Di bawah sinar rembulan, kegelapan menyelimuti. Di ambangan kehancur dunia, senyum manis menghiasi bibir. Di kesepian malam, terdengar tawa yang menggelegar. Di dunia ini aku hidup, di bawah kasih sayang. Kasih sayang yang akan mengubah dunia menjadi seperti sedia kala. Kegelapan tak akan bertengger di dunia ini terlalu lama. Karena aku akan selalu memeranginya.
~~~~~~~~~~~~|Cetta|~~~~~~~~~~~~
'Auuu.. aauuu...' lolongan Clark terdengar keras, tanda dirinya sedang merasa bahagia. Kebahagiaan yang tidak ada taranya, yang tak bisa diungkapkan melalui kata kata.
'Mate.. auuu... mate..! Cetta biarkan aku mengambil alihmu!' ucap Clark.
'Jangan dulu! Jika kau hilang kendali bagaimana?' tanya Cetta.
'Tak akan. Ayolah Cetta!' bujuk Clark.
'Tidak Clark, ini demi keselamatan kita dan semua umat! Jadi serigala cerewet tidak boleh mengambil alih sampai aku selesai menandai mate kita!' setidaknya dengan berkata seperti itu Clark dapat menerimanya.
'Baiklah! Auuu..!' lolongan kegembiraan itu kembali terdengar, menggema di dalam pikiran Cetta.
"Maaf apa kalian bisa.."
"Baiklah kami akan memberi kalian privasi, tetapi panggil kami lagi ketika sudah selesai!" belum sempat Cetta menyelesaikan kalimatnya, perkataannya sudah di jawab dahulu oleh Peter. Cetta serta Jesslyn menganggukkan kepala kompak.
Ketika hanya ada mereka berdua di dalam kamar tamu, udara malam yang menyapa permukaan kulit terasa berhembus untuk menggoda dua makhluk immortal tersebut. Mata malu malu tertangkap basah tengah mencuri pandang. Ketika pandangan yang sebenarnya bertemu, detak nadi seakan berlomba marathon.
"Maaf mungkin kau masih bingung, tapi percayalah aku akan selalu menjagamu sebagai mateku dan Clark. Kami akan melindungimu bersama, karena hanya ada satu mate untuk seumur hidup!" Cetta berusaha memecahkan kecanggungan untuk berkata di antara ke duanya.
"Sebenarnya aku tidak tahu apa apa tentang ini. Kau tiba tiba datang dan mengatakan semua itu. Jujur aku bingung, tapi aku merasa nyaman dengan ini! Lakukan apa yang ingin kau lakukan!" Jesslyn seakan memberi peluang bagi Cetta untuk segera menandainya.
"Maaf mungkin ini akan terasa sedikit sakit!" Cetta berjalan mendekati Jesslyn.
Jarak Cetta dengan Jesslyn semakin terkikis, sehingga hampir tidak ada jarak bagi keduanya. Jemari jemari Cetta membelai rambut hitam Jesslyn, menari di sana sebelum menyebakannya ke samping. Sehingga leher jenjang yang bersih itu terlihat. Cetta menatap Jesslyn lekat lekat, berusaha meyakinkan diri.
Jesslyn mengangguk pelan, menandakan bahwa dia sudah siap. Cetta mendekatkan wajahnya ke leher Jesslyn. Tercium aroma khas yang di keluarkan oleh tubuh Jesslyn, membuat Cetta melayang layang. Aroma pancake yang baru di panggang bercampur dengan wangi vanila. Begitu harum wanginya. Cetta membenamkan lehernya lebih dalam, menghirup aroma wangi tubuh Jesslyn dalam dalam. Membuat sang empunya tubuh merasakan kegelian yang menggelitikinya.
"Maaf mungkin ini akan sakit!"
Cetta memegangi kedua pundak Jesslyn dengan tangan kokohnya. Taring yang menyembul di celah bibirnya menyapa kulit leher Jesslyn. Cetta menancapkan taringnya pada leher Jesslyn. Membuatnya darah segar keluar dan mengalir. Terasa manis di lidah.
"Akh.. perih! Apa masih lama? Ini sangat perih?" rintik Jesslyn ketika lehernya di tancapi taring Cetta lebih dalam.
"Maaf!" balas Cetta.
Beberapa saat kemudian, Cetta selesai melakukannya. Sekarang mereka sudah saling terikat, kedua darah mereka saling bertukar membuat mereka terjalin dalam benang yang tak akan pernah putus. Cetta membersihkan sisa darah di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha [REVISI]
WerewolfDane Damarion Sherwood Werewolf? Kisah bualan yang hanya imajinasi belaka. Konyol. Di jaman yang canggih ini masih ada kisah bualan seperti itu, dan tersebar sebagai legenda yang belum terbukti kebenarannya. Sangat sulit diterima oleh akal sehatku...