Dane melangkahkan kaki menyusuri gang, earphone menggantung di kedua telinganya memutar sebuah lagu. Langkahnya terhenti ketika merasakan ada yang lewat di belakangnya.
'Shit.. siapa tadi cepet banget..' batin Dane. Ia kembali melangkah maju kedepan, pundaknya di tepuk dari belakang.
"Hai.." sapanya. Dane menoleh dengan muka datarnya kembali berjalan.
"Hai Dane!" panggilnya lagi.
"Apa?" Dane menghentikan langkahnya tanpa menoleh.
Tap..tap..
Langkah kaki mendekati Dane."Benarkah kau Dane Damarion Sherwood? Putra pertama Thomas dan Haselyn?"
Shit..
Seketika tubuh Dane membeku, mendengar nama kedua orang tuanya. Terbesit sebuah luka yang lama terkubur terbuka lagi. Cuplikan cuplikan kenangan masa lalunya yang menimbulkan luka dalam di hatinya kini kembali terkelupas. Hatinya sesak dan terasa perih."Ba..bagaimana kau tau?" Dane merasa lidahnya kelu untuk berkata.
"Aku James, teman mereka. Aku hanya ingin berbicara denganmu..!" ucap James mendekati Dane yang melangkah duluan.
"Apa?" Dane berusaha keras untuk tetap datar dan tidak perduli.
"Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari ibumu. Dia berpesan kalau aku harus menjagamu dan adikmu.. itulah pesannya padaku sebelum dia pergi!" papar James.
'Bagaimana mom berpesan padanya sebelum dia pergi? Pasti dia mengada ada..' batin Dane.
"Tidak.. aku tidak bohong ibumu yang pesan langsung padaku! Hati hati dengan berburumu Dane, takdirmu sangat rumit namun akan berujung indah.. saya pamit Pangeran Dane..! Oh ya hati hati besok..!" ucap James lirih seperti hembusan angin namun terdengar jelas oleh Dane walau dia sedang memakai earphone.
Wajah Dane bingung, pikirannya kemana mana. Rumit seperti benang yang tergulung gulung. Tak sempat dia menanyakan pada James, dia sudah hilang pergi entah kemana. Dane kembali melangkahkan kakinya dengan penuh penasaran melangkah pulang.
Sampainya dirumah Dane melihat Leen yang sedang menonton tv dan Mark tidak kelihatan batang hidungnya.
"Kakak besar.. kapan kau pulang? Kemana muka tembokmu hm..?" Dane baru melangkah mendekati sofa sudah di sambut oleh pertanyaan Leen.
"Baru.. ada apa?" Dane tetep dingin.
"Besok kita pindah ke Miami karena aunty ada urusan.." ucap Leen yang sedang fokus menonton drama.
'Hah? Miami? Rumah itu?' Dane membeku di tempat. Lukanya yang baru mengering akan kembali basah.
"Tapi kita tidak kembali ke mainsion kita, kita akan tinggal di hotel karena hanya dua hari saja.." sambung Leen membuat Dane bernapas lega, namun pikirannya kembali teringat pada kata kata James tadi.
'Apa maksudnya hati hati dengan besok? Apa maksud perkataan James bahwa aku pangeran? Siapa dia sebenarnya?' pertanyaan sangat banyak bermunculan di otak Dane, membuatnya semakin penasaran.
**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**
Matahari bersinar memantulkan sinarnya membuat tumpukan salju bersinar mengkilap. Udara sejuk sangat menyegarkan.
"Leensya.. cepetan!" sewot Mark di depan pintu Leen.
"Yap sebentar!" teriak Leen dari dalam kamar. Leen keluar dari kamarnya dengan pakaian dinginnya. Dia memakai kaos oblong dengan swaeter panjang berwarna peach dengan jeans panjang dan sepatu bot tinggi berwarna coklat muda. Rambut hitamnya dibiarkan terurai.
"Woi.. ayo!"
"Ea..iya.." sewot Mark.
Mereka berempat menaiki mobil menuju ke Miami. Meninggalkan Los Angeles pergi ke tempat yang menjadi kampung halaman mereka. Tempat dimana hanya akan menimbulkan mengalirnya air mata dan luka.
Tak terasa lamanya perjalanan sangat menjenuhkan. Leen sedang memhias kuku kuku cantiknya. Mark apa lagi kalau buka baca buku, sedangkan aku hanya menikmati pemandangan luar jendela.
"Awas pak ada truk!" teriak aunty Hana.
Mobil hitam ini oleng kehilangan ke seimbangan melaju dengan kecepatan sedang.
"Ayo lindungi diri kalian! Bersiaplah melompat.. 1..2..3! Lompat!" serempak penghuni mobil melompat menyelamatkan diri sebelum mobil menabrak truk dan terbekar.
'Arkh.. perih..' gerutuku dalam hati. Pecahan pecahan kaca mengenai baju dan mantelku memembus ke kulit. Pandangan dan penglihatanku mulai tidak berfungsi terakhir yang Dane dengar adalah teriak dari Leen, Mark dan aunty Hana. Pandanganku semakin buram dan kesadaran Dane hilang.
"Akh.. to..long..!" teriak supir meminta tolong. Orang orang yang sedang beraktivitas berhamburan menghentikan aktivitasnya dan mengerumuni mereka.
**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**
Dane terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara suara aneh yang mengganggu tidurnya. Pertama tama yang dia lihat adalah sebuah ruangan seperti kamar yang sangat luas dan dua manusia berdiri tak jauh darinya.
"Wah.. kau lihat! Anak kita sudah bangun.." ucap seorang wanita yang cantik dengan lembut. Mereka mendekatiku.
'Shit.. dimana aku? Siapa orang itu?'
"Halo pangeran kecilku.. selamat datang di dunia.." tambahnya. Tubuh Dane melayang merasakan pelukan wanita itu.
'Kenapa tubuhku melayang? Oh shit.. aku dipeluk? Sekecil itukan tubuhku?'
"Kau lihat bayi kecil kita sangat mirip denganmu!" ucap wanita itu menatap ke arah pria di sampingnya. Pria tadi mengulurkan tangannya mengusap pipiku.
'Aah... persetanan dengan semua ini membuatku gila. Mimpi aneh apa lagi ini? Kemana tubuh atletisku? Kenapa aku jadi bayi?'
Dane hanya memandang bingung, matanya terpejam berharap dia akan bangun dari mimpi anehnya ini dan tersadar kembali kedunia nyatanya. Mata mungil itu terbuka menampakkan wajah seorang wanita dan pria tadi sedang memandangnya.
Dane ingat betul saat dia sedang berada di dalam mobil dan mobil itu mengalami kecelakaan bersama keluarganya karena mobil oleng. Dane dan keluarganya melompat keluar menyelamatkan diri sebelum mobil terbakar. Harusnya dia sedang berada di ICU rumah sakit, bukannya berada di ruangan ini. Bagaimana keadaan adiknya dan keluarga lainnya?
'Apakah aku berinkarnasi? Terlahir kembali dengan ingatan di masa lalu yang masih utuh?' pikir Dane.
Disebut mimpi bisa jadi bukan, karena sentuhan mereka terasa nyata. Jika benar dia bermimpi dua ingin cepat cepat bangun dari mimpi ini. Wanita dan pria tadi mirip seperti orang tuanya.
Dane menangis sambil memanggil mom dan dadnya, namun yang keluar hanya suara tangisan bayi.
"Hoah..haha.."
'Ah.. kemana suara seksiku? Kenapa aku tak bisa berbicara?'
Dane hanya menangis dan menangis. Kedua orangtua itu menenangkannya dan menghiburnya dengan lawakan buatan mereka, namun Dane tetap menangis. Menangisi takdirnya yang rumit dan sulit di mengerti seperti ucapan James kemarin.
************************************
Hola! Bagaimana pendapat kalian tentang part ini? Budayakan vomen ya guys..!
Lanjut? Syaratnya vomen doeloe!!Salam
~kimjihyun752
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha [REVISI]
Hombres LoboDane Damarion Sherwood Werewolf? Kisah bualan yang hanya imajinasi belaka. Konyol. Di jaman yang canggih ini masih ada kisah bualan seperti itu, dan tersebar sebagai legenda yang belum terbukti kebenarannya. Sangat sulit diterima oleh akal sehatku...