"Dane.. hei bangun! Dasar pemalas.." sebuah suara terdengar sangat berisik. Sepasang mata terbuka secara perlahan.
"Em.. apaan sih!" Dane merenggangkan otot ototnya dan mengumpulkan kembali kesadarannya.
"Apa apaan sih! Sudah pagi Dane Damarion Sherwood.. apa kau tak mau berangkat kuliah hm.." omel Mark sudah seperti ibu ibu yang membangunkan anak remajanya.
'Hei Mark! Tidak usah diabsen nama panjangku seperti itu..' cibir Dane dalam hatinya.
"Siap mom Mark!" Dane mengangkat tangannya dan menempelkan di dahinya tanda hormat.
"Hm.. up to you sister Dane.. haha..." Mark melenggang keluar kamar Dane. Dane hanya mendengus kasar, menyambar handuk dan melenggang pergi ke kamar mandi.
Air shower membasahi ujung kepala Dane mengalir sampai ke lantai. Sejuk menyegarkan kata yang pantas untuk itu. Tetes tetesan air yang mengalir seakan mampu menghilangkan beban yang dimilikinya. Wajah tampan Dane yang terlihat seperti tembok membuat orang yang melihatnya akan menilai dia sangat dingin dan cuek.
Seorang pria bernama lengkap Dane Damarion Sherwood, yang berwajah tampan seperti model, berhidung mancung, berambut seputih salju memang lebih dari kata tampan. Dane memiliki tatapan tajam yang mematikan, seperti elang. Wajah yang seperti tembok itu menutupi kesedihan dan luka yang mendalam, yang dulu pernah singgah lama di hatinya. Sehingga membuat orang menilai dia tak punya masalah dan bermasalah. Tetapi pada kenyataannya dia memiliki banyak sekali masalah.
Mata Dane terpejam terlihat begitu lelah. Guyuran air membuatnya tenang dan melupakan rasa sakit yang masih membekas di hatinya.
Dorr..dorrr.. dorrr..
Suara pintu di gedor membuat kedua mata Dane terbuka."Kak Danee.. cepetan...!" teriak Leen dari luar sembari terus menggedor pintu kamarnya.
"Iyah..Yah.." balas Dane singkat.
Selesai mandi Dane berpakaian tak lupa memakai mantel hitam kesayangannya. Tas yang tak sempat diganti isinya langsung di bawa oleh pemiliknya. Dane bersiul riang sembari melangkahkan kakinya ke dapur. Rambut putihnya yang masih basah jatuh ke dahi menambahnya semakin tampan.
"Morning.. my sister and my brother.." sapa Dane sembari duduk di kursinya dan menyambar roti lapis coklat.
"Morning..morning.. udah mau siang kali.. Dane.." Leen mengerucutkan bibirnya kesal.
"What? You call me Dane?" Dane memastikan bahwa dia tidak salah dengar.
"Yeah.."
"Hei.. aku ini kakak mu adik kecil! Tak sopan kau memanggilku seperti itu tau adik kecil?" Dane memakan roti lapisnya.
"Hei aku sudah besar, kenapa kau memanggilku 'adik kecil' kak?"
"Karena kau adik kecilku.."
"Aku su.."
"Hei.. berisik sekali kalian! Tidakkah kalian lelah bertengkar terus hm..? Sudahlah Leen! Dane itu kepala batu dia tidak akan mengalah.." omel Mark yang terusik.
"That's right momy Mark!" Dane melenggang pergi dengan cepat.
"DANE DAMARION SHERWOOD...!" teriak Mark, matanya melotot hampir keluar. Jika saja Dane tak cepat pergi pasti gelas yang ada di tangan Mark sudah mengenai kepalanya.
Sementara itu Leen hanya cekikikan di samping Mark. Mark memelototinya seketika Leen langsung diam.
"Peace.." Leen tersenyum kearah Mark sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha [REVISI]
WerewolfDane Damarion Sherwood Werewolf? Kisah bualan yang hanya imajinasi belaka. Konyol. Di jaman yang canggih ini masih ada kisah bualan seperti itu, dan tersebar sebagai legenda yang belum terbukti kebenarannya. Sangat sulit diterima oleh akal sehatku...