku, Alex. Aku sangat bersyukur ada kamu di sisinya sebagai dokternya dan aku tahu kamu akan menjaga putriku," ucap Christian dengan tulus. Dia benar - benar bersyukur dengan keberadaan Alex yang selalu ada untuk putrinya.

"Anda tidak perlu seperti ini, Mr. Abner. Itu sudah tugasku sebagai dokter, Mr. Abner."

Christian meminum kopinya sambil menatap Alex yang tengah meminum kopinya juga. "Alex, apa kamu tahu siapa yang sudah mendonorkan jantungnya untuk Tina? Aku ingin menemui keluarganya dan mengucapkan terima kasih karena berkat orang itu nyawa putriku terselamatkan," tanya Christian sambil meletakkan cangkirnya.

Alex langsung terdiam sesaat mendengar pertanyaan itu dan dia dengan cepat berusaha mengendalikan raut wajahnya dan emosinya mendengar pertanyaan itu. Alex tidak ingin memberitahu kepada Tina ataupun Christian dan orang lain mengenai siapa pendonor itu.

"Alex..."

"Sorry, Mr. Abner. Aku tidak dapat memberitahu kepada anda mengenai itu selama pihak keluarga tidak menginginkan hal itu. Aku harus menjaga kerahasiaan itu," jawab Alex seprofesional mungkin.

"Baiklah kalau begitu, Alex. Aku mengerti," ucap Christian.

"Alex, ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan selain mengenai keadaan Tina."

Alex bisa melihat raut wajah Christian berubah menjadi lebih serius daripada tadi. "Apa itu, Mr. Abner?" tanya Alex berusaha bersikap setenang mungkin.

"Mengenai Tina." Christian mengubah posisi duduknya dan kini menatap Alex dengan serius.

"Kamu tahu bukan kalau Tina mencintaimu, Alex? Kurasa kamu bukanlah pria bodoh yang tidak mengetahui bagaimana perasaan putriku padamu dan sudah cukup lama kalian dekat selama ini. Kamu pasti sadar bagaimana perasaan putriku padamu, bukan?"

"..."

"Apa kamu juga mencintai Tina, Alex?"

"..."

Alex terdiam begitu mendengar apa yang barusan ditanyakan Christian padanya.

Apa dia mencintai Tina? Ya, aku mencintai Tina. Sebelum Tina jatuh cinta padanya, aku sudah jatuh cinta padanya duluan. Bahkan ketika aku mengetahui penyakit Tina, perasaanku padanya tidak surut dan justru itulah yang membuatku menjadi termotivasi dan membuatku jadi dokter seperti sekarang. Karena aku ingin menyelamatkannya dan membuatnya hidup lebih lama lagi di sisiku.

Tapi sekarang, tidak -- semenjak Tina membuka matanya setelah operasi transplatasi dan saat aku menatap kedua matanya, aku menyadari ada yang berbeda dan aku masih belum bisa mengatasi hal itu.

"Alex, apa kamu mendengar perkataanku?"

Suara Christian membangunkan Alex dari segala pemikirannya tadi. Ia menatap wajah Christian sembari berusaha memikirkan apa yang harus dia katakan saat ini.

"Aku tahu bagaimana perasaan Tina padaku, Mr. Abner." Karena aku juga mencintai putrimu.

"Lalu bagaimana dengan perasaanmu padanya?"

"Sorry, Mr. Abner. Aku tidak bisa mengatakan bagaimana perasaanku pada Tina pada anda sekarang. Tetapi jika anda ingin tahu bagaimana arti Tina untukku, dia adalah wanita yang spesial untukku dan dia memiliki tempat khusus di dalam hidupku."

"Jadi apa kamu tetap akan menggantungkan hubungan kalian seperti ini?" Nada suara Christian berubah menjadi tegas seperti layaknya seorang ayah yang ingin melindungi putrinya. "Jangan katakan padaku kalau kamu akan menggantung perasaan Tina sementara kamu tidak tahu bagaimana perasaanmu padanya."

"Alex, kamu tahu Tina selama ini menolak semua pria yang aku jodohkan dengannya dan kamu tahu kalau semua itu dia lakukan karena dia hanya mencintaimu."

"Aku tidak ingin melihat wajah Tina menjadi sedih setiap kali aku mulai menanyakan tentang dirimu padanya."

"Mr. Abner, aku ------"

"Aku menyukaimu, Alex. Dan jika memang kamu juga mencintai putriku, aku memberikan restuku untuk kalian berdua. Tidak ada hal lain yang membuat seorang ayah bahagia selain melihat senyum putrinya bahagia bersama pria yang dia cintai."

"Mr. Abner, aku tahu bagaimana perasaan anda pada putri anda, Tina."

Alex menatap wajah Christian dengan serius. "Dan sama seperti yang anda katakan tadi, aku juga bahagia ketika melihat Tina tersenyum bahagia menjalani hidupnya ini dan bisa membuat hidupnya lebih lama. Aku bahkan rela memberikan nyawaku demi dia."

"Tapi jika anda menanyakan perasaanku padanya saat ini. Sorry, Mr. Abner. I can't tell you about my feelings now."

"Why?" tanya Christian bingung. Sesaat dia tadi bisa melihat bagaimana Alex mencintai putrinya tapi sekarang dia bisa melihat ada keraguan di ucapannya barusan.

"..." Alex hanya diam dan memilih tidak mengatakan apa pun. Biar dirinya saja yang tahu apa yang mengganggu pikirannya.

Christian menarik nafas panjang sebelum dia harus mengatakan kalimat yang sebenarnya tidak ingin dia ucapkan pada Alex. Tapi dia harus melakukannya demi putrinya, Tina. "Aku berikan kamu waktu 2 minggu untuk berpikir mengenai perasaanmu pada Tina, Alex."

"Kuharap kamu kali ini benar - benar memikirkannya dan memutuskan bagaimana hubungan kalian. Aku sudah tidak bisa lagi melihat wajah sedih menghiasi wajah putriku, Tina."

Christian mendorong kursinya ke belakang dan dia bangkit berdiri sambil menatap Alex yang ikut berdiri di depannya. "Jika memang kamu sudah tidak memiliki perasaan yang sama pada Tina, maka menjauhlah dari putriku."

"Aku mohon padamu, Alex."

"Biarkan Tina bahagia bersama pria lain jika memang kamu tidak bisa bersama putriku, Alex. Aku hanya ingin putriku hidup bahagia dengan seseorang yang akan mencintainya di sisinya."

......to be continue......

UNBREAKABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang