🐺39_🐺

1K 59 4
                                    

🎉Selamat Hari Raya Idul Fitri 1440 H  Mohon Maaf Lahir dan Batin🎊 Maafin saya ya jika saya banyak salah sama kalian semua.

Di hari yang spesial ini saya update untuk kalian..

Happy Reading!

***********************************

"Tuan Drack! Drack! Di mana kau?" teriak Stella yang baru tiba di kastil Drack.

"Maaf Nona! Tuan Drack telah lenyap bersama dengan kakaknya" pengawal yang menjaga pintu besar yang menghubungkan dengan ruangan pribadi Drack menghentikan langkah Stella.

Stella menatapnya tidak percaya. "Bodoh tidak mungkin dia mati begitu saja! Aku tidak percaya!" Stella tetap memaksa untuk masuk.

"Tapi Nona itu kenyataannya, kalau Nona tidak percaya silakan tanya pada semua penghuni kastil ini!" bentaknya.

"Beraninya kau membentakku! Dasar makhluk rendahan!" merasa tidak terima Stella segera meninggalkan kastil tersebut.

Di perjalanan Stella masih tidak percaya dengan berita kekalahan sekaligus kematian Drack. Bukankah kekuatan Drack lebih besar dari Cetta.

"Aku tidak percaya Drack mati semudah itu tapi, jika itu benar maka aku harus mencari sekutu baru yang lebih kuat darinya" gumam Stella sembari memikirkan rencana baru untuk memisahkan Cetta dan matenya. Seolah dia tidak merasakan sedih karena kehilangan sekutunya itu.

"Cetta. Kau milikku dan akan selalu jadi milikku" Stella menggenggam erat tangannya. Sembari memperlihatkan senyum liciknya pada dunia.

"Jesslyn jangan harap kau akan menjadi luna Blackmoon pack, karena luna Blackmoon pack adalah aku, Stella. Aku yang akan bersanding di atas tahta bersama Cetta bukan dirimu. Secepatnya aku harus menyingkirkan Jesslyn dari hidupku, kalau tidak sia-sia sekali usahaku membunuh orang tuaku sendiri" Stella tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya. Tega sekali seorang anak membunuh orang sendiri.

Di sisi lain, Jesslyn tidak bisa tidak mencemaskan Cetta. Entah kenapa dia merasakan sebuah fisrasat buruk yang menimpa Cetta.

"Jesslyn duduklah! Cetta pasti akan baik-baik saja!" ucap ibunya mencoba menenangkan putrinya.

"Mom! Aku merasakan firasat yang.."

Tiba-tiba pintu terbuka menampakkan beberapa warrior yang sedang memikul tandu. Di atas tandu tersebut berbaringlah Cetta dengan tubuh kaku.

"Cetta!"

"Cetta!"

Teriakan histeris mereka terdengar penuh kesedihan. Bagaimana tidak bersedih? Melihat orang terkasih terbaring kaku di depan mata kalian. Jesslyn mundur beberapa langkah, kakinya yang lemas membuatnya jatuh terduduk. Dia tidak mampu menahan kesedihannya. Cetta yang terbaring kaku di depannya mulai memburam, dan dalam sekejap tertutup oleh air matanya sendiri. Dia menangis. Hatinya sakit, sedih, serta terasa dingin.

"Cette! Wake up! Wake up please!" teriak Laurine seraya menggoyangkan tubuh putranya tersebut.

"Cetta! Don't leave me please!" Jesslyn menyeret tubuhnya yang tak sanggup berdiri mendekati Cetta. "Cetta!"

"Tolong selamatkan putraku!"

Dylan mendekap istrinya berusaha menenangkan Laurine. "Sayang, biarkan Cetta tertidur. Dia tidak akan mati, benarkan?" hiburan Dylan tidak berpengaruh sama sekali pada istrinya. Dia tetap menangis.

"Kak, sembuh dia kumohon! Sembuhkan Cetta!" Jesslyn menggoyang-goyangkan kaki kanan Peter sesekali bersimpuh memohon kepadanya. "Help me please!"

My Alpha [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang